Prolog

579 21 0
                                    

Cast:

- Zhong Chenle as Kaisar Baskara
- Lee Jeno as Kafi Raditya
- Park Jisung as Arka
- Qian Kun as Kak BIma

Lastly, happy reading!

-----------------------------------------------------

"Astagaaa anak gadis satu ini kenapa tidurnya kayak orang koma sih?!"

Suara ocehan mama yang diiringi dengan sinar matahari yang langsung menyorot wajah Kania mau tidak mau langsung membuatnya terbangun. Masih dengan mata terpejam, Kania pun terduduk di atas tempat tidurnya.

"Masih pagi kenapa harus teriak-teriak sih, Ma?"

"Udah hampir jam 10, anakku sayang. Matahari udah gagah tuh di atas awan!" Kata mama sembari menunjuk matahari yang terlihat dari jendela.

"Ya ampun! Mama kenapa nggak bangunin Kania daritadi sih?" Kania yang terkejut langsung lompat dari tempat tidur dan langsung masuk ke kamar mandi. "Hari ini kelasnya Pak Nugi, tau!"

"Mama udah bangunin kamu ribuan kali, tapi tetap aja kamu nggak mau bangun! Ah. pasti semalam kamu begadang nonton drakor," kata mama sembari melipat selimut. "Tadi Kaisar datang, tapi akhirnya pergi duluan karena nggak mau telat."

"Dasar nggak setia kawan!"

"Udah, jangan ngoceh terus. Cepetan mandinya!"

Perempuan itu adalah Kania Amandita, 20 tahun, mahasiswi semester 6 jurusan Manajemen. Tidak, Kania bukan pemalas. Ia hanya kesulitan bangun pagi karena suka terjaga hingga dini hari. Oleh karenanya setiap ada kelas pagi, terkadang ia lebih baik tidak tidur daripada harus kesiangan seperti hari ini.

Setelah selesai mandi dengan kecepatan cahaya, Dengan kecepatan yang sama ia bersiap lalu keluar dari kamarnya.

"Kania berangkat ya, Ma." Katanya sembari mencium tangan mamanya lalu lanjut berlari keluar dari rumah.

"Kamu bawa kunci, kan? Toko mau buka sampai malam, jadi kamu makan malam sendiri, ya!"

"Beres!"

***

Setelah turun dari angkutan umum, langkah kaki Kania terhenti saat ponselnya bergetar.

Setelah turun dari angkutan umum, langkah kaki Kania terhenti saat ponselnya bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesan masuk dari Kaisar membuatnya mengembuskan napas lega. Niatnya untuk berlari sampai ke fakultas diurungkan, dan digantikan dengan berjalan santai sembari menikmati sejuknya angin yang menerpa wajahnya.

Saat sampai di pintu masuk kantin, Kania langsung menebarkan pandangan. Mencari sosok laki-laki tinggi berkulit putih seputih susu, dengan rambut hitam tebal yang dipotong pendek dan sedikit berponi. Memiliki mimik wajah yang tegas, tapi terlihat seperti anak bayi saat tersenyum. Dia adalah Kaisar. Kaisar Baskara. Satu dari empat teman terdekat Kania sejak masa orientasi. Atau bisa dibilang yang paling dekat karena mereka selalu berada di kelas yang sama.

Klandestin Sang KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang