Typo bertebaran gengs
Happy readingAna menatap hamparan bintang pada langit malam. Terhitung sudah satu minggu lamanya, Grey pergi tanpa kabar dari cowok itu.
Seminggu ini, ia disibukkan dengan fitting baju pengantin sampai harus mengurus beberapa hal, terkait pernikahannya.
Ana menghela napas pelan, dari awal ia tahu bahwa dirinya dan Grey tidak akan pernah bisa bersama. Terlepas dari semua momen yang telah mereka lalui, Ana mungkin baru saja tertampar oleh kenyataan yang sangat tidak adil untuknya.
Beberapa hari yang lalu, Alex mengutarakan perasaannya pada Ana. Sungguh, Ana hampir gila karena semua itu. Apalagi kalimat Alex yang seolah menuntut dan menghantuinya.
"Ana, cinta datang karna terbiasa. Aku yakin, kita bisa saling cinta setellah menikah nanti. Aku harap kamu juga mau berjuang demi kita," ujar cowok itu, ketika Ana terdiam saja usai mendapat pengakuan darinya.
Ana menatap lekat sebuah ponsel yang diberikan oleh Grey. Ponsel itu memang hanya berisi nomor Grey, sehingga Ana langsung mendialnya.
"Halo,"
Suara berat khas Grey, sungguh mampu membuat Ana terdiam. Gadis itu sungguh tidak sanggup untuk berkata-kata.
"Ana, kenapa sayang?"
Lagi, panggilan sayng itu justru membuat Ana semakin enggan menyampaikan niatnya.
"Grey, I miss you,"
"I miss you too, Ana. Kamu hanya perlu nunggu saya, okey?"
"Grey, I can't wait. Aku ga sanggup,"
"What do you mean? You'll leave me?"
"A-aku terpaksa Grey! Aku ga bisa ngelawan ayah, aku takut dan kamu ga ada di sini. Aku takut semuanya akan berdampak buruk buat kamu,"
"Ana listen! Saya mungkin egois dan keterlaluan, tapi saya juga lagi berusaha di sini—"
"Kamu ninggalin aku Grey! Itu yang kamu sebut berusaha?!" potong Ana, membuat Grey menghela napas di seberang telfon.
"Terkadang kita memang harus melepaskan sesuatu yang hanya buang-buang waktu. Terima kasih sudah mau berjuang untuk saya, kamu berhak bebas dan menemukan kebahagiaan kamu yang lain,"
Tut... tut... tut...
Grey mematikan sepihak sambungan telfon tersebut, membuat Ana mematung di tempatnya. Entah mengapa, gadis itu terlalu takut dan mungkin terbawa suasana dengan apa yang dikatakan oleh Alex, hingga luapan emosi itu ia tumpahkan pada Grey.
Kedatangan Amela, membuat Ana menatap Bundanya dengan tatapan bingung. Amela jarang sekali menunjukkan kemarahannya, dan saat ini Ana bisa melihat kilatan emosi pada tatapan sang Bunda.
"Kita perlu bicara di bawah. Ikut Bunda yuk," ucap wanita paruh baya itu, sebelum menuntun Ana untuk keluar dari kamarnya.
Dari kejauhan, terlihat Alex, calon mertuanya serta seorang gadis yang hanya menunduk di sebelah Alex.
Ana yang merasa bingung pun, hanya bisa mendudukan dirinya di samping Arya.
"Ini kenapa yah?" tanya Gadis dengan stelan piyama berwarna abu-abu itu.
"Ana, saya mewakili Alex mau minta maaf sama kamu. Mungkin memang kalian tidak ditakdirkan bersama, sekalipun saya dan ayah kamu sangat berharap kalian bisa bersama," ucap ayah Alex, sambil menatap Ana dengan tatapan sendunya.
Ana yang bingung pun, semakin dibuat bingung dengan jawaban itu. Entahlah, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak.
"Yah, ini kenapa sih? Ana bingung," kesalnya, sambil menatap kesal Arya yang sedari tadi bungkam.
"Ana, aku minta maaf yah sama kamu. Aku bener-bener ga tau harus gimana lagi ngomongnya," ucap Alex dengan tatapan yang mengisyaratkam kesedihan miliknya.
Ana semakin bingung, apa ini sebuah prank atau nyata. Entahlah, otaknya sungguh tidak bisa menemukan titik permasalahannya.
"Alex menghamili cewek ini Ana. Dan, kedatangan kami kesini bertujuan untuk membatalkan pernikahan kalian," jelas Ibu Alex dengan suara lemahnya.
Ana terdiam, mencerna ucapan yang baru saja terucap dari bibir calon mertuanya itu. Apakah ini sebuah kesempatan untuknya?
***
Annyeong!!!
Author ga tau gimana perasaan kalian pas baca cerita ini. Apakah ini menarik atau hanya cerita yang buru-buru.
Jujur, mood langsung hilang sih pas tau pendapat itu. Kyk tiap nulis selalu terngiang "
Maafin author karena ceritanya jelek dan ga bisa bikin kalian seneng.Semoga kalian suka part ini dan jgn lupa divote dan komennya
See you
Hwarang's
KAMU SEDANG MEMBACA
[Wellington's 1] MY POSSESIVE GREY
Teen FictionGimana rasanya dipossesifin cowok? Seru? Ngeselin, atau romantis? Tapi, kalo yang possesifin itu abang sepupu gimana rasanya tuh? Mau baper, tapi dia sodara kamu. Mau berusaha ga baper, tapi dia terus-terusan bikin baper. Ah susah! Begitulah rasa...