🎶 Playing song : Jeong dong won - Scattered seasons 🎶
“Kini tak ada yang tersisa, semua telah hilang.”
—Regi Sabiru
SELAMAT MEMBACA
.
.
.
.
.—Preview bab sebelumnya
“Sayangnya semua udah terjadi, Bang. Mau sampai bagaimanapun keinginan gua buat hidup...”
“...Kalau waktunya udah tiba, gua gak bisa ngerubah apa yang udah di gariskan sama Tuhan.”
“Abang akan bawa kamu ke rumah sakit ternama bahkan Abang akan pinjam semua tenaga Dokter di dunia ini buat kamu, asal kamu sembuh.”
“Abang janji sama kamu, Re.”
“Bahkan jika aku memilih untuk sembuh dan hidup lebih lama lagi, gak akan merubah semuanya.”
“Karena tujuan utama Papa adalah kematianku.”
🎀
“Mati saja kamu anak sialan!”
“Kamu pantas mati!”
“Mati kamu! Kamu harus mati!”
“Hahahaha!”
Regi menggeliat tak tenang, pelupuhnya mengucur membasahi wajah dan tubuh. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri begitu cepat. Sebelum akhirnya ia tersenta dari tidurnya dan terbangun dengan napas terengah-engah.
“Hah, hah, hah, hah!”
Ia berubah duduk dengan napas yang tak beraturan—memejamkan mata lalu mengusap wajahnya pelan. Mimpi buruk itu datang lagi, menghantuinya berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Pain (END) ✔
Dla nastolatków[COMPLETED] [BELUM DI REVISI] Mereka pernah berkata, jika rumah adalah tempat ternyaman untuk pulang. Mereka juga pernah berkata, jika keluarga adalah orang pertama yang akan menghantarkanmu pada kebahagiaan. Tapi baginya semua itu adalah dusta. Jus...