Typo bertebaran gengs
Happy readingAna tersentak kaget, usai mendengar bentakan Grey barusan. Cowok itu tidak pernah membantaknya lagi, setelah kejadian di club waktu itu.
Kembali ke topik, Grey kini sudah mendekap erat tubuh Ana yang masih dibalut dress maroon tadi. Sebenarnya, resepsi pernikahan tadi belum selesai bahkan baru akan dimulai,cowok itu jadi tidak enak dengan keluarga Alex.
"Maunya gimana sayang? Kamu minta apapun bakal saya lakuin, asal jangan nyuruh saya menjauh atau pergi dari sisi kamu," ucap Grey, dengan suara yang melembut. Cowok itu tidak bisa kasar pada perempuan, apalagi kalau itu Ana.
"Kamu jelasin ke aku, kenapa reaksi kamu gitu pas liat Alex sama Mila tadi? Kamu masih ada rasa sama dia?" tanya Ana, sambil mengikuti Grey yang kini menuntunnya untuk kembali ke dalam kamar.
Grey duduk di sebelah Ana, mereka kini saling berhadapan sambil duduk di tepi ranjang. Tangab cowok itu terulur untuk mengelus lembut rambut Ana.
"Iya, saya mau jujur sama kamu. Dulu banget, saya pernah tertarik sama dia. Alasannya, karna saya udah frustasi sama perasaan saya ke kamu yang seolah ga ada harapannya buat sama-sama. Dia hampir mirip sama kamu, mungkin sedikit lebih dewasa dari kamu. Tapi, ternyata dia sukanya sama Alex. Mereka pacaran dan yah, walaupun sakit hati saya tetap dukung mereka. Karna saya ga punya hak atas dia, tapi,itu bikin saya sadar. Saya cuman cinta dan sayang sama kamu, saya mau kamu dan ga mau oramg lain di hidup saya. Alasan saya liat Mila tadi dengan perasaan kecewa, karna saya ngerasa gagal jadi ketua. Saya gagal bimbing Alex ke jalan yang benar, saya ga sesuci itu tapi seenggaknya saya bisa lebih baik dari mereka. Saya cuman ga suka sama perbuatan Alex yang secara ga langsung udah merenggut sebagian dari masa depannya Mila. Ini semata-mata karna saya peduli, saya ga ada niatan untuk rebut dia apalagi ninggalin kamu. Saya sayangnya sama kamu, kamu tau itu," jelas cowok dengan balutan kemeja maroon setelah jasnya ditanggalkan tadi.
"Maaf," cicit Ana, usai menghapus airmatanya. Ia terharu sekaligus merasa bersalah karena tingkahnya. Harusnya, ia bisa lebih mengerti keadaan, bisa lebih dewasa dalam menyikapi masalah dan persoalan yang terjadi diantara dirinya dan Grey.
Grey membawa gadisnya ke dalam pelukan hangat miliknya. Membuat tangis Ana semakin menjadi dalam pelukannya.
"Udha yah, jangan nangis lagi dong. Masa sayangnya Grey nangis gini sih? Hm? Kamu ga salah sayang, wajar kamu kesel sama saya tadi. Saya yang minta maaf," balas cowok itu, sambil mengelus lembut punggung Ana yang sedikit bergetar.
Mereka berpelukan cukup lama, sampai Ana merasakan keanaehan pada cara Grey bernapas.
"Kamu kenapa Grey?" tanya Ana, sambil mencona melonggarkan pelukan mereka berdua. Namun, usahnya gagal karena Grey malah mempererat pelukannya.
Ana semakin merasa aneh pada kekasihnya, ketika cowok itu menyembunyikan wajahnya pada lehernya yang memang terekspos karena dress yang ia pakai.
Cup
Ana menegang, ketika sebuah ciuman mendarat di lehernya. Dengan pelan, ia mencubit perut kekasihnya itu yang membuat si empunya meringis lalu menyusahi ciumannya.
"Ngapain, hm?" tanya Ana, dibalas gelengan pelan oleh Grey.
Tanpa aba-aba, cowok itu menarik Ana untuk berbaring di ranjang, lalu memeluknya erat.
"Grey," ucap Ana, yang masih kaget dengab tingkah ajaibnya.
"Cuddle please," balas cowok itu, sebelum berakhir memeluk Ana lebih erat lagi.
***
Annyeong!!!!
Yuhuuu aku balik lagi guys
So, untk kalian yg masih setia baca cerita ini tolong vote sama komennya jgn lupa yah
See you next update
Hwarang's
KAMU SEDANG MEMBACA
[Wellington's 1] MY POSSESIVE GREY
Teen FictionGimana rasanya dipossesifin cowok? Seru? Ngeselin, atau romantis? Tapi, kalo yang possesifin itu abang sepupu gimana rasanya tuh? Mau baper, tapi dia sodara kamu. Mau berusaha ga baper, tapi dia terus-terusan bikin baper. Ah susah! Begitulah rasa...