Chapter 22 Perayaan buddha

131 39 1
                                    

Dikuil buddha,
Heejin dan Myungsoo berjalan masuk ke dalam kuil dengan melepas alas kaki mereka. Mereka melakukan doa sebentar dengan meletakan satu tangkai bunga teratai didepan patung buddha yang berjajar 3 bersama dengan dewi Kuan Im dan Pengikutnya sehingga patung yang disembah berjumlah 5. Kemudian mereka keluar untuk menuju aliran sungai besar dibelakang kuil, dimana akan dilakukannya upacara diatas perahu yang didayung mengelilingi sungai dengan meletakan sesajen didepan sang biksu agar diberi doa sebelum ditenggelamkan bersama seikat bunga teratai yang disiapkan.

Suzy yang datang bersama Soohyun dan Yeji juga melakukan hal sama seperti yang dilakukan Myungsoo dan Heejin. Sebelum ketiganya menuju sungai belakang kuil untuk melakukan doa bersama para biksu.

"Suatu kehormatan atas kehadiran pangeran Myungsoo dan pangeran Soohyun beserta para nona-nona dihari yang cerah ini, semoga para dewa memberi keberkahan dan kemuliaan untuk istana." Ucap sang kepala biksu.

"Terima kasih biksu Tang." Ucap mereka berlima.

"Saya yang berterima kasih atas kehadiran pangeran. Sebelum berdoa silahkan pangeran Myungsoo untuk naik duluan, saya mendengar jika anda akan menikah dalam waktu dekat ini. Untuk itu silahkan naik ke perahu, saya akan mendoakan agar pernikahan kalian lancar."

"Tapi tanggal dan perbintangan masih dalam masa pencocokan oleh para sesepuh dikuil ini." Sergah Myungsoo yang enggan.

"Percaya dan yakin pada dewa, jika semua sudah digariskan untuk kalian berdua. Silahkan turun karena kami para biksu akan memulainya." Ucap sang biksu.

Myungsoo turun untuk masuk kedalam perahu biksu Tang yang akan memulai doa bersama, dibelakang biksu Tang ada para biksu yang juga bersiap. Heejin dan Suzy tidak ada yang bergerak karena mereka memang tidak ada yang merasa sebagai pasangan Myungsoo, dan tidak tahu menahu tentang persetruan ini.

"Nona, siapa yang menjadi pasangan pangeran Myungsoo silahkan naik kemari."

"Tapi kami buk..." Ucap Heejin dan Suzy secara bersama sambil menggelengkan kepala, tapi belum selesai bicara Soohyun sudah mendorong Suzy agar turun kedalam perahu bersama Myungsoo.

"Dia calon istri pangeran Myungsoo. Cepat jalankan perahunya. Kami juga ingin berdoa." Ucap Soohyun pada biksu muda yang menjadi pendayung perahu. Pemuda tersebut mengangguk dan menjalankan perahu sebelum Suzy protes kembali.

"Yaa..."

"Diamlah nona, siapkan saja bunga dan sesajen kalian. Saya akan mulai upacara berdoa dengan mengelilingi sungai ini."

Suzy hanya mendengus dan mengeluarkan seikat bunga teratai dan sesajen dalam nampan yang sudah disiapkan sejak semalam. Myungsoo juga melakukan hal yang sama pada sesajen yang dibawanya.

"Ini biksu, silahkan dimulai."

Dibelakangnya ada Heejin dan Yeji yang melakukan doa bersama dalam satu perahu. Sedangkan Soohyun seorang diri naik ke perahu bersama biksu yang juga memulai doanya.

Biksu berhenti merapalkan doa pada Myungsoo dan Suzy yang menyimaknya, biksu menyuruh mereka agar menenggelamkan bunga teratai dan sesajen yang dibawa kebawah perahu.

"Hari buddha yang indah. Semoga pernikahan kalian yang tinggal menghitung hari diberi kelancaran, keberkahan dan kemuliaan. Cinta buddha semoga membuat cinta kalian abadi selamanya."

"Tapi..."

"Terima kasih biksu Tang. Semoga doa biksu bisa menembus dewa langit yang maha agung. Dan dijauhkannya istana dari petaka dan bahaya yang ada disekitarku dan istana."

Suzy tahu jika ucapan Myungsoo menyindirnya, tapi siapa peduli. Baginya keselamatan keluarganya yang utama.

Semua telah selesai berdoa, ketika masih dipelataran hujan turun tiba-tiba padahal tadi langit cerah. Myungsoo segera menarik Suzy untuk berteduh.

"Eh?"

"Kau akan sakit jika kehujanan. Pakai ini." Ucap Myungsoo memberikan jubah hangatnya untuk Suzy.

"Tidak usah, pangeran bisa sakit." Tolak Suzy dengan wajah datarnya.

"Kau yang akan merepotkan jika sakit. Lihat, Soohyun dan kakakmu bahkan meninggalkanmu bersamaku. Kau sengaja menjebakku?" Ucap Myungsoo lagi sambil memakaikan jubahnya ke pundak Suzy.

"Tidak. Untuk apa aku menjebakmu? Walau aku sudah mencintaimu tapi kau kan tidak berperasaan padaku jadi kenapa kau yang sewot. Abaikan saja aku." Balas Suzy tanpa menoleh.

"Lalu kenapa kau masuk perahuku?"

"Pangeran Soohyun yang mendorongku turun, aku juga mau beranjak saat perahu dijalankan. Kau punya mata dan telinga mana mungkin kau tidak melihat dan mendengar tadi."

"..."

Myungsoo diam karena ucapan Suzy benar, dia hanya ingin berdebat karena hatinya tidak karuan dengan sikap cuek Suzy.

Dua jam berlalu dan hujan tidak juga reda, Suzy dan Myungsoo yang berteduh dikuil akhirnya pulang bersama dalam satu kereta. Suzy kesal karena ditinggal begitu saja oleh kakaknya dan Soohyun.

"Awas saja nanti mereka berdua. Aku akan membalasnya begitu sampai diistana." Batin Suzy kesal.

Perjalanan terasa lambat dan menyiksa Suzy, jantungnya terus bedebar tidak mau berhenti karena berdekatan dengan Myungsoo.

"Makanlah? Aku meminta penjaga membelikanmu roti macaron sebelum kita masuk kereta." Ucap Myungsoo memberikan bungkusan roti dengan merk terkenal.

"Aku tidak lapar." Tolak Suzy.

"Udara dingin dan masih hujan. Kau akan masuk angin jika membiarkan perutmu kosong. Itu akan merepotkan istana." Ucap Myungsoo lagi meletakkan bungkusan kue dipangkuan Suzy. Akhirnya mau tidak mau Suzy membuka dan memakan roti macaron tersebut.

Suzy sampai di istana dan langsung bergegas masuk ke paviliunnya tanpa berpamitan pada Myungsoo. Begitu tiba dipaviliun dia melihat jika kakaknya dan Soohyun sedang membaca buku dongeng 'Cinderella' miliknya.

"Kalian tega meninggalkanku dan malah asyik disini dengan buku ku." Semprot Suzy.

"Bukan begitu. Tadinya kami mau menunggumu tapi perahu kalian lama dan hujan mulai turun. Kami buru-buru masuk kedalam kereta, karena kau bersama pangeran Myungsoo jadi kami yakin kau akan aman makanya kami duluan." Balas Yeji.

"Tapi seharusnya kalian menungguku, bukan malah meninggalkanku bersamanya."

"Maaf, kami hanya ingin kau dan pangeran Myungsoo membangun cemistri kembali. Kami yakin kaulah wanita yang akan terpilih sebagai istrinya." Ucap Soohyun memberikan alasan.

"Ada nona Son Naeun, ada Heejin. Pangeran bahkan terang-terangan menolakku kenapa kau berpikir aku yang pantas. Pangeran akan tetap bahagia dengan Cinderella bukan kakak tirinya." Teriak Suzy kesal.

"Bae Suzy berhenti percaya dengan buku konyol ini. Ini hanya buku dongeng, ini tidak nyata." Bentak Yeji yang merobek buku dongeng Suzy.

"Yaa, kau merusak buku ku."

"Ini hanya buku dongeng, kau hidup didunia nyata bukan dongeng jadi berhenti berandai-andai kau kakak tiri cinderella yang jahat dan tidak untuk pangeran. Kau sungguh bodoh."

Yeji yang kesal langsung pergi meninggalkan Suzy yang sudah berderai air mata. Soohyun berjalan maju menepuk pundak Suzy.

"Percayalah, kau adalah jodoh yang dikirimkan dewa untuk sepupuku. Jangan pikirkan Heejin atau Naeun karena kau lebih layak dari mereka." Ucap Soohyun yang kemudian juga pergi meninggalkan Suzy.

Not Cinderella Romance - Myungzy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang