Jevan membuka pintu kamar tamunya dengan nampan ditangan kiri.
Dia melangkah mendekati Jihan yang masih terbaring lelap di atas kasur berlapis seprei cream tersebut,lalu dengan pelan ia letakkan nampan tersebut ke atas nakas.
"Abis ini dimakan dulu buburnya.Lo nggak perlu berangkat ke sekolah karena nggak ada jadwal remidial,jangan keluar rumah juga demam lo belum turun soalnya.Rumah nggak ada orang setelah ini,bi Ratih juga lagi pulang kampung.Pintu nanti gue tutup,kalo ada tamu diliat dulu siapa orangnya jangan langsung dibuka pintunya.Obatnya udah gue letakin disamping mangkuk"ucap Jevan menatap Jihan yang masih menutup matanya
"Jaga diri lo"tutupnya menyempatkan mengusap surai Jihan sebelum akhirnya pergi
Jevan tidak bodoh untuk berbicara dengan orang yang tidur,dia tentu tau Jihan tengah pura-pura tidur,tapi Jevan mencoba untuk memahami.
Ceklek
Tepat setelah pintu tertutup,Jihan membuka matanya yang memerah sembab.
Dia mendudukan diri lalu menatap datar pantulan dirinya di cermin.Benar-benar kacau,rambut kusut,pucat,mata sembab,juga lebam dipelipisnya.
Dia menoleh saat mendengar suara motor Jevan dibawah sana.Menyadari sang sepupu yang sebentar lagi pergi,Jihan segera beranjak dari tempat tidur memasuki kamar mandi untuk bersiap-siap.
Setelah selesai dengan ritual mandinya,Jihan mencoba menghubungi nomer seseorang.
"Halo?maaf dengan siapa?"
"Saya Jihan,putri bapak Arya.Papa saya ada dikantor tidak ya?"
"Oh nona Jihan,Pak Arya berangkat,dan sekarang sedang meeting.Ada yang bisa saya bantu?"
"Tidak terima kasih"
Jihan menutup sambungan telefon tersebut lalu bergegas pergi.
"Nona Jihan,selamat datang"sambut resepsionis
"Meetingnya sudah selesai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihanathan
Fiksi RemajaCompleted✔️✔️ BOOK II Mari kita lihat seberapa berpengaruhnya kedatangan Adiputera Nathananta Zafer dalam kehidupan seorang gadis bernama Aneska Jihana Zaphira.