"Ketika dosa sudah di balut rapi dengan kata 'cinta'. Dan hawa nafsu sudah di balut rapi dengan kata 'mari berjuang bersama'. Maka sejatinya engkau sedang diajaknya berjalan-jalan di tepian neraka."
_Bii Al-Kahfi Zain Muhammad Assegaf_
"Nindi sini nak." Kata Khairul sambil tersenyum. Keisya pun dengan perlahan berjalan dan duduk di tengah-tengah Ayah dan Bundanya.
Setelah Keisya ikut bergabung duduk diantara orang tuanya. Jantung Kafka mulai tak karuan. ia tak menyangka nama yang menemaninya setiap malam. Akan menjadi kenyataan dan akan menjadi pendampingnya hingga akhir hayatnya Insyaa Allah.
"Karena Nindi dan Zaidan sudah disini jadi kita mulai saja. Silahkan nak Kafka." Kata Khairul sambil tersenyum. senyum yang menenangkan Kafka.
"Ekhmm.." Kata Kafka berdehem untuk melerai kegugupan yang dideranya. "Begini saya ingin meminta putri Om Khairul yang bernama Keisya Anindita Az-Zahra untuk menjadi istri dan pendamping halal saya." Kata Kafka dalam satu tarikan.
Keisya yang mendengar namanya disebut dengan refleks mengangkat kepalanya kedepan. Dan tanpa sadar ia melihat wajah seseorang yang menyebutkan namanya tadi. Namun, dalam hitungan detik ia pun memutus tatapan itu dan langsung menundukkan kepalanya kembali.
"Nindi kok diam aja. Ayo dijawab sayang." Kata fatimah sambil mengelus lengan Keisya.
"Maksudnya apa Ayah, Bunda?" Kata Zaidan sambil menatap kearah Khairul dan Fatimah.
"Nindi kamu mau kan menikah dengan nak Kafka. Untuk menggantikan kak Keira." Kata Fatimah lagi.
"Maksudnya bagaimana Bunda? Keisya menggantikan Keira? Bukankah masalah ini sudah selesai kan. Kenapa harus Keisya?" Kata Zaidan sambil menatap kearah Fatimah.
Keisya yang menyimak perdebatan antara Zaidan dan kedua orang tuanya hanya bisa diam sambil menutup kedua matanya.
"Sebentar Zaidan ayah jelaskan."Kata Khairul. "Begini memang benar masalah antara Keira dan Kafka telah selesai. Zaidan kamu tau ngga siapa yang Kafka kagumi? Tidak kan. Yang Kafka kagumi adalah Nindi. Nindi adalah orang yang dicintai Kafka. Nindi lah yang menjadi alasan Kafka untuk membatalkan pernikahannya dengan Keira. Maksud Kafka tadi adalah ia ingin meminang Nindi untuk dijadikan sebagai istri kafka bukan pengganti Keira. Jadi, apakah kamu paham Zaidan?" Kata Khairul sambil menatap Zaidan dengan senyuman.
"Paham Ayah." Jawab Zaidan pelan.
Keisya mendengar apa yang dikatakan Ayahnya. Dengan seketika meremas celananya dengan kuat. Dan tanpa di duga air matanya turun membasahi kedua belah pipinya yang putih.
"Nindi sayang bagaimana? Kamu mau kan." Kata Khairul sambil menatp kearah putri bungsunya.
"Ma-aaf Ayah... Nindii.." Kata Keisya terbata-bata karena dia mulai terisak.
"Kenapa sayang?" Tanya Fatimah cemas.
"Nindi belum puas bersama Ayah, Bunda, Papa Dirga, Mama Laura dan juga Abang." Kata Keisya sambil melap air matanya dengan tisu yang di berikan Zaidan.
"Nindi sayang kamu setelah menikah masih bisa kok main kesini ngga ada yang ngelarang. Dan kalo kamu mau setelah menikah nanti kalian tinggal disini Ayah sama Bunda ngga masalah sama sekali. Masalah ini sudah Ayah bicarakan kepada nak Kafka. Benerkan nak Kafka ngga keberatan kalonya tinggal disini." Kata Khairul sambil mengusap punggung Keisya. Kafka hanya mengangguk tanda ia mengiyakan sedangkan Keisya semakin menundukkan kepalanya dalam.
Zaidan hanya bisa menatap Keisya sendu. Dia hanya diam takut jika kenyataan nya ia akan di langkahi adik kesayangannya.
Semua yang terjadi tidak luput dari pandangan Kafka. Ia merasa bersalah saat melihat tatapan sendu yang dipancarkan Zaidan kepada Keisya. Dan kini detak jantungnya tidak karuan saat mendengar keputusan dari Keisya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Takdir
SpiritualKeisya tidak menyangka kepulangannya ke Indonesia, untuk menghadiri pernikahan kaka kembar nya. Malah berujung menjadi peristiwa khitbah dadakan untuk dirinya, yang di ajukan oleh calon kaka iparnya. Jika akhir-akhir ini dia tidak banyak mengecewak...