Angelo 20 y.o. Grey 16 y.o. Ana 15 y.o.
Grey duduk dengan anteng di sebelah Caca, wanita yang ia panggil "Mommy" itu sibuk berbincang dengan tantenya begitu mereka tiba di kediaman Arya dan Amela. Katanya ada yang perlu dibahas dan berkaitan dengan dirinya, tapi sekarang remaja dengan seragam khas anak SMA itu malah dikacangi. 'Tau gitu gue ke mansion dulu tadi,' batin Grey, mulai jengah.
Mata elangnya tatap sekeliling ruang keluarga yang terdapat banyak foto di dindingnya, beberapa foto kecil Angelo yang menurutnya lucu, ia potret sebagai bahan untuk mengancam cowok yang baru saja lepas jabatan dari ketua Hwarang' satu bulan yang lalu.
Arya akhirnya bergabung setelah sebelumnya menjemput putrinyaa di sekolah. Angelo sudah tidak tinggal di rumah, cowok itu lebih sering di mansion Hwarang' dan apartemen pribadinya mengingat jadwal kuliahnya yang menguras banyak waktu, belum lagi kalau sudah praktikum ia bisa pulang tengah malam, alhasil, Arya berbaik hati membelikan apartemen agar ia lebih mudah untuk beristirahat mengingat lokasi apartemennya pun tidak begitu jauh dari kampus.
Amela pamit ke dapur sebentar bersama Caca untuk memasak, sisakan Grey yang muali sedikit gugup. Entahlah, aura berwibawa milik Arya berhasil membuatnya merasa terintimidasi. Berbeda dengan Grey, Arya justru tersenyum ramah ketika melihat remaja yang sewaktu kecil pernah ia sidang karena sudah menggoda anak gadisnya. Ah, Grey banyak berubah ternyata, lebih banyak diam dan lebih sopan, berbanding terbalik dengan Angelo yang semakin tua malah semakin pecicilan.
"Sudah lama nunggunya,Grey?" tanya Arya, buat Grey menggeleng pelan.
"Belum lama kok, Om. Tadi abis bubaran sekolah langsung sama mommy kesini," jawabnya diakhiri senyuman canggung, wajar karena kedekatannya dengan Arya tidak seperti kedekatannya dengan Dion dan Jovan yang notabene merupakan penanggungjawab Hwarang' juga, mungkin karena Arya tidak begitu sering mengunjungi mansion.
"Gimana sekolah kamu?" pertanyaan basic yang buat Grey sedikit malas, 'Ini Om Arya ga mau to the point aja gitu? Udah asem banget pengen sebat ini' batinnya, kemudian menjawab, "Baik Om, sekelas sama anak-anak juga jadi rame," Arya mengangguk pelan, sebelum kedatangan Ana, gadis yang kerap jadi perbincangan di grup inti Hwarang' setelah ia menjabat sebagai ketua geng.
Anasthasya Stefanny Albert, gadis itu duduk di samping Arya, terlihat manja sekali dengan pria yang ia sapa Ayah itu.
"Itu ada Abangmu, disapa dulu dong adek!" ucap Arya, buat Ana mengangguk kaku.
"Hi Bang Grey," katanya, takut-takut melirik ke arah Grey. Grey terkekeh dalam hati, ia tampilkan senyum tipisnya sebagai balasan untuk Ana. 'Lucu deh" batinnya.
Kalau saja di sana ada Caca, sudah pasti wanita itu sibuk membahas masa kecil Ana dan Grey yang kalau boleh jujur tidak lagi tersimpan dalam ingatan Grey. Cowok itu tidak pernah mau percaya kalau dulu pernah usil dengan menggoda Ana sampai anak itu menciumnya. Apa-apaan? Tertarik untuk pacaran saja tidak, maka ia menganggap ucapan itu sebagai cerita karangan Daddy dan Mommy-nya.
Suara sendok dan garpu bersautan di meja makan, Grey kira mereka hanya mampir sebentar, ternyata sampai ada acara makan malamnya segala, tahu begitu ia pamit pulang sekalian kabur tadi, benar-benar sudah jengah dengan acara keluarga ini, yah walaupun intensitas dirinya berbicara sangat sedikit, tetap saja ia bosan. Enakan di mansion yah Grey? banyak hiburannya.
"Grey, ada yang mau Om omongin,"
Grey mendongak, ada apa lagi ini? Kenapa wajah omnya mendadak jadi serius begini? Perasaannya kan jadi ga enak."Mau ngomong apa yah Om?" balasnya sudah kepalang penasaran.
"Om sudah lihat kemampuan kamu selama seleksi kemarin, kalau jadi ketua geng saja sudah diakui, berarti menjaga Ana bukan tugas yang berat kan buat kamu?" jawan Arya, buat Grey terdiam beberapa saat. 'Jagain Ana? Maksudnya gimana deh? Grey ga paham. kan Ana udah gede, masa dia babysitting anak kelas X sih?' batin Grey menyergit.
Melihat Grey yang hanya diam sejak tadi, buat Arya terkekeh. Ditambah celetuk Gio yang menjawab semuanya "Bingung dia tuh," celetuk Gio, buat Grey menatap cengo ayahnya. bukannya dibela.
"Angelo biasanya antar jemput Ana ke sekolah atau kemanapun dia mau pergi. Kerja kelompok, ekskul, Les. Tapi, setelah kuliah Gelo jadi banyak kesibukan, Ana ini belom bisa om lepasin buat bawa kendaraan sendiri, umurnya juga belum legal. Jadi, karna kamu udah dipercaya sebagai ketua Geng, mulai besok, tugas kamu nambah. Jagain Ana, gantikan Angelo,"
DUARR begitu kira-kira suara yang ada di kepala Grey begitu mendengar penjelasan Arya. Jadi, dia ditambahin tugas buat jagain Ana gitu? Yang benar saja?! Derren kan juga sepupu Ana, kenapa tidak cowok bermulut pedas itu saja? Kenapa harus Grey? Hello, member Hwarang' ada sekitar 200 orang yang juga bersekolah di SMA HARAPAN dan ada 7 anggota inti, kenapa harus Grey?! Batinnya boleh menolak keras permintaan itu, tapi jawaban yang keluar dari mulutnya adalah: "Siap, Om. Mulai besok saya gantikan tugas Bang Gelo," jawabnya, sedikit merasa geli dengan sapaan Bang pada nama Angelo, saking terbiasanya saling lo-gue sama Angelo sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Wellington's 1] MY POSSESIVE GREY
JugendliteraturGimana rasanya dipossesifin cowok? Seru? Ngeselin, atau romantis? Tapi, kalo yang possesifin itu abang sepupu gimana rasanya tuh? Mau baper, tapi dia sodara kamu. Mau berusaha ga baper, tapi dia terus-terusan bikin baper. Ah susah! Begitulah rasa...