Chapter 9 Berkhianat

270 75 49
                                    

Begitu sampai di istana para tabib segera memeriksa keadaan Suzy yang parah.

"Bagaimana keadaannya?"

"Mohon ampun pangeran, darah yang dikeluarkan sudah terlalu banyak jadi untuk menyembuhkannya sulit."

"Lalu?"

"Kita harus mentransfer darah sesegera mungkin, tapi jika memanggil saudara kandungnya akan semakin lama dan.."

"Apa tidak bisa darahku saja, tabib?" Tawar Heejin yang khawatir pada Suzy.

"Tapi kau hanya saudara tirinya. Apa tidak ada cara lain tabib?" Tukas Myungsoo yang juga ada disana.

"Ada, tapi sulit..." Ucap tabib dengan wajah tidak yakin.

"Katakan." Ucap Myungsoo menatap tabib yang menunduk.

"Darah nona Suzy itu langka dan kemungkinan hanya di miliki oleh saudara kandungnya, tapi darah itu sama dengan darah anda."

"Gunakan darahku saja, karena jika menunggu keluarganya maka akan membahayakan jiwanya."

"Tapi darah anda tidak boleh digunakan untuk membantu orang lain. Itu sudah peraturan istana."

"Aku tidak peduli aturan itu yang penting selamatkan calon istriku. Cepat ambil darahku."

"Baiklah jika begitu."

Pangeran Myungsoo berbaring di sebelah Suzy. Tabib segera menggores nadi pangeran Myungsoo untuk mentransfer darahnya  kepada Suzy. Myungsoo meringis selama proses berlangsung. Setelah proses selesai tabib langsung menjahit dan memperban luka Myungsoo dan Suzy agar darahnya tidak keluar.

Keduanya tidak sadarkan diri selama 2 hari karena proses itu. Suzy membuka mata, dia terkejut melihat tangannya sudah diperban dan ada pangeran Myungsoo yang tertidur disampingnya.

"Aku kira aku sudah mati."

"Nona, anda sudah bangun."

"Nde, kenapa pangeran Myungsoo ada disini?"

"Pangeranlah orang menolong anda?"

"Maksudnya? Aku tidak mengerti."

"Sebagian darah yang mengalir di dalam tubuh anda adalah darah pangeran Myungsoo. Pangeran memberikan darahnya pada anda."

"Dia memberikan darahnya padaku?"

"Iya, padahal seharusnya itu tidak boleh."

Kaeun dan Hyeri pergi setelah membereskan kamar Suzy. Suzy menatap pangeran Myungsoo dan mengelus wajahnya.

"Untuk pertama kalinya ada yang berbuat sesuatu menakjubkan untukku. Apa ini hanya kebetulan?"

"Bukankah aku tampan." Tanya Myungsoo yang membuka kedua matanya membuat Suzy terkejut.

"Anda sudah bangun, pangeran?" Tanya Suzy yang malu lalu terduduk.

"Iya, sejak ada tangan yang berani menyentuh wajahku." Jawab Myungsoo dengan wajah menggoda dan juga mengikuti Suzy untuk duduk.

"Maafkan saya, pangeran."

"Maaf diterima."

"Maafkan saya juga karena harus membuat pangeran mengeluarkan banyak darah untuk saya, bekas di tangan pangeran pasti susah hilang." Ucap Suzy menunduk karena dadanya berdebar-debar sekarang.

"Bekas ini akan jadi pengingat jika aku pernah berkorban untukmu. Maafkan aku yang tidak bisa melindungimu." Ucap Myungsoo melihat bekas luka dari tangannya dimana darahnya diambil untuk Suzy.

"Tidak apa, karena keselamatan pangeran jauh lebih penting."

"Begitukah?"

"Nde. Anda pangeran dan tidak seharusnya berbuat seperti ini untuk saya yang jahat."

Not Cinderella Romance - Myungzy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang