decision

836 85 13
                                    

hello, don't forget to click the star and turn on the comment! thank you⚘

>>>

Navier berjalan menuju administrasi sembari menunggu infus Renjana habis. Ia memikirkan solusi untuknya, Renjana dan yang terpenting anak mereka. Ia kembali menuju UGD dan menjemput Renjana yang sudah selesai diberi infus. Mereka berdua pulang dari rumah sakit menuju rumah mereka. Iya, rumah mereka.

Saat mobil mereka sudah menginjakkan bannya di depan pagar, Navier melihat mobil orang tuanya. Oke, Navier panik, sangat panik. Ia turun dari mobil sembari menggendong Renjana yang masih tertidur. Semakin mendekati pintu, lelaki itu rasanya mau kabur saja. Kuatkan mental saja tidak cukup.

Navier melihat orang tuanya duduk di ruang tamu sembari menyesap teh dan kopi. Saat lelaki itu hendak menaiki tangga menuju kamarnya, Jarvis memanggilnya.

"Na, habis dari kamar, kamu turun ke bawah. Daddy sama mommy mau ngomong sesuatu sama kamu."

"Okay, dad." balas Navier.

Navier pun menidurkan Renjana dan turun menuju ke ruang tamu. Di sanalah jantungnya mulai tidak berdetak secara normal. Jantungnya memacu lebih cepat karena Jarvis yang terlihat sangat serius.

"Na, daddy dengar kalau kamu sama Renjana itu fwb saja bukan kekasih?" tanya Jarvis.

Navier seketika membeku tidak bisa menjawab pertanyaan Jarvis. Kenapa bisa daddynya mengetahuinya? Ah, sialan pasti orang suruhan daddynya. Oke, Navier pasti bisa, bisa berbohong.

"Nggak kok. Kenapa emangnya dad?" balas Navier.

Jarvis melemparkan beberapa foto Navier dan Renjana sedang melakukan kegiatan panas. Navier menelan air liurnya kembali.

"Katanya nggak, kenapa dad dapat ini foto ya? Kamu berani bohong sama dad?"

"Iy-iya, Navier cuma fwb sama Renjana."

"Oke, besok daddy atur pernikahan kamu sama Renjana."

Navier tentu saja shock. Navier menolak mentah pastinya apabila menikah dengan orang yang bukan ia cintai.

"Dad, Navier nggak mau nikah sama Renjana dan Navier juga nggak mau nikah sama orang yang bukan Navier cintai."

"Na, mommy pernah bilang sama kamu. Jangan jadi laki-laki brengsek. Kamu liat Renjana sekarang, mommynya di rumah sakit." tegas Tyaga.

"But mom, I don't like him." bantah Navier kembali.

"Kamu mau cinta apa nggak, itu bukan urusan saya. Yang daddy tau, kamu tanggung jawab sama Renjana." balas Jarvis yang sembari berdiri mengajak Tyaga pulang dari sana.

Navier menghela nafas panjang. Oke, lelaki itu pasrah. Ia tidak mau meributkan hal apa pun sekarang dengan daddynya. Renjana terbangun dari tidurnya dan memanggil Navier untuk pergi menuju kamar.

🦊

"Na, mau peluk." pinta Renjana.

Lelaki itu hanya pasrah dan memeluk Renjana sembari mengelus pelan punggung Renjana.

"Ren, kenapa lo nggak bilang kalau lo hamil?" tanya Navier.

"HAH? SEMBARANGAN AJA LO BILANG GUE HAMIL." bantah Renjana.

"Tadi pas waktu ke rumah sakit, Archel bilang lo hamil. Lo takut gue marah lagi?" balas Navier.

"Beneran, gue nggak tau. Tapi, gue senang banget dong." ujar Renjana sembari tersenyum.

Bad Decision; jaemren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang