4

1.6K 57 6
                                    

Typo bertebaran gengs

Happy reading

Grey menatap Ana dengan canggung. Cowok itu menyodorkan sepiring nasi goreng buatannya, yang merupakan sarapan mereka pagi ini.

Kejadian dimana ia mencium Ana semalam sungguh menggangu pikirannya. Apalagi ketika berbicara dengan gadis itu, ia hanya akan fokus pada bibirnya.

"Hari ini kamu ga sekolah?" tanya Grey yang diangguki oleh gadis itu.

"Yaudah, nanti saya izinin ke teman sekelas kamu. Kalo mau mandi pake baju saya aja, tau kan tempatnya?" tanya Grey yang lagi-lagi diangguki oleh Ana.

Sedikit mendengus, cowok itu meneguk habis air yang tersisa di gelasnya kemudian berdiri.

"Jangan ke club, jangan kemana-mana sebelum saya pulang. Awas aja kalo kamu sampe berani," final Grey, menutup obrolan mereka pagi ini.

Ana berlari kecil, mengikuti Grey yang hendak berangkat ke sekolah. Cowok itu terlihat menyergit heran melihat tingkahnya.

Cup

"Biar semangat," ucap Ana, sebelum berlari ke kamar milik cowok itu, meninggalkan Grey yang mematung di tempatnya.

Grey berjalan santai bersama ketiga temannya, Deren di sebelah kiri, Alex di sebelah kanan, serta Leo di belakang cowok itu.

Ketiga cowok tadi termasuk dalam anggota inti Hwarang. Geng dengan Grey sebagai ketuanya, serta Leo sebagai wakilnya.

Tatapan kagum para siswi sudah seperti makanan  sehari-hari untuknya. Cowok dengan kulit putih serta tinggi yang mencapai 180 cm itu, memang idola di SMA Harapan. Tidak hanya sebagai kapten basket, otak cerdasnya turut membuatnya semakin terkenal akan prestasi di kedua bidang itu.

"Le, nanti saya ga pasti bakal ikut rapat atau nggak. Siang ini, kamu ke apart aja kita bahas inti dari rapatnya dulu abis itu baru kamu sampaikan ke anak-anak," jelas Grey, mengundang tatapan curiga dari Leo.

"Tumben, biasanya paling semangat kalo rapat. Kenapa bos?" balas cowok dengan rambut yang sedikit gondrong itu.

Grey mendengus kesal, ia lupa jika teman-temannya ini berkepribadian ganda. Iya, ganda. Mereka terlihat garang dan bringas di depan musuh, cool di depan cewek-cewek, tapi jangan lupakan sifat julid serta kepo mereka yang tidak ada tandingnya.

Grey bahkan sering kwalahan mengatasi ocehan-ocehan tidak berfaedah itu.

"Belajar dulu sana, nanti baru introgasi saya," final Grey, sebelum berbelok masuk ke kelasnya.

***

Ana menatap bingung sekaligus kaget, melihat kehadiran tiga orang cowok di apartemen Grey. Lebih bingung, menatap Grey yang terlihat seolah ingin melenyapkannya saat itu juga.

"Kalian ke ruang tengah, saya mau ke kamar bentar," ucap Grey, sebelum menarik paksa Ana dari sana.

"Kamu kenapa sih?" tanya cowok itu, setelah melempar asal tas serta kemeja putihnya.

"Hm? Kok jadi aku? Kan aku ga ngapa-ngapain," balas Ana, yang memang tidak mengerti arah bicara dari seorang Grey.

"Nggak tau? Kamu liat baju kamu! Kamu kira mereka siapa? Banci? Gay?" jawab Grey dengan tatapan yang semakin menyeramkan itu.

Ana terdiam sebentar, gadis itu memperhatikan penampilannya. Tidak ada yang aneh sejauh ini, hanya kaos kebesaran milik Grey, yang ia pakai seperti daster. Apa yang salah?

"Ini salah?" tanya Ana dengan memegang ujung kaos tersebut.

"Of course! Ana, kamu pake kaos tanpa celana dan kamu anggap itu sopan? Are you kidding me?" kesal Grey sambil mengusap kasar rambutnya.

"Tapi, ini ga pendek lho. Lagian celana kamu kebesaran semua,  mana muat,"
Grey mengerang frustasi, setelah mendengar jawaban Ana. Bukan karena suaranya yang kelewat lembut, tapi ekspresi bingung itu sungguh membuat Grey tidak kuat melihatnya.

"Fine! Kita beli abis ini, dan please jangan keluar kamar sebelum saya suruh. Biarin saya konsen sebentar aja," final Grey yang hanya diangguki oleh Ana. Sebenaenya gadis itu bingung, apa hubungannya penampilannya sekarang dengan konsentrasi Grey? Aneh.

***

Annyeong!!!

Hopefully you guys like this part.

Sebenernya ada sedikit kendala sama cerita ini. Author kyk ga mood gitu tapi setelah baca draf jadi pengen lanjut.

Jgn lupa voment

See yaa

Hwarang's

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang