Chapter 4 pesta dansa

242 72 12
                                    

Suzy berjalan menuju ibunya yang sudah menunggu. Suzy dapat melihat Heejin yang cantik menggunakan gaun putih darinya dan hiasan mutiara melingkar di kepalanya, walau wajahnya lusuh tapi tetap memperlihatkan jika dia gadis cantik dan menawan. Yeji juga cantik menggunakan gaun merah maroonnya dengan hiasan mahkota besar seperti putri dongeng.

"Mari kita pergi, kita akan terlambat ke istana jika tidak bergegas." Ucap So yeon kepada ketiga putrinya yang akan hadir malam ini bersamanya.

"Nde ibu."

"Pengawal, buka pintunya untuk kami."

"Siap nyonya."

Tidak ada yang bicara sepatah katapun selama perjalanan menuju istana. Suzy, Yeji dan Heejin terkagum melihat pemandangan indah lampu jalan yang gemerlip menyinari suasana malam. Heejin duduk dibelakang Suzy dengan takut karena tatapan So yeon dan Yeji yang sangat terlihat tidak suka dengan kehadiran Heejin bersama mereka.

Saat sampai semua turun dari kereta, Suzy hanya melamun memikirkan bagaimana bisa si ibu peri menghampirinya daripada Heejin, si cinderella yang sesungguhnya.

Suzy tidak menyadari jika semua mata yang ada di istana tertuju menatapnya, saat sadar Suzy melihat kakaknya sudah masuk duluan, Heejin juga masuk ke dalam istana. Ibunya juga sudah berbincang dengan kolega Berliannya. Suzy yang ketinggalan tidak memperdulikan tatapan mata para tamu undangan karena tujuannya adalah Heejin, si pemeran utama Cinderella.

"Siapakah dia? Dia sangat cantik."

"Putri dari keluarga manakah dia? Dia cantik sekali."

"Dia sangat cantik."

Suzy terus berjalan tidak peduli ucapan para undangan yang memujinya. Suzy celingak celinguk mencari Heejin yang sudah masuk ke aula istana.

"Dimana Heejin? Cinderella utamanya itu dia, aish.." gerutu Suzy berjalan masuk melewati gerbang menuju aula tempat diadakannya pesta.

Suasana yang ramai dan berdekorasi mewah membuat Suzy terpana, selama ini dia hanya tahu pesta dansa itu hanya di dalam buku saja, apalagi tentang kemewahan istana yang sesungguhnya sangat indah daripada dongeng. Kini dia bisa menyaksikannya secara langsung dengan takjubnya.

"Ah, itu dia cinderella malam ini." Ucap Suzy saat melihat Heejin, namun saat hendak berlari ke arah Heejin ada sebuah tangan yang menarik lengannya ke belakang.

"Maukah nona berdansa denganku?" Tanya seorang pria yang memakai baju berwarna merah yang berkilau.

"Eh? Saya maksud pangeran Myungsoo, tapi saya mau.." ucap Suzy menggantung karena pangeran sudah menariknya untuk berdansa.

"Iya, aku ingin berdansa denganmu nona cantik. Dan aku tidak suka ditolak."

"Ini pasti bohong, cinderellanya Heejin tapi kenapa aku yang jadi peran utamanya. Bukankah aku aurora yang jahat? Saat jam 12 nanti cinderella atau aurora yang berubah. Tapi yang terpenting dalam cinderella bukankah sepatu kaca ini. Astaga!" Dumel Suzy dalam hati sambil berdansa dengan sang pangeran.

"Kau adalah gadis cantik yang ku cari selama ini."

"Apa maksud pangeran Myungsoo?" Tanya Suzy yang memperhatikan gerak - gerik Heejin di pesta.

"Aku sudah menc..."

Belum sempat Myungsoo menyelesaikan ucapannya, Suzy sudah mendorongnya menjauh saat melihat Heejin dengan gaun putihnya berlari ke luar area pesta dansa. Suzy juga segera saja berlari untuk mengejarnya keluar, namun karena banyak sekali kerumunan membuat Suzy terjorok sehingga sepatu kiri Suzy terlepas begitu saja ke arah tak beraturan di tengah kerumunan tamu undangan.

"Aish, sepatuku." Ucap Suzy yang melihat sekeliling aula yang ramai sekali sehingga Suzy susah mencari sepatunya, apalagi Suzy juga melihat pangeran Myungsoo yang mencoba keluar area pesta untuk mengejarnya juga, Suzy tidak sempat memikirkan sepatunya yang ada dikerumunan karena pikirannya adalah berlari mengejar Heejin yang sudah keluar area pesta dansa. "Biarkan saja sepatu itu untuk kenang-kenangan istana, lagipula mana mungkin pangeran Myungsoo bisa menemukan sepatu yang terinjak ribuan kaki itu. Pasti juga hancur karena terbuat dari kaca." Lanjutnya yang melepas sebelah sepatunya, dan berjalan tanpa alas kaki mencari Heejin.

Tak Suzy menyadari jika Myungsoo berhasil menemukan sebelah sepatu kacanya yang terpelanting di depan pintu aula pesta dansa.

"Pastikan kau bisa menemukan pemilik sepatu kaca ini, dia harus menjadi pengantinku." Ucap Myungsoo pada asistennya yang bernama Hyun sik.

"Baik pangeran, saya pastikan akan menemukannya segera." Ucap Hyun sik pada Myungsoo setelah menerima sepatu kaca tersebut.

"Segeralah mencari setelah matahari terbit esok pagi."

"Baik."

Suzy menemukan Heejin di taman istana setelah Suzy berkeliling lumayan lama, Suzy mendekati Heejin yang duduk terisak.

"Kenapa kau lari begitu saja?" Tanya Suzy yang duduk di samping Heejin yang berusaha menghapus air matanya.

"Aku merasa aku tidak pantas ada di sana, eonni. Di dalam sana hanya khusus untuk wanita cantik. Aku yang kotor dan kumuh ini sungguh tidak pantas ada disana." Jawab Heejin.

"Siapa bilang? Ini adalah undangan pesta untuk seluruh kota Seoul karena pangeran mencari gadis untuk dijadikan istri. Jadi tidak ada yang menentukan siapa yang pantas dan tidak pantas untuk datang. Semua sama jadi tidak ada yang bisa menyebutmu tidak pantas ada."

"Tapi eonni, aku..."

"Sekarang, lepaskan sepatumu." Perintah Suzy.

"Untuk apa?" Tanya Heejin bingung.

"Sudah, lepaskan saja dan berikan padaku."

Heejin menuruti Suzy dan memberikan sepasang sepatu putih yang senada dengan gaunnya. Suzy bertukar memberikan sepatu kacanya yang sebelah kanan kepada Heejin.

"Simpan itu baik-baik, itu cocok untukmu dan akan berguna nantinya." Ucap Suzy memberikan sepatu kacanya kepada Heejin.

"Tapi..."

"Aku mau pulang, kau mau berdiam disini menunggu ibu dan Yeji?"

"Tapi bagaimana dengan keretanya?"

"Kita bisa pulang dulu, biar nanti mereka menyusul ibu dan Yeji. Kau ikut aku pulang atau disini? Kalau mau disini dengan nyamuk menunggu ibu ya terserah saja. Aku pulang dulu, bye." Ucap Suzy yang berjalan beberapa langkah meninggalkan Heejin menuju kereta kuda mereka.

"Tunggu, aku ikut pulang." Teriak Heejin yang ikut beranjak dan menyusul Suzy.

Suzy berjalan terus tidak menunggu Heejin yang tengah berlari menyusulnya, Suzy terus berjalan menuju kereta yang digunakan mereka tadi, tidak peduli dengan pesta dansa dan pangeran yang mencarinya. Saat ini pikirannya lelah dengan kejadian di pesta dansa yang berbeda dengan yang ada di buku cinderellanya, Suzy saat ini ingin pulang dan istirahat biarlah besok ibu dan kakaknya mengomelinya karena pulang duluan tanpa pamit.

Dan pukul 12 malam semua kembali seperti semula, semua sihir pada baju cantik Suzy dan semua aksesorisnya menghilang seperti sedia kala kecuali sepatu kaca yang dibawa Heejin. Suzy pergi tidur setelah semua kembali seperti semula seperti saat ibu peri belum mengubahnya menjadi cantik, Suzy harap ini hanyalah sebagian dari mimpi dan saat dia bangun besok tidak terjadi apapun.




Gimana? Cinderellanya berbalik ya keiyskke wkwk

Yuk jangan lupa vomen ya, maafkan aku yg gak sesuai janji setiap hari up karena disini setiap hari hujan dan susah sinyalnya.

Smoga menghibur ya

Not Cinderella Romance - Myungzy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang