drunk

1K 131 11
                                    

hello, don't forget to click the star and turn on the comment! thank you⚘

>>>

Renjana berulang kali menelepon Navier.

Renjana berulang kali mengirimi pesan kepada Navier pun tidak digubris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjana berulang kali mengirimi pesan kepada Navier pun tidak digubris. Alhasil, Renjana pun pergi menuju arena menggunakan taksi.

🦊

Renjana pun turun dari taksi dan tidak lupa membayarnya juga. Secara tidak sengaja, ia melihat Navier sedang berciuman dengan Jeje di kamar mandi. Damn, what should Renjana do now? Ia tidak pantas untuk cemburu melihat Navier dan Jeje melakukan itu. Ia hanya sahabat baik Navier bukan? Tidak lebih.

Renjana memundurkan badannya secara tidak sengaja, ia juga menabrak tong sampah. Sehingga, Navier langsung menengok ke arah suara tersebut. Dan ya, lelaki itu terkejut melihat Renjana yang berada di arena. Ia langsung memukul wajah Jeje hingga lebam.

"Sialan lo, Je." ucap Navier sembari meninggalkan Jeje setelah memukul wajah lelaki itu.

Navier langsung menghampiri Renjana yang berlari pergi. Lelaki itu menahan tangan Renjana.

"Ren, ini cuma taruhan doang. Gue nggak bakalan ngelakuin ini kalo bukan taruhan." kata Navier.

"Lo udah janji sama gue, Na. Lo gila banget mau sama Jeje setelah lo habis sama gue. Gue tau kita cuma friend with benefit, tapi lo sinting banget kata gue." balas Renjana sambil menghempaskan tangan Navier.

"Emangnya lo tau kalo misal gue nggak sama si Jeje, lo yang bakalan jadi sama si Jeje sekarang juga!" ucap Navier.

"Lo ngebuat gue jadi taruhan? Bullshit, jauh-jauh dari gue. Haedar ayo pulang. Gue muak liat si sinting. Bener kata mommy, harusnya gue nggak sama si brengsek itu." jelas Renjana sambil mendorong Navier hingga tersungkur di atas tanah.

Lelaki mungil itu menarik tangan Haedar dan pergi dari arena tersebut. Mahen menghentikan tarikan paksa dari Renjana kepada Haedar.

"Ngapain lo megang gue? Najis banget!" tegas Renjana yang tangannya di hentikan oleh Mahen.

"Kalau mau pergi, nggak usah ajak Haedar. Dia nggak mau, ngapain lo paksa? Dia nggak ada urusannya sama lo juga." Balas Mahen dengan posesif.

"Oh, jadi lo juga udah punya hubungan sama Haedar? Baguslah gue nggak usah repot-repot ngurusin Haedar. Jagain Haedar baik-baik, nggak usah macem-macem sama dia. Sampai lo ada macem-macem sama Haedar, gue jamin lo mati di hadapan gue sendiri." ancam Renjana.

Bad Decision; jaemren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang