''Tumpahkanlah air mata mu hanya untuk penyesalan atas segala kesalahan dan dosa yang telah kau lakukan di dunia. Tumpahkanlah saat kau berjumpa dengannya.''
Insecure_511
"Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh." Kata Keisya sambil mengetuk pintu.
Tok.. Tok.. Tok..
"Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarrakatuh. Tunggu sebentar." Terdengar suara menjawab salam samar-samar dari dalam rumah.
Klekk..
Terdengar suara pintu di buka. Keisya pun langsung mendongakkan kepalanya ke depan.
"Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh, bunda." Kata Keisya mengucap salam dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarrakatuh. Nin-di..? Kamu Nindi anak bunda kan?" Kata Fatimah dengan rasa tidak percaya saat melihat putri bungsunya. Yang sudah ia rindukan selama bertahun-tahun kini sudah ada di hadapannya.
"Iya bunda ini Nindi anak bungsu bunda." Kata Keisya dengan berusaha menahan air mata.
"Ya Allah sini nak peluk bunda." Kata Fatimah sambil merentangkan tangan nya.
Tanpa pikir panjang Keisya pun langsung memeluk erat tubuh bundanya.
"Bunda, Nindi kangen banget sama bunda. Bunda apa kabar? Bunda sehatkan? Nindi minta maaf bunda." Kata Keisya di sela pelukannya.
"Makanya di suruh pulang tuh pulang jangan enggak. Ya udah nanti itu kita bahas. Kamu masuk dulu." Sambil membawa masuk Keisya ke dalam.
"Iya bunda terimakasih." Kata Keisya sambil tersenyum.
"Keisya silahkan duduk dulu ya. Bunda panggil ayah sebentar." Kata Fatimah berlalu meninggalkan Keisya untuk memanggil suaminya.
Keisya hanya mengangguk tanda ia mengiyakan sambil melihat punggung bundanya semakin menjauh. Keisya mengedarkan pandangan nya keseluruh penjuru ruang tamu. Damai dan nyamanlah yang di rasakan Keisya. Semua yang ada di ruangan itu tetap sama saat ia meninggalkan rumah itu untuk pergi ke Kairo.
Di dalam keheningan Keisya mendengar derap langkah kaki yang semakin mendekat. Sudah di pastikan itu adalah ayah dan bundanya.
"Nindi..." Kata Khairul pelan.
Saat samar-samar mendengar namanya di sebut Keisya pun mendonggakkan kepala nya kedepan. Mata Keisya kian memanas saat melihat siapa yang memanggil namanya itu adalah laki-laki paruh baya. Yang sedang duduk di samping bundanya. Wajah itu selalu berseri-seri, sangat berwibawa dan wajah itu selalu membuat siapa saja yang memandang nya akan merasakan ketenangan.
"Assalamualaikum, ayah." Kata Keisya sambil menyalami punggung tangan Khairul dengan berurai air mata.
"Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarrakatuh. Nak.." Kata Khairul sambil mengelus kepala Keisya yang sedang tertutup kerudung.
"Maafkan... Nindi yah. Baru punya keberanian untuk pulang." Kata Keisya di sela tangisnya.
Khairul hanya mengagguk dengan tenang. Sedangkan Fatimah hanya bisa menghapus air matanya berkali-kali.
"Nindi minta maaf yah, bund. Nindi tidak bisa menepati janji untuk tidak menjadi desaigner dan model." Kata Keisya sambil bangkit dari posisi bersimpuh dan duduk di depan ayahnya.
"Ayah sama bunda sudah tau, mengenai hal itu. Cuma ayah hanya ingin tau alasan kenapa kamu melakukan itu?" Kata Khairul dengan raut wajah yang sulit di baca.
Bak di sambar petir di siang bolong. Keisya sangat kaget saat mendengar ucapan ayahnya. Dengan refleks ia mengangkat wajah nya yang ditertunduk.
"Saat seminggu kelulusanmu, teman ayahmu yang ada disana menelepon kerumah. Awalnya bunda sama ayah ngga percaya kamu menjadi model dan merintis karir sebagai desaigner. Tapi setelah beliau mengirimkan foto serta katalog ke Indonesia." Kata Fatimah menjelaskan.
"Ja-di bbu-nda sa-sama a-yah su-dah men-geta-hui se-mua-nya.?" Kata Keisya dengan terbata-bata.
"Iya sayang." Kata Fatimah sambil tersenyum.
Keisya menarik napas nya dalam lalu menghembuskan perlahan. Dengan pasti ia bersiap untuk menceritakan kepada ayah dan bundanya. Alasan kenapa ia menjadi model dan desaigner.
"Saat semester terakhir atm Nindi di blokir pihak bank. Nindi bingung bagaimana untuk membayar uang semester dan juga buku. Untuk menelpon ayah Nindi takut ayah marah. Lalu saat itu teman Nindi menemukan gambar desaign baju muslimah di apartemen. Jadi dia menyarankan kalau aku dan dia bersama-sama membuka butik dengan Nindi sebagai modelnya. Awalnya Nindi ragu, namun dengan kegigihan nya untuk meyakinkan Nindi. Dengan berat hati dan terdesak Nindi pun menyetujui nya. Bukan hanya itu Nindi juga menjadi model di berbagai brand. Dan Alhamdulillah sampai sekarang butik yang Nindi dan teman Nindi rintis menjadi terkenal dan memiliki cabang di Mesir dan sekitarnya. Dan dari hasil itu Nindi bisa membayar uang semester dan juga. Nindi bisa membeli apartemen yang Nindi tempati. Maafkan Nindi sudah membuat ayah dan bunda kecewa." Kata Keisya mengakhiri ceritanya sambil menunduk kan kepalanya.
"Sudahlah sayang jangan di pikirkan lagi. Bunda paham itu kan cita-cita yang dulu kamu impikan dari kecil kan. Dan Alhamdulillah cita-cita mu sekarang sudah tercapai."Kata Fatimah sambil memeluk tubuh Keisya dengan erat.
"Ayah tidak kecewa kepadamu malahan ayah bangga mempunyai anak sepertimu. Cuma ayah sedih kenapa saat anak ayah kesusahan ayah tidak ada untuk membantu. Seharusnya kamu hubungi ayah." Kata Khairul sambil tersenyum.
"Nindi minta maaf yah." Kata Keisya pelan.
"Sudah ayah sama bunda sudah memaafkanmu sebelum kamu minta maaf." Kata Fatimah sambil tersenyum.
"Siapa bilang bun. Ayah masih marah kok. Kenapa putri bungsu ayah tidak memeluk ayah. Emangnya ngga kangen hemm." Kata Khairul dengan seringai jail nya.
"Ayah.." Kata Keisya sambil memeluk Khairul dengan erat.
"Lihat bun anak bungsu ayah sudah menjadi model terkenal masih kaya anak TK." Kata Khairul sambil tertawa.
"Ih ayah.. Mah gitu anak nya sedih malah di becandain." Kata Keisya sambil melepaskan pelukannya.
"Sudah, sekarang kamu istirahat. Besok bantu bunda buat mempersiapkan pernikahan Kakak mu." Kata Fatimah menengahi ayah dan anak itu.
"Iya, sebaiknya kamu istirahat. Mandi terus sholat." Kata Khairul sambil tersenyum.
"Siaap yah, bun. Terimakasih Nindi sayang ayah bunda. Assalamualaikum.." Kata Keisya sambil berlalu meninggalkan Khairul dan Fatimah.
"Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarrakatuh." Kata Khairul dan Fatimah bersamaan.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Takdir
SpirituálníKeisya tidak menyangka kepulangannya ke Indonesia, untuk menghadiri pernikahan kaka kembar nya. Malah berujung menjadi peristiwa khitbah dadakan untuk dirinya, yang di ajukan oleh calon kaka iparnya. Jika akhir-akhir ini dia tidak banyak mengecewak...