Typo bertebaran gengs
Happy readingAna menatap kesal ke arah suaminya. Sudah hampir seminggu lamanya, suami tampannya itu hanya menghabiskan waktu dengan belajar di kamar. Bahkan, ketika diajak ngobrol setelah makan pun tidak pernah disetujui oleh Grey.
Karena hal tersebut, Ana semakin gencar menarik perhatian Grey. Sudah hampir tiga hari ini, Ana mengenakan baju yang super sexy, kadang ia memadukan baju crop top dengan hot pants agar Grey memperhatikannya.
Nihil, cowok yang memang sudah sedingin kutub utara itu masih saja asik dengan buku-buku serta soal latihannya.
BRAKK
Ana menutup pintu dengan kesal, gadis itu baru saja masuk ke kamar karena Grey yang meninggalkannya sendirian di ruang tengah. Padahal, Ana ingin sekali ngobrol atau bercanda dengan cowok yang sudah berstatus sebagai suaminya itu.
"Sayang, tutup pintunya pelan-pelan dong," ucap Grey, menatap ke arah istrinya yang menghiraukan pertanyaannya barusan.
Ana terus berjalan, mengabaikan Grey yang terus mengekorinya dari belakang. Entahlah, gadis itu malah tidak ingin meladeni suaminya itu.
"Sayang mau kemana? Mau saya anterin ga?" Lagi, pertanyaan Grey dihiraukan oleh Ana. Gadis itu sibuk memoleskan make up pada wajahnya.
"Sayang, jangan gini dong! Kamu tau kan, saya belajar buat dapet nilai bagus dan itu semua juga biar bisa dapetin kamu seutuhnya," ucap Grey, dengan nada frustasi yang sangat jelas.
Ana menatap Grey dalam, dengan kesal ia menghela napas.
"Mesum!" jawabnya sambil memakai anting yang dibelikan oleh Grey beberap hari yang lalu.
"Mau kemana, hm?" Grey kembali bertanya, kali ini dengan nada lembut karena sudah berhasil membujuk istrinya.
"Mau ke club," balas Ana yang mengundang pelototan tajam Grey.
"Ana, saya serius!"
"Saya juga serius Grey!"
Mendengar jawaban istrinya, Grey langsung tersadar. Oke, sepertinya gadis cantiknya itu sedang ngambek karena ia melupakan kata sayang. Hahaha lucu sekali.
Cup
"Jangan ngambek lagi sayang," ucap Grey, usai mencium bibir Ana.
Ana mengangguk pasrah, kemudian tertawa puas ketika melihat wajah suaminya.
"Lho, kamu kenapa ketawa?"
"Itu lho hahahahah, kamu sih main nyosor hahahahah."
"Yang jelas ngomongnya sayang!"
Ana terdiam sebentar, mencoba menetralkan tawanya yang sedari tadi menggelegar di ruang ganti.
"Bibir kamu jadi belepotan lipstik aku, makanya jangan main nyosor-nyosor aja," jelas Ana, sambil membersihkan sisa lipsticknya yang menempel pada bibir Grey.
"Oh, gapapa kan istri sendiri. Kecuali punya cewek lain, baru disterilisasi," balas Grey, kemudian melingkarkan tangannya pada pinggang ramping istrinya.
Perkataan Grey barysan membuat gerakan Ana melambat, ekspresi cerianya mendadak hilang.
"Hey, kenapa sayang?" tanya cowok itu dengan ekspresi khawatir. Ia baru saja membujuk istrinya, jangankan sejam, lima belas menit saja belum sampai. Jadi, kalau Ana ngambek lagi mungkin dia akan gila.
"Mila suka sama kamu," jawab Ana, kemudian menunduk untuk menghindari kontak mata dengan Grey.
"Itu urusan dia sayang. Lagian saya ga bakal berpaling, saya kan maunya kamu."
Ana masih tetap pada posisinya, menunduk dengan lesu. Perasaan dari awal mereka bersama, sepertinya selalu ada saja masalahnya.
Grey mengangkat dagu istrinya agar tidak menunduk. Ia tahu, Ana khawatir pada dirinya dan Mila. Biar bagaimanapun Mila sempat singgah di hatinya. Tapi, yang pasti adalah ia tidak akan pernah melepaskan Ana demi orang lain, sekalipun itu Mila.
"Saya ga mungkin ngelepasin kamu. Kalau saya emang ga suka sama kamu, ngapain saya berkorban sejauh ini? Kenapa saya mau berjuang biar kita bisa sampai di titik ini? Saya ga mungkin rela kan berjuang hanya untuk main-main sama kamu? So please, sayang. Saya sayang dan cinta sama kamu. Bukan Mila! Trust me, okay?" ucap Grey, sebelum berakhir memeluk erat Ana.
***
Annyeong!!!
Happy 4k+ readers guys
Thank u so much udh mau baca cerita ini sampai sekarang.
Author lagi mengusahakan supaya segera end. But, kalian harus tetap nunggu yah.
Jgn lupa vote sama komentnya yah
See u next update
Luv u
KAMU SEDANG MEMBACA
[Wellington's 1] MY POSSESIVE GREY
Teen FictionGimana rasanya dipossesifin cowok? Seru? Ngeselin, atau romantis? Tapi, kalo yang possesifin itu abang sepupu gimana rasanya tuh? Mau baper, tapi dia sodara kamu. Mau berusaha ga baper, tapi dia terus-terusan bikin baper. Ah susah! Begitulah rasa...