IT || 20

477 18 0
                                    

💐💐

"Puncak kesabaran adalah saat engkau memilih diam, padahal di dalam hatimu ada luka yang sedang berbicara."

💐💐

Sekarang Kafka memperhatikan gadis yang sudah berubah status menjadi istrinya itu mulai menutupi seluruh badan nya sampai ke kepala dengan menggunakan selimut, setelah berpamitan kepadanya untuk tidur.

Kafka tau keputusannya untuk melamar gadis itu tidak lah mudah. Awalnya dia hanya berpikir ini akan mudah karena hanya meluluhkan hati seorang gadis. Tapi pemikirannya dahulu ternyata salah, meluluhkan hati istrinya adalah PR yang sangat sulit baginya.

Tapi Kafka yakin istrinya itu akan jatuh cinta dan menerima nya dengan tangan terbuka suatu saat nanti. Karena ia yakin saat bertemu dan terbiasa berdekatan dengannya istrinya itu akan jatuh cinta kepadanya. Karena cinta akan datang bila terbiasa. Jadi, saat ini Kafka akan bersabar menunggu istrinya itu untuk terbiasa akan kehadirannya.

Dilihatnya gadis yang berada disampingnya itu tidak ada pergerakan sama sekali dan napasnya mulai teratur menandakan gadis itu sudah menyapa mimpinya. Dengan hati-hati Kafka menggeser tubuh istrinya itu untuk berdekatan dengannya.

Dan dengan perlahan ia letakkan kepala istrinya itu di atas lengannya. Kafka tersenyum melihat istrinya itu yang damai di dalam tidurnya sampai pergerakkan yang dilakukannya tidak membuat gadis itu terbangun. Setelah berhasil membawa tubuh Keisya di dekatnya Kafka pun mulai mendekap tubuh mungil itu dan mengikuti jejak gadis itu ke alam mimpi.

Rasanya ini candu, Kafka yakin kini yang ada didalam dekapannya adalah halal untuknya. Bahkan sekedar bersentuhan saja sudah menjadi pahala. Dia sangat bersyukur gumamannya kemarin menjadi kenyataan.

Sekarang Keisya adalah kenyamananyang tak pernah ia rasakan. Keisya adalah getar yang selalu terpatri di dalam dadanya, entah sejak kapan ia pun tidak tau. Sosok Keisya adalah objek senyum sederhana yang telah ia anggap terakhir dan satu-satunya. Sosok yang dikirimkan Allah, satu dan selamanya untuk Kafka seorang.

Insyaa Allah.

***

Keisya mengeliat, ia merasakan perih di bagian perutnya. Menandakan ia dalam keadaan lapar, tadi malam karena gengsi kepada Kafka. Ia memilih untuk menahan rasa laparnya dan beginilah jadinya. Ia tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Keisya membuka matanya dengan perlahan ketika tanganya sangat sulit untuk di gerakkan. Yang pertama ia lihat adalah sebuah kaos berwarna putih yang sedang dikenakan seseorang.

Itu... sebuah dada!

Dengan seketika Keisya pun mendonggakkan kepalanya ke atas. Tertangkap di matanya wajah tampan yang kini tengah menutup mata dengan napas teratur. Napas itu berhembus hangat hingga menerpa wajahnya.

Tangan Kafka melilit tubuhnyan dengan sangat erat. Tadi malam seingat Keisya posisi tidurnya terlentang. Tapi kenapa sekarang malah miring dan menyamakan diri di dada suaminya itu. Bahkan ia juga menjadikan lengan suaminya sebagai bantai.

Pasti itu sangat sakit bukan!!

Keisya mengangkat kepalanya dengan perlahan dan menyingkirkan lengan suaminya dengan sangat hati-hati takut pergerakkannya itu membuat suaminya terbangun. Terlebih suaminya itu sangat letih, namun gerakan yang ia lakukan gagal. Suaminya itu tetap terbangun membuat mata indah itu memperlihatkan kelereng hitamnya.

"Hm.. Jam berapa?" Tanya Kafka dengan suara serak.

Keisya melirik ke arah nakas yang berada di sampingnya lalu mengambil handphone dan melihat jam digital.

Ikatan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang