Typo bertebaran gengs
Happy reading
"Langsung aja yah, pertama-tama saya mau ngucapin selamat untuk Grey dan Ana yang akhirnya bisa menikah setelah banyak hal yang harus mereka hadapi. Saya ga tau gimana caranya jadi sosok yang lebih berwibawa, mungkin karna anak saya baru Grey aja dan dia saya perlakukan seperti teman-teman saya dulu. Grey, mungkin daddy bukan panutan yang baik buat kamu. Tapi, daddy harap kamu bisa jadi cowok yang lebih baik lagi. Kamu baik, dewasa dan pengertian banget. Kamu ga nolak disaat dapet jabatan sebagai ketua geng, tapi nerima itu walau kamu tau itu berat. Kamu juga ga nolak waktu dikasih tanggungjawab tambahan buat ngejaga Ana. Mungkin itu nurun dari mommy karena dia juga sama ga banyak protes. Kalian memang masih terlalu muda untuk sebuah ikatn seserius pernikahan, tapi disini saya cuman mau menegaskan bahwa pernikahan itu umumnya adalah peristiwa yang hanya terjadi sekali seumur hidup. Saya yakin kalian bisa saling melengkapi dan sama-sama berusaha untuk kedepannya yah. Mungkin itu aja dari saya, Terima kasih," ucap Gio, sebelum turun dari panggung.
Ana bertepuk tangan dengan senyum manisnya, berbeda dengan Grey yang sedari tadi hanya diam mematung. Cowok itu tidak pernah mengira bahwa ucapan sang ayah bisa membuatnya bereaksi seperti ini. Yah, mungkin memang begini adanya, seburuk apapun Gio dalam berinteraksi dengannya, pria itu tetaplah ayahnya yang mungkin akan menjadi panutan untuknya.
Grey memang mewarisi hampir sebagian besar sifat sang mommy. Pendiam, sangat sabar dan dewasa. Walau keusilan dan sifat tegas daddynya juga turut melengkapi. Kadang Grey heran, ayahnya selalu berbincang dengannya layaknya teman, bercerita tentang dunia bisnis hingga kisah masa lalunya bersama Hwarang. Walaupun begitu, Grey akhirnya sadar. Ayahnya adalah sosok yang berbeda dan mungkin tidak bisa ditemuinya pada orang lain. Dan yah, cowok itu bersyukur bisa memiliki ayah yang seperti Giorgino Christian Wellington itu.
"Akhirnya nikah juga yah?" ucap Reyhan, sambil bersalaman dengan Grey membuat lamunan cowok itu buyar.
Grey mendengus kesal, pasalnya pria yang sudah dia anggap sebagai omnya sendiri ini sempat memberikan ide gila yang sialnya ia lakukan.
Masih ingat ucapan Reyhan saat Ana bertunangan dengan Alex kemarin ka? Yah benar,pria itu menyuruh Grey untuk merebut Ana. Memang ajaran yang sesat.
"Iya dong, uncle!" balas Ana, mewakili Grey yang hanya tersenyum tipis.
"Grey, nanti ajarin si Derren sama Leo yah! Kasihan tuh, butuh bimbingan," timpal Reyhan, sambil menampilkan senyum tengilnya.
Grey mengangguk sambil terkekeh pelan. Memang aura ketua geng diantara mereka berdua tidak bisa disepelekan. Cowok itu mengancungkan jempolnya, sebelum Reyhan yang akhirnya berlalu dari meja mereka.
Selepas kepergian Reyhan, Grey kira ia bisa berduaan bersama istrinya. Ternyata tidak, karena bertepatan dengan itu, sang ayah mertua mendekati meja mereka.
"Kalian udah selesai makan?" tanya Arya, yang Grey yakini sebagai basa-basi.
Grey mengangguk, sebelum melirik sekilas ke arah Ana yang terlihat biasa saja di sampingnya.
"Bagus, to the point aja. Saya kesini cuman mau ngasih tau kamu, Grey. Kalo mau 'unboxing' harus setelah pengumuman kelulusan dengan rangking satu seangkatan. Paham? Oke sekian," penjelasan singkat, padat dan jelas dari Arya barusan membuat bahu Grey turun.
Helaan napas lelah serta wajah kecewa menghiasi wajarnya. Tidak tahu saja Arya, bahwa Grey sudah hampir gila menahan gejolak dalam dirinya setelah penampilan Ana tadi.
***
Annyeong!!!!
Yuhuu setelah sebulan digantung, akhirnya comeback juga!!!!
So, author udh selesai untk plotnya, cuman emang lagi sibuk bgt kuliah. Author tuh hampir ga punya waktu nyantai karena maraton tugas yang ga ada habis "nya.
Semoga suka part ini yahh
Jgn lupa voment
See yaa
Hwarang's
KAMU SEDANG MEMBACA
[Wellington's 1] MY POSSESIVE GREY
Fiksi RemajaGimana rasanya dipossesifin cowok? Seru? Ngeselin, atau romantis? Tapi, kalo yang possesifin itu abang sepupu gimana rasanya tuh? Mau baper, tapi dia sodara kamu. Mau berusaha ga baper, tapi dia terus-terusan bikin baper. Ah susah! Begitulah rasa...