XXXIII •Selalu salah•

3.8K 262 28
                                    

🎶 Playing song : Day6 - Hurt road 🎶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶 Playing song : Day6 - Hurt road 🎶

“Lelah, hanya ingin beristirahat dengan tenang.”

—Regi Sabiru

H A P P Y  R E A D I N G
.
.
.
.

  —Preview bab sebelumnya

     "Gua ada perlu, gua cabut duluan, ya ..."

     "Tapi kemana anjir!" Bima ikut berteriak.

     "Gak lama, lo semua hati-hati pulangnya."

     Gua cuman butuh sendiri sekarang, maafin gua.

•••

     Malam ini langit seperti tidak sedang baik-baik saja, malam yang senantiasa dihiasi oleh bulan dan di temani oleh bintang, tak nampak sedikitpun.

     Gelap, dengan semilir angin yang berhembus sedikit kencang—seakan menusuk kulit setiap insan yang berlalu lalang—mengharuskan mereka jika memakai pakaian tebal akan lebih baik.

     Sama halnya bulan dan bintang yang nampak enggan menemani langit malam, Regi juga enggan berbagi cerita kepada siapapun.

     Malahan, ia lebih memilih melajukan motornya hampir di atas rata-rata. Seperti mengabaikan betapa dinginnya malam. Melaju di atas motor—menerjang larutnya malam sudah seperti teman bagi Regi untuk mengeluarkan segala kesahnya.

     Hingga tepat di persimpangan lampu merah, manik mata elang itu berhenti pada sebuah mobil sedan hitam di antara dua kendaraan motor lain.

     Di dalam sana terlihat ciuman panas seorang wanita dan lelaki—membuat kedua tangan Regi saat itu juga mencengkeram stir motor erat-erat.

     “Sialan.”

     Seperti itulah gumaman umpatan yang keluar dari celah bibir Regi yang terbuka. Bersamaan dengan gerakkannya yang begitu cepat, Regi melepas helm full face miliknya lalu menentengnya sebelum akhirnya men-standarkan motor di tengah lampu merah.

     Matanya yang memerah nampak berkilat, sembari berjalan tergesa-gesa menghampiri mobil itu. Hingga bunyi dentuman keras terdengar, membuat beberapa orang terkejut.

     Brak! Dan ya, Regi melempar helmnya tepat pada kaca mobil dan sudah di pastikan kaca itu retak.

     “Keluar lo bangsat!” teriak Regi murka.

Another Pain (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang