hello, don't forget to click the star and turn on the comment! thank you⚘
>>>
Lelaki tinggi itu berjalan dengan cepat sembari menjawab telepon. Ia berjalan membawa kopernya pulang menuju Rumahnya. Di depan Bandara saja, sopirnya sudah menunggu dirinya untuk pulang.
"Tn. Juno, silahkan." ucap sopir tersebut sembari membuka pintu mobil bagian belakang dan meletakkan kopernya di bagasi mobil.
Di rumah sakit, Renjana panik setengah mati rasanya. Ia memanggil Navier untuk segera membawanya pulang.
"Sebentar bego, lo belum selesai di periksa main pergi aja!" balas Navier.
"Na, mommy pulang." ucap Renjana.
Mata Navier langsung membulat sempurna. Ia tau betul perilaku mama Renjana seperti apa.
"Maaf dok, nggak jadi periksa udah sehat lagi." ucap Navier kepada sang dokter.
Dokter yang memeriksa Renjana cukup heran dengan kelakuan mereka berdua. Navier langsung buru-buru menggendong Renjana menuju mobil dan berangkat menuju rumah Renjana.
🦊
Juno pun membuka pintu rumahnya. Ia melihat anaknya, Renjana yang ada di sofa sedang duduk dengan anggun. Jujur saja, Renjana sedang menahan pusingnya yang cukup menyakitkan. Juno berjalan menuju Renjana yang cukup mencurigakan itu.
"Kamu nyembunyiin apa?" tanya Juno dengan tangannya yang menyingkap.
"Nggak ada." balas Renjana yang tidak berani menengok mamanya.
"Bohong."
"Nggak beneran, mom."
Juno melihat wajah Renjana. Wajahnya pucat dan penuh dengan keringat.
"Kamu keluar kan sama Navier?"
"N-nggak kok."
"Udah mommy bilang berapa kali nggak usah deket-deket Navier!"
"Mommy aja nggak tau Navier baik. Mommy aja yang sibuk cari uang buat mommy sendiri." sindir Renjana.
"Mommy cari uang memang buat kamu sama mommy. Bukan, buat mommy sendiri!"
"Buktinya mana? Mommy nggak pernah ngurusin Renjana kan? Mommy sibuk kerja buat mommy sendiri. Dan, mommy nggak akan pernah puas sama pencapaian mommy. Everything you say is bullshit!" jelas Renjana.
Plak!
"Kan? Apa ku bilang. Mommy datang cuma buat marah ke aku. Nggak akan pernah datang buat ngurusin Renjana. Bahkan, nanya kabar lewat handphone aja nggak pernah." bentak Renjana.
Juno cukup terkejut dengan semua pengakuan Renjana. Renjana berjalan menuju kamarnya dan di hentikan oleh Juno.
"Lepasin, mom." perintah Renjana
"Tangan kamu kok hangat, sebentar." tanya Juno sambil mengecek dahi Renjana.
"Udah mom, nggak usah sentuh Renjana. Renjana nggak papa." Ucap Renjana sembari melepaskan tangan Juno.
"Nggak papa gimana? Badan kamu panas kayak gini!" balas Juno.
"Nggak kok." bantah Renjana.
Juno menarik tangan Renjana masuk ke dalam kamar Juno. Ia menyuruh Renjana duduk di atas kasur. Lelaki itu mencari termometer miliknya di laci lemari. Dan, ya ia menemukannya. Juno langsung menempelkan termometer tersebut di kepala Renjana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Decision; jaemren.
FanficBoy, you make me make bad decisions. >>> ⚠️ NO PLAGIARIZE PLEASE ⚠️ - MISSGENDERING. - mpreg. - bxb/humu. - harsh word. - lokal. - murni, own story. tidak ada unsur penjiplakan darimana pun. - non baku. - cover by pin. 🖇 jika ada saran dan kritik...