Chapter 1

231 13 12
                                    

Hay 🙌🏻

Happy reading!!

"Jika kehilangan nyawaku membuat mu menganggapku ada, maka aku akan rela kehilangan nyawaku"
ADRIAN FAIQ NUGROHO

Seorang laki laki yang tak pernah merasakan kasih sayang seoarang ibu, walau sosok ibu itu ada disekitarnya .

Diusianya yang sekarang sudah sepatutnya dia mendapatkan banyak kasih sayang seorang ibu dari sejak kecil, namun itu hanya mimpi yang selalu ingin dia jadikan kenyataan .

Diusianya yang sekarang dia masih mengharapkan disuapi ibu nya dimandikan ibu nya dan hal hal yang sepatutnya didapatkan oleh bocah.

Dia Adrian Faiq Nugroho, seorang laki laki yang sebentar lagi akan memasuki kepala dua tapi masih mengaharapkan kasih sayang seorang ibu .

Ntahlah, yang terjadi padanya bukan semua salahnya semua memang sudah garis tangan, tetapi hal yang dirasakannya hanyalah dia yang merasakan, jika memang ibunya tak menginginkan seorang anak, tapi mengapa hanya dia?hanya dia yang tak pernah diberikan kasih sayang seperti saudara saudarinya, dia yang selalu mendapat amarah jika saudara atau saudarinya berbuat salah, apapun yang dia lakukan selalu salah .

Adrian merasa hidupnya tak berguna bahkan ada keinginnya untuk mengakhiri hidup, tetapi dia sadar jika dia masih mempunyai ayah dan saudara saudarinya dan alasan Adrian hidup sekarang adalah untuk mendapatkan kasih sayang ibunya .

Hingga pada suatu malam ketika ayahnya menyuruh dia ikut makan malam bersama keluarganya, ibunya memberikan perhatian kepada dia, memang selama bertahun tahun Adrian tidak pernah makan bersama dengan keluarganya selalu banyak alasannya, sebenarnya alasan yang paling tepat adalah ibunya, beberapa tahun silam

"Bodoh, ingat kata mama ya kamu jangan makan sama kita semua, kamu disini aja sampe kita semua selesai, baru kamu boleh makan, kalo kamu berani keluar dari kamar ini liat aja mama ga akan pernah anggap kamu anak?!"

Kata kata itu membuatnya sangat takut untuk keluar atau pun ikut bergabung ketika makan malam atau makan bersama di meja makan, dia takut, takut jika ibunya membencinya dan semakin tidak ingin melihatnya, bayang bayang kejadian itu pun terus terngiang ngiang dipikirannya, mengingat ini kali pertamanya setelah bertahun tahun lalu makan bersama keluarga .

"Eh, sayang kamu mau makan apa?biar mama ambilin sini piringnya" perkataan manis yang diberikan mamanya sungguh membuat hatinya bergemuruh .

"Aku mau makan ayam goreng sama sambelnya aja ma" senyum manis terbit di wajah Adrian, ini yang diharapkannya selama ini .

"Cih, keluar juga lo dari kandang lo, ngapain lo ikut makan disini, ganggu suasana aja" semua orang menatap Danastri

"Kakak kenapa sii, ngomong gitu sama bang adrian, lagian ayah yang nyuruh abang makan disini kok kakak yang ribet, kalo emang ga mau diganggu jangan makan disini" semua orang yang berada di meja makan menatap tak percaya pada Ashana Putri Nugroho anak bungsu Nugroho Pramudy yang terkenal lemah lembut, berbicara seperti itu .

"Dek, lo kenapa bela dia ha?apa sii yang dikasih nya ke lo ha?dia tu cuman orang yang ga berotak dan berakhlak!!huh kerjaannya cuman bikin malu keluarga, ga pernah dateng ke acara besar keluarga!!dan" Sentak Danastri yang terpotong oleh suara gebrakan meja

Brak...
Suara gebrakan meja tersebut membubarkan perdebatan itu, semua terdiam bahkan Danastri pun hanya bisa mengatupkan bibirnya.
"Kalian bisa makan dengan tenang?" Marah Nugroho pada anak anaknya

"Adrian makan dikamar aja yah, Adrian juga masih banyak kerjaan"

"Bagus deh, ngga menggangu dan membuat mood makan gue rusak" sahut Danastri dengan tatapan sinisnya .

"Adrian, duduk disitu dan habiskan makanan kamu, ayah ga mau liat kamu beranjak dari kursi itu sebelum makan malam kamu habis" tegas Nugroho pada Adrian .

*

Makan malam usai, saat Adrian hendak kembali ke kamarnya tiba tiba mamanya datang .

"Hey kamu, jangan berfikir kalo saya mau menganggap sampah seperti mu adalah anak, sampai kapan pun ga akan pernah terjadi" ucap Dania mama Adrian sinis dan langsung pergi meninggalkan Adrian yang masih terdiam mencernah perkataan mamanya .

"ian, kenapa lo ga lawan wanita itu ha?kenapa lo selalu biarin dia lakuin semaunya sama lo?atau ngga lo bilang ke ayah apa yang udah dia lakuin ke lo!!" Sentak Bagas yang sedari tadi mendengarkan semua ucapan Dania dari balik tembok .

"Dia mama kita bang, ga seharusnya kita ngelawan dia kan?senakal nakalnya gue, gue ga pernah mau ngelawan mama sama ayah bang" jawab Adrian yang langsung meninggalkan abangnya sembari menepuk pundak Bagas .

Bagas melihat punggung adik nya dan dia berkata "seandainya lo tau ian kalo dia bukan mama kandung kita, dia bukan ibu yang melahirkan kita ian, kenapa lo harus hormat sama wanita ular itu, gue bingung harus gimana, ngomong sama ayah pun kek nya susah karna wanita ular itu pasti bakal buat segala drama, tapi kalo lo yang ngomong ayah pasti bakal percaya karna lo alasan ayah bertahan hidup bahkan gue juga" lalu bagas meninju dinding yang ada di dekat nya karna dia benar benar frustasi bingung harus bagaimana.

jujur ke Adrian soal Diana pun baginya sia sia karna bagas yakin kalo Adrian tidak akan pernah percaya kecuali ayah nya sendiri yang berbicara .

"Gue harus apa ian?harus apa?apa harus gue beritahu ayah?tapi apa ayah percaya?sedangkan wanita ular itu selalu bisa menggambil muka didepan ayah".

*

Lelaki memang harus kuat tapi apa adrian bisa kuat jika tidak dianggap ataupun diberi cinta oleh ibunya sendiri?

"Lo harus buktiin ke semua orang kalo lo gapapa, lo gapapa adrian, lo kuat?!".

"Tapi sampe kapan ma?sampe kapan mama ga nganggap aku dan sampe kapan aku ga dapat kasih sayang dan cinta mama?." Gumam adrian lirih melirik ke langit yang dihiasi banyak bintang, mungkin malam ini langit ingin menemani adrian yang kesepian ntah itu suatu pertanda jika sosok ibu yang dia harapkan berada di dekatnya dan melihat betapa menderita anaknya, namun mereka sudah berbeda alam.

Setiap sedih adrian selalu duduk dibalkon sendirian dan menatap indahnya langit malam, ntah kebetulan atau tidak, selalu ada banyak bintang dan sinar rembulan yang menemaninya.

Dia sadar jika hidupnya harus tetap berjalan karna dia yakin jika suatu hari nanti mamanya akan menyayanginya seperti kebanyakan anak yang disayang mamanya.

Itu adalah harapan terbesar seorang Adrian Faiq Nugroho, seorang anak lelaki yang terlahir dikeluarga Nugroho dan dibesarkan oleh kejamnya dunia ketidak adilan yang diberikan oleh mamanya sendiri, bisakah Seorang Diana Maharani disebut sebagai seorang mama oleh adrian?karna pada kenyataannya dia bukanlah orang yang berhak atas kebahagian keluarga Nugroho jika dia masih menyakiti hati seseorang yang mampu membuat keluarga kecil Nugroho kembali hidup.

Miris memang kehidupan yang dialami Adrian tapi dia adalah lelaki yang mampu membuat semua orang sadar jika hidup tak selamanya indah, dia mempunyai empat sahabat yang tahu betul tentang kejamnya ketidak adilan dihidup Adrian tetapi lelaki itu tetap mampu tersenyum dan membagi kebahagian kepada orang lain.

••••
Terima kasih🙏🏻

Follow ig: aprilia2987
Sekalian tiktoknya yee : iaaoyaaa

ADRIAN||TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang