together

1.2K 70 5
                                    

hello, don't forget to click the star and turn on the comment! thank you⚘

>>>

"Sialan, mata gue jadi merah." ujar Renjana yang melihat pantulan dirinya dikaca.

Bisa kalian menebaknya kenapa matanya merah? Ya benar, lelaki itu menangis. Secara tiba-tiba, dirinya merasa emosional. Navier yang melihat hal tersebut langsung memeluknya dari belakang.

"Kenapa nangis? Masa gitu doang lo nangis?"

"Gue nggak nangis."

"Ini matanya merah."

"Tadi, kena jari Jiro jadi perih."

Seketika, Navier menggendong Renjana menuju kasur. Pikiran Renjana langsung kalut. Hey, cobalah berpikiran positif. Lelaki mungil itu langsung menghadap kearah box Jiro dan Jira. Navier menempelkan badannya di samping sisi Renjan dan memeluknya kembali dan sembari mengulang pertanyaannya kembali.

"Kenapa nangis? Cemburu?"

"Nggak."

"Terus, kenapa?"

"Nggak papa."

"Jangan bilang nggak papa dong, kalau, lo bilang kayak gitu mana ngerti alasan lo nangis sama ngambek."

"Na, jangan tinggalin gue ya?"

"Ren, kita udah ucapin janji suci, mana bisa gue tinggalin lo."

"Kalau, lo bosan sama gue, tolong jangan tinggalin gue."

"Hei, hei kenapa lo ngomong kayak gini?"

"Gue takut lo tinggalin gue. Gue udah jelek nggak secantik dulu."

"No, babe. You're still beautiful in my eyes. You're special compared to others. Don't be sad."

Navier mengelus punggung Renjana. Mungkin, memang sedang fasenya istrinya itu mengalami hal seperti ini. Dahulu, bubunya juga sempat mengalami hal ini. Bahkan, Jarvis sendiri cukup sedih melihat bubunya yang mengalami depresi akibat Jarvis yang sibuk akan pekerjaannya sampai lupa akan bubu yang mengurusi Mahen dan Navier. Apalagi, mereka sangat berdekatan lahirnya.

"Gue selalu ada disisi lo. Jangan takut kehilangan gue. Lo tetap satu dan nggak akan tergantikan sama yang lain, sayang." ujar Navier yang membisikikkan perkataannya melalui telinga Renjana.

Sepertinya, Renjana terlalu khawatir akan Navier. Setiap hari, mereka lewati dengan penuh suka dan duka. Dan, Navier sudah sadar betapa bodohnya ia dahulu. Dimana ia pergi meninggalkan Renjana sendirian di malam pernikahannya.

Lelaki itu juga sadar bahwa sebenarnya, dirinya juga larut dalam cintanya kepada Renjana. Ia susah untuk mengungkapkannya. Mungkin, terlalu kasar cara untuk mengungkapkan perasaan cintanya. Kedepannya, lelaki itu akan memperbaiki cara pengungkapannya. Navier akan lebih membantu dan menyayangi Renjana, Jiro, dan Jira.

Awalnya yang mereka hanya sebatas friend with benefit, tiba-tiba menikah karena Renjana hamil secara tidak sengaja dan dimana semua pihak tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Sekarang, kedua pihak itu perlahan bisa menerima hal tersebut.

Navier teringat di saat Renjana yang sekarat ketika melahirkan anak mereka. Betapa, senang dan terharunya ia menjadi seorang ayah. Mungkin, Jarvis juga merasakannya dahulu. Dimana, secara ajaib dan tiba-tiba, Mahen terlahir dan dirinya ikut terlahir.

Setelah mereka melewati semua rintangan itu bersama-sama, setelah bubu menyadari betapa salahnya ia melarikan diri dan berselingkuh, lelaki cantik itu langsung memutuskan hubungannya dengan baik. Dylon? Ah, Navier sudah meminta maaf dan menjalani hubungan yang baik dengan lelaki itu. Bahkan, Dylon sudah menikah dengan dokter pribadi sekaligus teman dekat Navier, Archel.

Bad Decision; jaemren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang