" AIB yang sebenarnya sangat mengerikan adalah: Jika kita BODOH dalam urusan AGAMA. Tidak mengetahui HALAL dan HARAM, malas NGAJI dan SHALAT. Tidak mau BERHIJAB atau berpakaian yang syar'i. Padahal PERINTAH atau KEBENARANNYA sudah di sampaikan. Itulah yg namanya AIB. Tentu sangat MEMALUKAN. Allahul musta'an. "
••••
"Cinta akan tumbuh jika terbiasa. Mulai saat ini aku akan membuat mu terbiasa." Kafka Al-fatih
Allahu Akbar..
Setelah Kafka mengankat takbir, Keisya pun memulai mengangkat takbirnya. Terdengar alunan surah Al-Fatihah yang dibaca oleh Kafka dengan suara yang menyentuh hatinya.
Suara Kafka memang tidak seperti qori-qori diluar sana tapi mampu membuat relung hatinya merasa tenang. Setelah surah alfatihah Kafka mulai membaca surah Ar-rahman yang mampu menggetarkan hatinya.
Keisya dengan khusyu nya menjalankan sholat tahajud kali ini ia pun tidak tau mengapa efek saat diimami suaminya langsung drastis merubah pikiran dan hatinya. Saat sujud terakhir ia menumpahkan segala isi hati dan kegundahan yang ada di hatinya selama ini.
"Ya Allah beriaknlah ketenangan di hatiku. Ajarkanlah diriku agar bisa menerima suami hamba sepenuhnya. Ya Allah ya Rahman hapuslah nama yang tidak patut ada di hatiku. Bimbinglah hamba agar menjadi seorang istri yang diharapkan suami hamba Ya Allah Aamiin Ya Robbalalamin.."
Tahajud.. memberi kesempatan kepada Keisya untuk mengadu kepada sang penciptaNya atas semesta yang selalu membuatnya patah. Pada malam hari tepatnya di sepertiga malam Allah turun ke bumi bersama para malaikat-malaikatNya. Mengingat hal itu membuat pelupuk matanya mengeluarkan cairan bening semakin deras bak air kran yang di buka. Perlahan ia menghembuskan napasnya dan mengakhiri segala keluhannya di dalam sholatnya.
اَللّٰهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
Allaahumma lakal hamdu anta qayyumus samaa waati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu anta malikus samaa waati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu antal haqqu, wa wa'dukal haqqu, wa liqaa'uka haqqu, wa qaulukal haqqun, wal jannatu haqqun, wannaaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallahu 'alaihi wa sallama haqquw wassaa'atu haqqun.Allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa 'alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfirlii maa qoddamtu, wa maa akhkhartu, wa maa asrartu, wa maa a'lantu, wa maa anta a'lamu bihiminnii. antal muqoddimu wa antal mu'akhkhiru laa ilaaha anta. wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Artinya : "Ya Allah bagi-Mu-lah segala puji, Engkaulah yang mengurus langit dan bumi serta semua makhluk yang ada pada keduanya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau Raja langit dan bumi beserta semua makhluk yang ada pada keduanya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi beserta semua makhluk yang ada pada keduanya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau Maha benar, janji-Mu adalah benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, ucapan-Mu adalah benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, para nabi adalah benar dan Nabi Muhammad SAW adalah benar serta hari kiamat adalah benar. Ya Allah hanya kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu-lah aku beriman, kepada-Mu-lah aku bertawakal, hanya kepada-Mu-lah aku kembali (bertaubat), kepada-Mu-lah aku mengadu, dan kepada-Mu-lah aku meminta keputusan, maka ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang kemudian serta apa yang kusembunyikan dan yang kulakukan dengan terang-terangan dan apa yang lebih Engkau ketahui dariku, Engkau yang mendahulukan dan yang mengakhirkan, tiada Tuhan selain Engkau,dan tiada daya (untuk menghindar dari kemaksiatan) dan tiada kekuatan (untuk melakukan ibadah) kecuali dengan pertolongan Allah."
Keisya mengamin kan doa yang dirapalkan Kafka, entah kenapa saat menjalankan sholat bersama Kafka, ia merasakan kenyamanan dan kelegaan di hatinya.
Apakah ini petunjuk darimu Ya Allah?
Kafka yang menyadari Keisya telah selesai sholat, segera membalikkan badannya. Dan mengulurkan tangan kanannya ke arah Keisya. Keisya hanya menatap sendu tangan itu, entah kenapa suasananya menjadi canggung begitu saja.
Kafka mengangguk kecil , memberi isyarat kepada Keisya untuk menyambut tangan kanannya yang terulur. Tapi bukannnya menyambut untuk bersalaman malah diam sambil menatap tangan itu .
Kafka tersenyum ia paham apa yang dirasakan gadis itu saat ini.
Ekhmm
"Jadi engga nih?"
"Hah.. Apanya mas..?" Kata Keisya gelagapan.
Kafka tersenyum melihat tingkah Keisya barusan. "Kamu ngelamun ya."
"Ngga kok.." Sanggah Keisya pelan.
"Masa, kok tangan mas kamu anggurin." Kata Kafka sambil tersenyum menatap Keisya yang masih diam. "Pegel tau Sya." Kata Kafka terkekeh melihat Keisya yang langsung menyambar tangan kanannya dan mencium nya. Kafka hanya tersenyum sambil mengelus lembut kepala Keisya yang tertutup mukena.
Setelah Keisya melepas tangannya Kafka pun mendekatkan wajahnya ke wajah Keisya. Nyaris tidak ada jarak sedikit pun. Keisya yang diperlakukan itu hanya menutup matanya dan merasakan napas Kafka yang berhembus di wajahnya. Dan..
Cup
Degh
Dengan seketika Keisya membuka matanya, ia kaget atas perlakuan Kafka barusan. Itu bukan yang pertama tapi mampu memporak-porandakan jantung nya. Ingin rasanya ia meminjam kantong ajaib doraemon untuk pergi kemana pun asalkan jangan bertemu dengan suaminya ini.
Ia ingin menyembunyikan wajahnya yang mulai memanas sudah di pastikan wajahnya kini sudah memerah mengalahkan merahnya tomat dan kepiting rebus.
"Kamu kenapa Sya? Hmm" Kata Kafka sambil mengerlingkan matanya.
"Ngga apa-apa kok." Kata Keisya sambil menundukkan kepalanya.
"Masa kok wajah kamu makin merah Sya? Malu yaa.." Kata Kafka sambil terkekeh. "Ngga apa-apa kok kan udah sah." Kata Kafka sambil mengangkat dagu Keisya.
"Ma-mas ma-u nga-pain.." Kata Keisya gugup sambil menjauhkan dirinya dari Kafka.
Kafka melihat tingkah Keisya yang takut kepadanya bukannya berhenti malah makin mendekatkan badannya sampai tubuh Keisya terhimpit badannya.
"Mas.." Kata Keisya dengan nada bergetar.
Kafka tak kuasa menahan tawanya melihat raut wajah Keisya..
"Bhuhahahha.. Sya.. wajah kamu lucu.." Tawa Kafka menggeleagar sambil memegangi perutnya.
Assalamualaikum..
Haii hari ini aku update lagi nih.. Semoga suka ya..
Oh iya sebentar lagi kan hari raya idul adha. Jadi, aku selaku author mau minta maaf lahir dan bathin ya.. Jika ada salah baik disengaja maupun tidak. Dan aku juga minta maaf soalnya bakal vakum untuk sementara. Semoga kalian sabar ya nungguin Keisya.
Sampai jumpa lagi di nextpart..
Assalamualaikum..
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Takdir
SpiritualKeisya tidak menyangka kepulangannya ke Indonesia, untuk menghadiri pernikahan kaka kembar nya. Malah berujung menjadi peristiwa khitbah dadakan untuk dirinya, yang di ajukan oleh calon kaka iparnya. Jika akhir-akhir ini dia tidak banyak mengecewak...