hello, don't forget to click the star and turn on the comment! thank you⚘
>>>
Tenggorokan Renjana sangat kering. Susah untuknya berbicara. Apa-apaan ini, ia tidak memakai sehelai pakaian apapun? Sialan malam itu. Damn, Renjana. Ia tidak bisa melupakan semuanya. Dirinya sangat malu sekarang. Sialan memang Navier. Ia hendak turun berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sangat lengket apalagi bagian selatannya.
"Mau kemana?" tanya Navier dengan suara khas bangun tidur.
"Sialan lo anjing." balas Renjana.
Navier menarik badan Renjana hingga kembali terbaring di atas kasur. Renjana berusaha melepaskan tangan Navier yang melilit di punggungnya.
"Na, lepasin."
"Nggak mau, tidur aja."
"Lepasin nggak?"
"No, sweetie." balas Navier sembari menciumi leher Renjana.
"Jangan lagi, Na."
"Even if you refuse, I will still do it sweetie."
Sang dominan mulai memegang tangan sang submissive dan mulai menciumi lehernya. Renjana hanya pasrah dengan perlakuan Navier. Nanti, ingatkan untuknya memukul Navier hingga memar. Ciuman itu mulai turun kebawah. Ia mulai menciumi puting Renjana. Lelaki cantik itu mulai menggila dengan sentuhan Navier.
"Aangh Na, hentikan."
Tanpa pemanasan apa pun dan pelumas, Navier langsung memasukkan 3 jarinya tanpa aba-aba. Sialan rasanya sangat sakit, bak gunting mengoyak lubangnya. Lelaki itu menggerakkan jarinya dengan cepat di dalam hole. Renjana hanya menjerit kesakitan.
"AAAAAAAAANGHH NA, SAKIT NA."
"Nanti juga nikmat sayang."
"Lepasin!"
Renjana mendesah dan menggelinjang tak karuan di atas kasur. Sedangkan Navier, ia menjelajahi seluruh badan Renjana dengan ciumannya. Tujuan Renjana hanya satu, ingin memukul kepala Navier. Oke, pagi ini Navier sudah kenyang dengan memakan Renjana hingga Renjana pingsan tak sadarkan diri di atas kasur.
🦊
Renjana terbangun dengan keadaan sangat lemas tidak ada tenaga sedikit pun. Ia hanya ingin meminum air putih sekarang juga. Pagi tadi, Navier sangat kasar kepadanya. Padahal, Renjana sudah berkata untuk perlahan. Pagi yang gila. Tenggorokannya terlalu lelah untuk mendesah, meneriakkan nama Navier, dan terutama kesakitan. Ia tidak melihat Navier di atas kasurnya. Sekarang, sudah pukul empat sore.
Lelaki itu perlahan hendak berjalan untuk membersihkan badannya tetapi, ia terjatuh di lantai akibat rasanya susah sekali untuk berjalan. Bangun saja sudah sakit apalagi berjalan. Navier masuk ke dalam kamar dan melihat Renjana yang kesakitan di atas karpet.
"Ngapain di bawah?" tanya Navier.
"Mau mandi lah bego, sakit banget badan gue rasanya mau hancur gegara lo. Bangsat." balas Renjana sambil memalingkan kepalanya dan menutupi badannya dengan selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Decision; jaemren.
FanficBoy, you make me make bad decisions. >>> ⚠️ NO PLAGIARIZE PLEASE ⚠️ - MISSGENDERING. - mpreg. - bxb/humu. - harsh word. - lokal. - murni, own story. tidak ada unsur penjiplakan darimana pun. - non baku. - cover by pin. 🖇 jika ada saran dan kritik...