Tak terasa bahwa Sakura dan Hinata sudah setengah tahun di Konoha.
Surai Sakura pun kembali panjang.
Surai Sakura memang cepat panjang..
"Huh. Cukup lelah aku karena misi kemarin," gumam Sakura setelah mandi.
Ia pun turun dan menemukan Hinata yang tengah masak."Hinata! Ada yang bisa kubantu?" tawar Sakura.
"Eh, tolong kau buatkan onigiri itu ya. Aku mau fokus sama ramennya," jawab Hinata. Sakura mengangguk.
Mereka berdua pun masak bersama dan sarapan bersama.Setelah mencuci piring, Hinata menghampiri Sakura yang sedang santai di ruang tamu.
"Sakura-chan, apakah ada hal yang mengejutkan saat kau berada di dunia kita dan mengamati dunia ini? Kecuali tentang pernikahan," tanya Hinata.
Tak perlu berpikir 2 kali, Sakura langsung menjawab.
"Ya, saat aku mengetahui Deidara mencintaiku," jawab Sakura. Sakura menatap Hinata.
"Lalu kau?" tanya Sakura. Hinata merona.
"Eh, mm.., itu, saat aku mengetahui bahwa-" "Hidan mencintaimu?" potong Sakura yang membuat Hinata merona."Oh ayolah! Hidan itu mudah di tebak. Kau ingat saat Hidan memilihmu untuk pasangan ritualnya? Pulangnya, ia membicarakanmu terus menerus. Sumpah, ditengah perjalanan aku ingin memukulnya karena ocehannya. Dan aku memukulnya saat kami sampai di markas Akatsuki. Sumpah, Hinata! Wajahnya sangat lucu sekali ketika ia kesal karena aku memukulnya. Hahahahaha!" tawa Sakura dan Hinata menggelegar di mansion mereka.
"Sakura-chan! Bagaimana kalau kita keluar? Cari udara segar gitu," usul Hinata, Sakura pun mengangguk.
Mereka pun berjalan jalan ke sekeliling desa mereka.
"Sakura-neesan! Hinata-neesan!" seru seseorang. Sakura dan Hinata menoleh.
"Oh, Boruto! Sora! Ada apa?" tanya Sakura.
"Cuma nyapa aja kok," jawab Sora."Kalian sendiri ke sini?" tanya Hinata.
"Tidak. Kami tadi bersama Hidan-nii dan Deidara-nii. Terus, kami tinggalin saat melihat kalian," jawab Boruto.
"Kalian nakal juga, ya," ucap Sakura.
Sora dan Boruto hanya cengar-cengir nggak jelas."Oi! Boruto! Sora!" seru Hidan sambil mendekati mereka dengan Deidara dibelakangnya yang tampak kalem kalem aja. Seakan kalo Boruto sama Sora hilang 'bodoamat'.
Sakura dan Hinata saling tatap. Seakan membaca pikiran orang yang ditatap. Mereka tersenyum setelah tahu apa yang dipikiran masing masing.
"Eh, Saku-nee, Hinata-nee, kami pergi dulu ya!" seru Boruto lalu lari bersama Sora.
Sakura dan Hinata yang melihatnya hanya tersenyum."Lah? Tuh bocah lari lagi. Dasar menyebalkan!" ucap Hidan saat mereka telah sampai di hadapan Sakura dan Hinata.
"Namanya juga anak kecil. Ya pastinya hiperaktif lah!" ucap Sakura.
Sakura mendekat pada Hidan.
"Kau bisa mengerti perasaan perempuan nggak sih?" tanya Sakura tiba-tiba sambil menunjuk Hidan dengan jarinya.
"Mak-maksudmu?" tanya Hidan gugup.
"Jawab saja! Kau pikir aku tak tahu ya?" seru Sakura.
"Tidak. Aku tak bisa mengerti," jawab Hidan ketakutan melihat Sakura. Sumpah, Sakura nyeremin banget. Pikir Hidan.Sedangkan Hinata hanya tertawa kecil di belakang Sakura.
"Oh, kalau begitu..., bodoh!" ucap Sakura tanpa dosa.
"Eh?" Otak Hidan masih memproses perkataan Sakura.Setelah ia sadar, Hidan mengambil sambit nya dan mengejar Sakura yang berlari menghindarinya.
Deidara? Pasti tahulah reaksinya. Cemburu pastinya!
"Em, ano, Deidara-san, aku mau tanya sesuatu, bolehkah?" tanya Hinata.
"Tentu, Hinata-san," jawab Deidara."Apa kau mencintai Sakura-chan?" tanya Hinata.
"Haruskah kujawab?" tanya Deidara balik dengan rona merah di pipinya.
"Harus," ucap Hinata.
"Em, ya aku mencintainya. Tapi, kenapa kau memberikan pertanyaan itu kepadaku?" tanya Deidara."Sesuatu yang ajaib akan terjadi, mungkin. Percaya tak percaya, bisa saja bukan? Pastilah ada sesuatu yang ajaib. Tapi, ya, daripada menunggu sesuatu yang ajaib itu, lebih baik kau mengejarnya. Ia bukan milik siapa siapa, bahkan Sasori-san tak memilikinya. Mungkin ia bisa sedikit membuka hati untukmu," jawab Hinata lalu pergi ke kediaman Hyuga.
.
Di tempat Sakura dan Hidan..
"Ah, udah ah! Capek!" ucap Sakura lalu mendudukkan dirinya di kursi taman.
"Apa maksudmu aku bodoh, Sakura?" tanya Hidan yang duduk di rerumputan depan Sakura.
"Jadi kau mengakui bahwa kau bodoh? Akhirnya kau mengakui juga jika kau bodoh, hihihihi," Sakura terkikik."Jawab yang benar, Sakura!" seru Hidan kesal.
Sakura pun terdiam, lalu tersenyum jahil."Kau, menyukai, ah ralat, mencintai Hinata, bukan?" tanya Sakura.
"T-tidak!" bantah Hidan dengan rona mereka di pipinya.
"Oh ayolah. Mengaku saja! Kau pikir aku tak tahu? Salah besar! Kau mudah ditebak!" ucap Sakura mendesak Hidan agar mengatakan yang sebenarnya."Ck! Iya, aku mencintainya! Tapi kau jangan memberitahukan ini padanya!" Ngaku juga akhirnya.
"Memberitahukan pada Hinata? Omong kosong! Dia sendiri sudah tahu!" ucap Sakura."APAAA??!!!!!!" teriak Hidan.
"Biasa aja! Telingaku bisa tuli," ucap Sakura."Sakura! Sakura! Bagaimana ini? Bagaimana? Bagaimana? Astaga! Ditaruh mana wajahku saat bertemu dengannya! Jashin, tolong aku!" ucap Hidan panik dan menyebutkan nama Tuhannya itu. Dasar bodoh!
Tiba tiba ia teringat sesuatu.
"Oh ya, Sakura. Apa kau bertemu jashin saat di duniamu? Dia kan dewa. Pastinya ada dia juga," tanya Hidan.
"Tak ada yang namanya jashin disana, bodoh! Disana hanya ada dewa, aku dan Hinata, serta orang orang yang telah mati!" jawab Sakura.
"Aku yakin Hinata tak mau denganmu," gumam Sakura agak dikeraskan.
"Apa maksudmu?" tanya Hidan sedikit emosi.
"Nah, kalau ingin Hinata menjadi milikmu, maka HENTIKAN AJARAN SESAT MU!" seru Sakura diakhir katanya.Ia pun berdiri hendak meninggalkan Hidan, tapi ia berhenti dan berbalik.
"Hanya sekedar info. Beritahu Deidara bahwa aku sudah tahu bahwa dia mencintaiku. Jangan salahkan siapapun, karena aku tahu dengan sendirinya. Aku pergi, dulu!" ucap Sakura lalu pergi.
.
.Move on?
Aku rasa tak semudah itu.
Butuh perjuangan untuk bisa move on.
Jika tak ada perjuangan, maka akan terus terjerat dalam cinta lama mu dan kau semakin tersakiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goddess Sakura and Hyuga
Lãng mạnDimulai dari Sakura masuk organisasi gelap, terlarang, Akatsuki. Mimpi Hinata membuat Sakura keluar Akatsuki. Kisah mereka.. Kisah sang Dewi yang ada.. Kisah tanpa batas.. So, Hope You Like It🌸