21

796 22 4
                                    

Typo bertebaran gengs
Happy reading

Grey meneguk air mineral yang ia bawa. Sudah hampir dua minggu, cowok itu menyusuri desa yang menjadi petunjuk keberadaan orangtua kandung tantenya, Amela.

Cowok itu nekat mencari keberadaan mereka, karena hanya itulah satu-satunya jalan keluar dari masalahnya dan Ana.

Sedikit informasi, Amela dan Caca adalah sepupu namun Grey berhasil menemukan fakta bahwa mereka bukanlah sepupu kandung. Amela adalah anak angkat dari eyangnya, namun keberadaan orangtua kandung Amela masih menjadi tanda tanya.

Grey melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan sebuah motor KLX yang disewanya, mengingat kondisi pedesaan tersebut tidak memungkinkan untuk menggunakan mobil.

Untunglah, tangannya tidak terlalu sakit lagi, sehingga cowok itu bisa berkendara dengan baik dan nyaman.
"Permisi, Buk. Maaf mengganggu, saya mau bertanya. Ibu tau Pak Dharma Subrata?" tanya Grey, setelah sebelumnya menghampiri seorang ibu-ibu yang tengah menyapu halaman.

"Oh Pak Dharma toh, tau-tau. Mas ada perlu apa?" jawab sang Ibu dengan senyum ramahnya.

Grey bernapas lega, mungkin memang Tuhan sedang mempermudahnya.

"Ada yang perlu saya bicarakan dengan beliau, Buk. Kalau boleh, Ibu bisa ngasih tau saya dimana rumah Pak Dharma ga?"

Ibu-ibu tadi nampak mengangguk, kemudian mulai mengarahkan Grey lewat penjelasannya.

"Nah, nanti Masnya lurus aja dari sini. Kalo udah nemu pertigaan,belok kanan. Kebetulan,Pak Dharma ketua RT di kampung ini jadi tinggal cari runah yang ada plang RTnya aja," jelas Ibu-ibu tadi,dibalas senyuman ramah serta anggukan Grey.

"Kalau begitu terima kasih yah Buk,saya permisi dulu," kata Grey, kemudian mulai berkendara menuju rumah sesuai arahan Ibu-Ibu tadi.

Disisi lain,Ana menatap iba ke arah Ayahnya yang sedari tadi hanya diam sambil menatap tumpukan undangan pernikahannya dengan Alex.

Masalahnya,semuanya sudah dibayar lunas dan tidak bisa dibatalkan lagi, karena lima hari lagi pernikahan Ana harusnya diselenggarakan.

"Ana,kamu ga punya pacar? Seengakknya kita harus tetap make semua yang udah dibayar, ini bener-bener ga bisa dibatalin sayang," tanya Arya, yang dibalas gelengan pelan oleh Ana.

Jujur, Ana ingin sekali menjawab bahwa Greylah kandidat yang bisa menjadi pendampingnya. Hanya saja, suasana sedang tidak mendukung untuknya dan untuk Grey. Ana hanya takut, suasana semakin memburuk.

Suara bel, mengalihkan perhatian ketiga orang yang tengah duduk di ruang keluarga itu. Bik Tuti, datang bersama tiga orang berbeda usia dan jenis kelamin.

"G-grey?!" pekik Ana, ketika melihat cowok yang sangat ia rindukn itu tengah berdiri di sana.

Arya menatap kaget, ke arah ketiga orang itu. Semakin kaget, ketika mertuanya tiba di sana dengan senyum mengenbang.

"Ada apa ini?" tanya Arya, mengundang atensi ayah mertuanya.

"Ayah dan Bunda mau bahas sesuatu sama kalian, ini mungkin bakal jadi kejutan kecil buat Amel," ucap sang ayah mertua, membuat Arya mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Kami tau, Amel sudah memaafkan kami sebelum menikah sama kamu. Kami pun berjanji untuk mempertemukan dia dengan orangtua kandungnya. Ayah tau, kamu udah berusaha buat nyari mereka, Arya. Tapi, kalian harus berterimakasih sama Grey. Dia yang udah nyari sekaligus membawa orangtua kandung Amela ke Jakarta," jelas Firman dengan senyum sebagai penutupnya.

Ana menutup mulutnya menggunakan tangan, saking kagetnya. Gadis itu benar-benar salut dengan apa yang telah dilakukan oleg Grey, cowok yang sangat ia cintai dan banggakan itu seolah memberitakukan padanya bahwa semua penghalang mereka akan segera berakhir.

***

Annyeong!!!
Gimana nih, perjuangannya abang Grey? Apagga akan diakui sama Arya atau nggak?

Enjoy!
See u next update

Hwarang's

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang