arrival

674 66 2
                                    

hello, don't forget to click the star and turn on the comment! thank you⚘

>>>

Lelaki cantik itu duduk di sebelah Navier. Ia memerhatikan Navier yang terlalu fokus bermain game. Jarinya menoel-noel lengan suaminya.

"Na, marah?" tanya Renjana.

Navier tidak mengubris perkataan Renjana. Renjana langsung merebut handphone suaminya. Ia meletakkan handphone Navier di atas meja dan memandangi wajah suaminya.

"Gue yang marah, kenapa lo yang diam?" tanya Renjana.

Navier mengalihkan pandangannya dan tidak menjawab pertanyaan Renjana. Renjana mulai frustasi melihat Navier yang tidak kunjung berbicara.

"Na, ayo jawab :(" ucap Renjana yang merengek.

Lelaki itu memeluk perut Navier dan menggesekkan kepalanya.

"AJSHSKDBSJSH PLEASE DAMN HE'S SO CUTE." batin Navier.

Dirinya tetap terlihat dingin, padahal aslinya hatinya itu terombang-ambing bak perahu kecil yang mengenai ombak laut yang besar. Tiba-tiba, Renjana membuka kancing celana Navier, dirinya hendak di perkosa?! Lelaki cantik itu memasukkan penis Navier kedalam mulut kecilnya. Kepalanya mulai maju dan mundur.

Damn god, Navier menahan desahannya. Semakin cepat tempo maju mundur kepala Renjana, semakin tidak kuat Navier menahan desahannya. Seketika, lepas begitu saja desahannya. Ia menarik rambut Renjana dengan kuat dan memasukkan penisnya lebih dalam hingga Renjana tersedak.

"Mmphh... faster, darling." ujar Navier di sela-sela desahannya.

Renjana semakin mempercepat lajunya hingga kenikmatan puncak Navier datang dan menumpahkan banyak sperma dimulutnya. Tanpa rasa jijik, lelaki itu menelan semuanya.

"Lo tau gue kesedak anjing!" ucap Renjana sembari memukul dada Navier.

"Siapa suruh lo deepthroat ke gue?" balas Navier.

"Oh, terus lo nggak suka gitu? Kurang puas? Sana sama Jeje, ngewe berdua."

"EH, JAGA UCAPAN LO YA!"

"Nyenyenye, bacot."

Renjana yang hendak pergi langsung dihentikan oleh Navier dan ditarik menuju pangkuannya. Mata mereka saling bertukar pandangan satu sama lain.

"Nggak usah sebut Jeje, nggak suka gue. " Ujar Navier.

"Ya, Nana ngambek sama Renjana. Renjana jadi kesel." balas Renjana.

"DAMN, CAN I EAT YOU RIGHTNOW?" batin Navier.

Tangan kekar lelaki itu langsung memeluk suaminya. Harum rambutnya sangat wangi, bak shampoo bayi. Pipinya gembul karena banyak makan, kulitnya yang lembut bagaikan bayi. Sangat sempurna menjadi pendamping hidupnya. Pantas saja Renjana diincar banyak dominan, cantik seperti itu.

"Jangan kesel, nanti gue makan lo."

"Nggak boleh."

"Kenapa nggak?"

"Gue capek bangsat. Lo kira nggak cape apa gue hamil kayak gini?"

"Mulutnya dijaga, mau gue cium lagi?"

"Mesum."

Renjana memeluk Navier seperti kucing yang sedang manja kepada pemilik atau biasa disebut majikannya. Lelaki itu mengelus punggung Renjana dengan perlahan hingga Renjana tertidur dipelukannya. Hatinya tidak bisa lama-lama untuk merajuk kepada sang submissivenya, terlalu mudah untuk melumpuhkan pertahanannya.

Bad Decision; jaemren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang