found out

998 124 5
                                    

hello, don't forget to click the star and turn on the comment! thank you⚘

>>>

Telepon Navier berdering kencang. Sangat menggangu tidurnya, sialan. Ia meraba-raba kasurnya dan menemukan handphonenya. Lelaki itu asal mengangkat telepon tersebut tanpa melihat siapa penelponnya.

"Halo?"

"Navier, daddy di depan rumah sama papa."

"Hah, iya Navier bukain."

Navier pun mematikan teleponnya dan kembali tidur. Sebentar, daddynya mengatakan bahwa ia dan bubunya di depan rumah? Oke, Navier langsung bangun dan mengintip jendela kamarnya. Sialan, beneran mereka berdua berdiri di depan pintu sama bawa sesuatu.

Navier buru-buru memakai pakaiannya dan menutupi badan Renjana dengan bedcover. Ia menutup pintu kamarnya dan langsung turun ke lantai 1. Lelaki itu membuka pintu rumahnya dengan keadaan masih acak-acakan.

"Dad, tau rumah ini darimana?" tanya Navier sebelum mempersilahkan masuk orang tuanya.

"Ke dalam dulu baru daddy jelasin." balas Jarvis.

Jantung Navier rasanya mau berhenti sebentar. Kenapa daddynya tau rumah persembunyiannya dari dulu dan ia panik daddynya akan memarahinya akan Renjana. Oke sekarang, Navier berhadapan dengan Jarvis dan Tyaga.

"Daddy tau rumah ini darimana?" tanya Navier kembali.

"Kamu kira daddy bodoh? Daddy tau semua gerak gerik kamu." balas Jarvis sambil meminum kopi hitam yang di sediakan Navier.

"Berarti selama ini... Are you stalking me Jarvis?"

"Not stalking, but finding out about you."

"It's the same thing, dad."

"Terserah kamu."

Tiba-tiba dari atas, Renjana yang tidak tau apa-apa keluar dari lantai 2 menuju lantai 1 dengan hoodie oversize tanpa celana dan apa pun dan mencari Navier.

"Nana, mau air." pinta Renjana dengan keadaan setengah sadar.

Mampus, gue di gebukin massa sama daddy sekarang.

"JARVIS, CLOSE YOUR EYES RIGHTNOW!" bentak Tyaga yang terkejut dan langsung menutup mata Jarvis.

"Hei, hei ada apa ini mataku di tutup?" tanya Jarvis yang kebingungan.

"Ren, tolol ada daddy di sini!" bisik Navier yang menghampiri Renjana duduk di dapur.

"Anjing, napa nggak bilang dari tadi?" bisik Renjana sambil berlari menuju kamarnya.

Navier pun kembali duduk dari dapur. Tyaga langsung membuka tangannya yang berada di wajah Jarvis.

"Hei, kenapa wajah kalian berdua seperti menyembunyikan sesuatu?" tanya Jarvis yang kebingungan akan sikap Tyaga tadi.

"Ah, nggak papa dad. Tadi, ada teman telepon." balas Navier yang gugup.

"Kenapa sampai menutup mataku?"

"Itu... itu tadi Jeje videocall aneh-aneh."

"Okay, i trust you."

Di lain rumah, "Anjir kenapa gue ngerasa ada yang jadiin gue tumbal ya?" gumam Jeje.

Jantung Navier rasanya mau berhenti sebentar saja. Tyaga masih bingung dengan hubungan Navier dengan Renjana.

"Na, kenapa ada Renjana tadi?" tanya Tyaga yang curiga.

Bad Decision; jaemren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang