XVII •Tuhan masih menyayanginya•

4.8K 315 21
                                    

🎶 Playing song : Seventeen - Hal terindah 🎶

HAPPY READING

“Tuhan tak akan memberi ujian di luar kemampuan hambanya. Tetapi, Tuhan lupa jika aku tak sekuat yang Tuhan kira.”

—Regi Sabiru

     —Di ruang operasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     —Di ruang operasi

     Di dalam ruang berukuran sedang, lengkap dengan berbagai peralatan medis itu nampak begitu menegangkan. Terdapat sebuah kain berwarna hijau—menutupi seluruh tubuh Regi yang terbaring dengan mata yang tertutup.

     Ada sekat di bagian lehernya—memperlihatkan wajah Regi yang begitu pucat dengan selang di mulutnya.

     Bunyi bip bip bip dari alat pendeteksi jantung, membuat sebagain perawat di dalam sana menatap cemas. Sedangkan sang Dokter, benar-benar tak mampu mengalihkan dunianya atau bahkan kefokusannya—kecuali pada tubuh Regi dengan perut yang terdapat sobekan.

     Tangan sang Dokter yang terbalut sarung tangan kini tak lagi berwarna putih bersih, melainkan sudah berubah menjadi warna merah pekat.

     Di sampingnya terdapat satu perawat yang berdiri tegap dengan sebuah tissu di genggamannya, nampak begitu setia membasuh peluhnya yang terus bercucuran.

     Tit tit tit tit, bunyi yang berasal dari alat pendekteksi jantung itu tak lagi menampaknya garis zig-zag. Melainkan sebuah garis lurus memanjang. Dan sontak membuat beberapa orang di dalam ruang operasi itu di rundung kepanikan.

     "Dokter, detak jantung pasien melemah!"

     Sebuah teriakan panik dari salah satu perawat, membuat sang Dokter risau. Matanya mencoba menatap sekali lagi layar monitor yang memantau kerja jantung Regi.

     Dan benar, garis lurus itu menandakan jika detak jantung Regi melemah bahkan hampir menghilang.

     "Alat kejut jantung! Kita tidak boleh kehilangan detak jantungnya!"

     Sang perawat mengangguk paham. Dengan tergesa-gesa memberikan sebuah alat kejut jantung itu pada sang Dokter. Dengan bantuan doa dan harapan agar pasiennya kembali dalam dunia nyata.

     Sang Dokter mulai menempelkan alat kejut jantung itu ke bagian dada regi yang terbuka. Ia sedikit menekannya, sehingga membuat tubuh regi sedikit tersentak.

Another Pain (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang