Typo bertebaran gengs
Happy reading!!!Ana menatap kaget, pada Grey yang kini tengah berada di balkon kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, artinya Arya dan Amela sudah tertidur. Hal itu sedikit menguntungkab untuk mereka berdua.
"Kamu kenapa make ginian?" tanya Ana, yang hanay duduk di tepi ranjang, membiarkan Grey mengobrak-abrik isi lemarinya.
Cowok yang dicintainya itu, memang datang dengab pakaian serba hitam. Bahkan dilengkapi topi serta masker ninja berwarna hitam. Kalau saja cowok itu tidak bersuara, mungkin Ana sudah meneriakinya maling tadi.
"Ana, kita masih punya dua minggu untuk bisa bareng. Kamu harus lakuin sesuatu buat saya! Kamu harus bicara sama ayah dan bundamu, batalkan pernikahan ini dalam seminggu. Kalau berhasil, kamu telpon saya pakai Hape ini. Saya bakal jemput kamu, dan ga perlu bawa baju karna saya bakal ngemas ini buat kamu. Ana, mungkin ini bakalan jadi masalah besar buat kamu. But please, this is the only way we can do to our future. So, let's do it together or I'll do it," jelas Grey, disambut pelukan erat dari gadisnya.
Ana bimbang, ia belum pernah melakukan hal yang beresiko seperti ini. Ia memang sering ke club hingga keluyuran, tapi mempermainkan sebuah pernikahan bukanlah hal yang bisa dimaafkan oleh Arya.
"Aku takut, Grey. Aku takut ketahuan, sampai akhirnya harus pisah sama kamu. Aku ga mau itu terjadi, aku ga mau kehilangan kamu apalagi ngecewain ayah sama bunda. Aku harus gimana?" tanya Ana, dengan airmata yang sudah membasahi wajahnya.
Grey menyeka pelan airmata Ana. Sudah ia duga, Ana tidak akan sanggup melakukan hal yang beresiko seperti ini.
Grey mengeratkan dekapannya pada tubuh mungil itu, perlahan mendaratkan sebuah ciuman di kening serta bibir mungil milik Ana.
"Saya selalu dukung keputusan kamu. Untuk bisa bareng, kamu harus lakuin itu, saya bakal lakuin sisanya dan yang jadi bagian saya. Kalau berhasil, kita bakal ketemu lagi. Kalo gagal, mungkin ini jadi pertemuan terakhir kita," ucap Grey, melongggarkan pelukan mereka.
"Dari sekian banyak cara, kenapa harus ini Grey?" tanya Ana, dengan airmatanya yang kembali menetes.
"Kita udah salah jalan sejak awal. Kita terlambat berjuang, sama-sama egois dan akhirnya kita dikasih pilihan terburuk. Saya ga berharap banyak kamu mungkin juga ga mungkin ngelakuin ini, tapi saya selalu yakin sama kekuatan cinta. Ingat, waktu kamu jujur tentang perasaan kamu? Saya pernah bilang kalau karena kamu, saya percaya kalau cinta itu buta. Dan, kali ini saya dibutakan oleh cinta saya ke kamu. Dari jawaban kamu yang tadi, saya memang harus berusaha sendiri yah? Kalo gitu, doakan saya yah! Kalau saya ga kembali setelah dua minggu, kamu bisa lepas semua tentang saya termasuk hati saya. Kamu harus bahagia, saya ga mungkin pakai cara kotor apalagi ngerusak kamu. Saya pergi dulu, kamu baik-baik yah," balas Grey, sebelum berbalik hendak melompat dari balkon.
Ana memeluk Grey dari belakang, katalan dia pengecut. Ana memang yang memulai semuanya, dia yang lebih dulu jatuh hati pada Grey, dia yang mengikat Grey dengan cintanya, hingga menciptakan masalah rumit ini. Ana tidak siap melakukan hal yang tidak pasti hasilnya, ia terlalu takut pada kemungkinan buruk yang mungkin akan terjadi.
Pelukan itu perlahan dilonggarkan oleh Grey, hingga Ana hanya bisa merasakan aroma cowok itu yang tertinggal di balkon.
***
Yuhuuu
Update lagi dong!!!Hayoo, Greynya mau ngapain tuh?
Ada yg kepo ga?
Jgn lupa vomentnya lho
See yaa
Hwarang's
KAMU SEDANG MEMBACA
[Wellington's 1] MY POSSESIVE GREY
Подростковая литератураGimana rasanya dipossesifin cowok? Seru? Ngeselin, atau romantis? Tapi, kalo yang possesifin itu abang sepupu gimana rasanya tuh? Mau baper, tapi dia sodara kamu. Mau berusaha ga baper, tapi dia terus-terusan bikin baper. Ah susah! Begitulah rasa...