Perkuliahan hari ini yang baru akan dimulai siang hari membuat Kania memilih untuk membantu orang tuanya di toko sebelum pergi ke kampus. Saat sedang menata croissant di etalase, Kania baru sadar kalau ia punya janji untuk memberikan 10 buah croissant kepada Kafi. Karena hal itu, Kania berhenti menata dan kembali ke dapur dengan beberapa croissant yang masih ada di atas nampan.
"Papaaa,"
Papa Kania yang baru saja memasukkan beberapa nampan roti ke dalam oven pun menoleh. "Kenapa, Nak?"
"Teman Kania suka banget sama butter croissant toko kita lho, Pa."
"Kaisar? Tanpa kamu bilang juga Papa udah tau."
"Bukan Kaisar, tapi teman Kania yang lain!"
"Memangnya kamu punya teman lain selain Kaisar?" pertanyaan Papa langsung membuat Kania mendengus, sedangkan Papa malah tertawa. "Iya deh, terus kenapa kalau temanmu suka?"
"Jadi... Kania punya janji mau kasih sepuluh croissant buat dia. Boleh nggak hari ini Kania bawa?"
"Artinya pendapatan hari ini bakal berkurang, dong?"
"Suruh Kania bayar aja, Pa. Enak aja mau gratisan." Mama ikut menimpali meski tetap fokus mengaduk adonan bersama karyawan lain.
"Iya deh Kania bayar, tapi pake promo buy one get one, ya!" Kata Kania sembari memajukan bibirnya.
"Ya udah, bawa aja. Lain kali ajak temanmu ke sini. Papa mau kenalan." Jawab Papa sembari membelai lembut rambut anaknya.
"Dia sering ke sini kok, Pa! Tapi mungkin Papa nggak kenal aja." Kata Kania. "Nanti deh, Kania ajak ke sini."
"Oke. Sekarang kamu lanjutin dulu tata roti-rotinya di etalase. Sebentar lagi kamu harus berangkat, kan?"
"Siap, Papaku sayang!"
Kania pun kembali ke etalase dan mulai menyusun roti-roti yang ia bawa. Setelah selesai, ia pun mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya untuk menghubungi Kafi.
Terpaksa Kania harus berbohong agar Kaisar mau menerima makanan dari Kafi nantinya. Dan seperti biasa, Kaisar hanya membaca pesan yang Kania kirimkan di grup tanpa membalasnya satu pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin Sang Kaisar
Fanfiction"Nggak semua tentang gue harus diceritain, kan?"