run

720 93 3
                                    

hello, don't forget to click the star and turn on the comment! thank you⚘

>>>

"Jadi itu awal mula kalian berdua pacaran?" tanya Renjana.

"I-iya, Ren. Maafin gue sampai bohong ke lo juga. Gue berusaha nutupin ini semua karena gue tau lo nggak akan pernah restuin gue sama kak Mahen." jelas Haedar.

"Haedar? Gue nggak restuin lo karena kak Mahen bukan orang baik baik. Liat aja kelakuannya sama aja kayak Navier sukanya taruhan. Lo tau gue korban taruhan Navier?" tanya Renjana.

"LO JADI BARANG TARUHAN NAVIER? HEH ANJING LO APAIN SAHABAT GUE? KENAPA RENJANA GUE LO JADIIN BARANG TARUHAN? LO ITU GOBLOK BANGET SIH ANJIR!" teriak Haedar sembari menunjuk nunjuk Navier.

Mahen menahan badan Haedar yang hendak membaku hantam Navier. Ya, jika Mahen tidak menahannya mungkin Navier sudah berada di pelukan Tuhan sekarang.

"Haedar cukup. Mending kalian berdua lurusin masalah kalian oke, gue mau kalian berdua pulang dalam keadaan damai." perintah Mahen sembari mendorong badan Haedar dan Renjana menuju pintu rumah.

"OH, LO BERANI NGUSIR GUE SEKARANG HAH?! OKE GUE SAMA RENJANA BAKALAN NGGAK PULANG NANTI!" bentak Haedar sembari menunjuk Mahen dan menarik tangan Renjana keluar dari rumah Mahen.

Oke, sekarang Mahen dan Navier perlu memikirkan solusi agar mereka berdua kembali menuju rumah.

"IH, KAK MAHEN GOBLOK BANGET. RENJANA DI BAWA KABUR ELAH! SEKARANG, GUE HARUS GIMANA KAK?" rengek Navier.

"Anjir Haedar juga kabur ya! Gue juga bingung sama dia... kita harus gimana? Aduh ayang gue ilang, nggak bisa gue." balas Mahen.

Mau sejantan apa pun mereka berdua, di saat sang submissive hilang, mereka akan menggila setengah mati seperti jamet. Renjana dan Haedar membawa mobil milik Mahen kabur. Mereka berdua menuju pantai. Ya, tujuan mereka saat ingin healing hanya pantai.

"Haedar, gue nggak bawa duit..." ucap Renjana dengan tersenyum.

"Santai aja, gue bawa." balas Haedar.

"Lo bawa duit darimana?" tanya Renjana yang kebingungan.

"Gue ambil kartu kak Mahen hehehe..."

"WAH, BAGUS DIDIKAN GUE INI."

Sesampainya di pantai, Haedar berlarian bersama Renjana. Mereka berteriak sepuasnya melepaskan semua unek-uneknya.

"NAVIER LO GOBLOK BANGET NGGAK PEKAAAAA!" teriak Renjana.

"KAK MAHEN JANGAN BUAT GUE JANTUNGAN MULU NAPA, GUE CAPEK KAK. BISA MATI MUDA GUEEEE!" sahut Haedar.

Mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Rasanya sudah lama sekali mereka terakhir kali melakukan ini. Saat mereka SMA mungkin? Haedar menghampiri Renjana yang sedang terduduk di atas pasir putih. Ia membawa bir kalengan untuk menikmati langit senja.

"Ren, kita lama banget nggak sih udah nggak kayak gini? Senang, ketawa, bebas. Gue ngerasa emang Navier terlalu ketat sama lo." ujar Haedar sembari menenggak birnya.

"Iya bener juga. Gue rindu di saat kita main bareng. Lo juga sibuk hilang, hilang pacaran sama kak Mahen." balas Renjana dengan tersenyum lebar.

"YA LO JUGA SIBUK SAMA NAVIER. NGEWE MULU LO!" bantah Haedar dengan nada tinggi.

"ANJING, FRONTAL BANGET LO." balas Navier sembari melemparkan pasir menuju wajah Haedar.

"Lo ngajak tawuran?"

Bad Decision; jaemren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang