29

601 19 6
                                    

Typo bertebaran gengs
Happy reading

Alunan lagu Endless love mengiri langkah Ana yang kini berjalan sambil digandeng sang Ayah, balutan dress bermodel mermaid yang menonjolkan bentuk tubuhnya yang indah itu. Senyum seolah enggan hilang dari wajahnya, rasanya tidak ada celah untuk sekedar merasa sedih.

Di sana, di altar tengah berdiri seorang Christian Grey yang tak kalah tampan dengan balutan texudo hitam, dengan dalaman kemeja putih serta dasi kupu-kupunya.

Grey tersenyum sambil menatap gadisnya, airmatanya tak terbendung lagi, ketika tanpa sadar memorinya kembali berputar dalam otak cowok itu. Setiap memori tentang perjuangan mereka sebelum bisa berada di titik ini, mereka sungguh sangat bahagia karena semuanya berjalan baik.

GREY'S POV ON

Kutatap sosok cantik yang berjalan di ujung sana, pemandangan dari altar sungguh membuatku tak kuasa menahan tangis. Mungkin bagi beberapa orang ini lebay atau melebih-lebihkan, namun itulah yang sebenarnya kurasakan sekarang.

Ada banyak alasan mengapa aku menangis saat ini. Yang pertama adalah karena penantianku terbayar, yang kedua adalah karena aku akhirnya bisa bersatu bersama dirinya.Gadisku yang selama ini kuperjuangkan dengan banyaknya rintangan yang menghalangi kami. Yang terakhir adalah karena akhirnya, aku bisa menghadirkan senyum itu di wajah cantiknya.

Tidak pernah terbayangkan dalam benakku, bahwa semua ini akan menjadi kenyataan. Karena kalian tahu sendiri bagaimana kami memulai dan menjalani kisah cinta rumit ini, kisah cinta yang membuatku tersadar bahwa saling mencintai saja tidak cukup.

Anaku yang dulunya hanya kuanggap penggangu, kini sudah berubah menjadi perempuan paling berharga dalam hidupku setelah bunda. Gadis yang selalu merecokkiku ketika bermain game, serta yang selalu cuek ketika kami tengah berduaan dan Anaku yang selalu berada dalam hati dan pikiranku.

Ah, rasanya baru kemarin kami saling bercanda dan bahkan bertengkar. Kini, tepatnya sesaat lagi, dia akan menjadi teman hidupku termasuk orang yang akan bersama-sama denganku dalam menghabiskan sisa hidupku.

GREY'S POV END

"Grey, hari ini saya mau menyerahkan putri kecil saya. Ana yang selalu bawel dan manja, sekaligus Ana yang selalu bisa mencairkan suasana. Alasan utama kalian di sini, adalah karna kalian saling mencintai, saya kini bukan lagi tempat Ana mencurahkan setiap emosinya, pundak saya juga bukan lagi tempat Ana bersandar. Saya milih kamu, karena kamu yang paling bisa menggantikan posisi saya sebagai seorang ayah sekaligus posisi Angelo sebagai abangnya. Kamu bisa menenangkan dia, mencintai dia, sekaligus selalu ada di sisinya," ucap Arya, sebelum memeluk erat Ana, lalu beralih memeluk Grey.

Ana menahan tangisnya yang mungkin akan segera pecah, bahkan belum terlalu jauh, tapi dirinya sudah merasa terharu. Kini, ia sudah berada di samping Grey, saling berhadapan dengan pastor yang akan melakukan pemberkatan nikah untuk mereka.

"Maka tibalah saatnya untuk meresmikan perkawinan saudara. Saya persilahkan mengucapkan perjanjian nikah satu persatu." Imam mulai berkata, dan tibalah momen yang paling ditunggu sekaligus paling mengharukan bagi keduanya.

"Anasthasya Stefany Albert. Saya memilih engkau menjadi istri saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup," ucap Grey, dengan suara lantang serta senyum yang tidak luntur dari wajah tampannya.

Kini tibalah giliran Ana, dengan menahan tangis harunya gadis itu mulai bersuara.

"Christian Edward Grey Wellington. Saya memilih engkau menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, diwaktu sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup," Ucap Ana, dengan senyuman yang tidak bisa ia hentikan untuk tidak tersungging.

Tibalah saat dimana mereka akan saling bertukar cincin, Grey sedikit gugup, sebelum mengedipkan sebelah matanya ketika tidak sengaja bertatapan dengan Ana. Ana sedikit kesal, sebelum ucapan imam membuat gadis itu mengurungkan niatnya untuk menegur Grey.

"Ya Tuhan, berkatilah + cincin ini, yang merupakan tanda kesetiaan dan cinta kasih hamba-hambaMu ini. Semoga cincin ini mengingatkan mereka akan cinta kasih dan kesetiaan yang mereka janjikan pada hari bahagia ini. Demi Kristus, pengantara kami."

Grey mulai memakaikan cincin pada Ana, begitupun sebaliknya. Kini tinggal satu langkah lagi hingga mereka disahkan menjadi suami istri.

"Dengan demikian, saya mengumumkan kalian sebagai suami istri. Mempelai pria bisa mencium mempelai wanita. Yang diperstukan Allah, jangan diceraikan manusia," ucap pastor tersebut, sebelum mempersilahkan Grey untuk mencium Ana.

Grey tersenyum, sambil membuka veil dari wajah Ana, membuat wajah gadisnya terpampang jelas di hadapan cowok itu. Tanpa menunggu lama, Grey mulai mencium kening Ana membuat si empunya menutup matanya lalu tersenyum.

***

Annyeong!!!

Finally, up lagi dong!!!

sorry upnya tengah malem bgt

semoga suka yah guys

jgn lupa voment

see yaa

 Hwarang's

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang