IT||05

798 67 23
                                    

Assalamualakum... Haiii selamat memmeabca part 5 semoga suka.. terima kasih yang udah mampir..

.

.


"Jujurlah walau itu menyakitkan. Lebih baik jujur daripada berdusta. Karena Allah sangat membenci orang yang berdusta.''

Insecure_511

At Rumah

"Yah apakah sudah dapat kabar dari Nindi?" Tanya Fatimah kepada suaminya.

"Belum bun, mungkin masih di jalan. Ayah yakin dia pasti pulang. Ayah hanya ingin melihat kejujuran dari anak itu." Kata Khairul sambil melihat ke arah layar handpone nya.

Fatimah hanya bisa menghela napas saat mendengar perkataan suaminya. Sudah berkali-kali ia menanyakan tentang putri bungsu nya saat terakhir dia menghubunginya. Dan sudah berulangkali pula ia hanya mendapatkan jawaban yang sama dari sang suami.

"Sudahlah bun, jangan terlalu dipikirkan nanti bunda sakit." Kata Khairul mencoba menenangkan Fatimah. Walaupun dirinya juga merasakan apa yang dirasakan sang istri.

"Tapi yah, bagaimana bunda ngga kepikiran sama anak itu. Hampir lima tahun yah, dia nggak pulang. Bunda kangen yah." Kata Fatimah mulai terisak.

Khairul hanya bisa menguatkan istrinya. Ia pun sama dengan istrinya sangat merindukan putri bungsunya.

"Oh iya yah, bagaimana apakah ayah sudah menghubungi Keira?" Kata Fatimah sambil menghapus jejak air mata nya.

"Sudah bun, katanya kalo semua urusannya di rumah sakit selesai palingan besok pulang bun." Kata Khairul sambil melihat ke layar handphone berharap putri-putri nya akan menghubunginya.

"Apa besok yah? Gimana sih seharusnya kan hari ini. Dia itu harus di pingit." Kata Fatimah kembali ke mode cerewet nya.

Khairul hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang istri yang kembali ke mode awal.

"Bagaimana lagi bun Keira kan seorang dokter kandungan. Tanggung jawab dia besar bun." Kata Khairul pelan.

"Iya yah bunda paham." Kata Fatimah dengan nada sendu.

"Sudah lah bun sebentar lagi adzan dzuhur. Ayo kita siap-siap, doakan mereka semoga mereka pulang dalam keadaan sehat walafiat tanpa kekurangan apapun." Kata Khairul sambil berlalu meninggalkan Fatimah.

"Iya yah." Kata Fatimah sambil mengikuti punggung suaminya.

***

Setelah empat jam di perjalanan akhirnya Keisya pun sampai di depan rumahnya. Dia langsung keluar dari taksi dan langsung menginjakkan kakinya di halaman rumahnya.

"Terimakasih banyak pak." Kata Keisya sambil tersenyum saat koper dan barang bawaan nya sudah berada di tangan nya.

"Sama-sama neng. Terimakasih juga sudah menraktir saya sarapan." Kata Yanto sambil memasuki bangku kemudi.

"Iya pak sama-sama."Kata Keisya sambil tersenyum.

"Mari neng. Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh."Kata Yanto sambil mengemudi kan taksinya dan berlalu menjauh dari tempat Keisya berdiri.

"Waalaikumussalam Warrahmatullahi Wabarrakatuh."Kata Keisya sambil menatap taksi yang mulai menjauh.

Keisya menarik napas nya berkali-kali bersiap untuk memasuki lebih jauh area halaman itu. Dengan langkah pasti ia melangkah kan kaki menuju pintu. Dengan menenteng koper serta barang bawaan lainnya. Bukan lelah hanya saja Keisya menyiapkan diri dan mental nya untuk menemui ayah dan bunda nya.

Setelah sampai di depan pintu lagi dan lagi Keisya menarik dalam napasnya. Sebelum mengetuk pintu Keisya menggumamkan kalimat basmallah. 'Selalu libatkan Allah dalam urusan mu'. Itu lah kalimat yang sering Keisya ingat dari gurunya.

"بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ"

Tok.. Tok.. Tok..

"Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh." Kata Keisya sambil mengetuk pintu.

"Waalaikumussalam Warrahmatullahi Wabarrakatuh. Tunggu sebentar." Terdengar suara menjawab salam samar-samar dari dalam rumah.

Ikatan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang