Suara klakson mobil milik Kafi membuat Kania yang masih memakai parfum langsung bergegas keluar dari kamarnya. Setelah memastikan seluruh pintu dan jendela sudah terkunci, Kania pun keluar.
"Jangan lari-lari." Kata Kafi yang sedikit berteriak dari luar pagar saat melihat Kania langsung berlari setelah mengunci pintu utama. Sedangkan yang diperingatkan masih juga berlari kecil sembari tersenyum dan melambaikan tangan.
"Good morning." Sapa Kania setelah sampai di depan pagar.
"Good morning, princess," balas Kafi lengkap dengan senyuman. "Papa sama mama mana? Mau izin dulu."
"Mama sama papa jam segini udah di toko, gue sendirian."
Kafi mengangguk paham, mereka pun masuk ke mobil dan bersiap untuk pergi.
"Ready?" tanya Kafi seraya menghidupkan mesin mobil.
"Ready," jawab Kania sembari memakai sabuk pengaman. "Mau ke mana kita, Kak?"
"Terserah kamu."
Mobil pun mulai bergerak meninggalkan rumah Kania.
Kania menatap Kafi bingung. "Kamu?"
"Iya, kamu." Tidak ada jawaban dari Kania, membuat Kafi menoleh cepat padanya. Mendapati wajah bingung Kania, Kafi pun terkekeh dan kembali menatap jalanan di depannya. "Aku mau berhenti pakai gue-lo sama kamu."
Kali ini Kania yang terkekeh sembari menggelengkan kepala. "I have no idea, Kak. Terserah kamu aja. Aku ikut."
Kania melihat Kafi yang tersenyum dengan matanya yang ikut melengkung membentuk bulan sabit. Lucu, pikirnya. Sepertinya ada banyak kupu-kupu yang terbang di dalam perut mereka berdua saat ini.
"Oke, kalau begitu tujuan pertama kita hari ini adalah Jakarta Aquarium." Kata Kafi dan mulai membelokkan mobilnya keluar dari lingkungan perumahan Kania.
Jakarta Aquarium, Kania ingat kalau ia pernah bilang pada Kafi kalau ia ingin sekali mengunjungi tempat ini dua minggu yang lalu. "Gue liat foto orang di sana tuh bagus-bagus, Kak. Estetik banget." Katanya. "Tapi nanti deh, mahal banget tiket masuknya. Meski pasti sesuai sama apa yang ada di dalam."
Saat itu Kafi hanya bilang kalau Kania bisa menghubunginya kapan saja jika ingin ditemani ke sana. Siapa sangka hari ini malah Kafi yang langsung membawanya ke Jakarta Aquarium.
"Di sana bisa makan waktu satu sampai dua jam, berarti kita bakal keluar waktu makan siang," kata Kafi. "Berarti destinasi selanjutnya adalah kafe kucing. Aku lupa apa nama kafenya, tapi aku tau di mana tempatnya."
Kafe kucing, Kania juga pernah menyampaikan keinginannya yang satu ini pada Kafi dan seingatnya ia sudah cukup lama mengatakannya. "Gemes banget, lho, Kak. Kucingnya pada gembul-gembul dan kalem banget!" katanya waktu itu. Sekali lagi, Kafi pun bilang kalau ingin ke sana, Kania bisa menghubunginya.
"Untuk penutup sebelum pulang, kayaknya beli burnt cheesecake sama choco lava cake tuh pilihan yang bagus," kata Kafi. "Hari ini cuma bisa ke sana, tau sendiri jalanan kota ini gimana. Nggak apa-apa, kan?"
Untuk kue, Kania baru mengatakannya tiga hari yang lalu. Ia ingin sekali mencicipi burnt cheesecake. Toko keluarganya hanya menjual roti, yang akhirnya membuatnya penasaran akan makanan penutup yang sedang viral itu.
Jujur saja, Kania mengatakan semua keinginannya pada Kafi tanpa ada maksud apa pun di belakangnya, bahkan ia pun sudah melupakan setelah mengatakannya. Tapi ternyata Kafi mengingatnya, dan hal sederhana ini membuat Kania senang.
"Kok Kak Kafi bisa ingat semua keinginanku sih?"
"Namanya usaha, Ya." Jawab Kafi. "Tempat lain sama makanan lain yang mau kamu coba, kita coba nanti, ya. Aku searching dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin Sang Kaisar
Fanfiction"Nggak semua tentang gue harus diceritain, kan?"