II •Yang tak pernah teranggap•

13.4K 591 7
                                    

Kepada semesta yang tak pernah berpihak kepadaku, kepada luka yang terus membelengguku dan kepada takdir yang terus mempermainkanku. Aku akan terus melaju mengarungi dunia, meski banyak luka yang kuterima.”

—Regi Sabiru

Kala itu di tahun 2010 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kala itu di tahun 2010 -

     "Papa! Papa! Aku juga ulang tahun, kan, hari ini? Kenapa cuma Reyga yang di kasih kado spesial? Aku juga mau kado dari Papa!" Regi.

     Anak 5 tahun itu bertanya dengan terus menarik-narik ujung baju lelaki muda yang sempat di panggilnya 'Papa' itu. Ia heran mengapa hanya saudara kembar tapi tak identiknya saja yang mendapatkan kado spesial dari sang Ayah.

     Ia? Jangankan kado, ia hanya mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari beberapa orang yang bekerja di rumahnya. Sedih? Tentu.

     Adli, lelaki berkisaran 27 tahun itu tampak menghela napas berat dengan manik mata yang menatap Regi seperti seseorang yang menaruh rasa tak suka.

     Lalu beralih menatap anak lelaki yang sempat ia gendong dan menurunkannya perlahan.

     Baru Adli mensejajarkan tubuhnya dan berkata, "Reyga main sama Kakak dulu, ya? Nanti kita lanjut lagi ceritanya, oke?"

     Anak lelaki itu nampak mengedipkan mata lucu. "Tapi Rey boleh main sama Regi, kan, Pah?"

Another Pain (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang