"Yang aku pertanyakan adalah bagaimana bisa kau bertarung dengan para dewa celestia itu" [M/n] duduk sambil menyender pada pohon di samping raphael
"Saat itu aku yakin mereka bukanlah dewa asli dari teyvat melainkan dewa dari dunia lain, saat mengetahui itu aku mulai mencurigai mereka semua"
"Dan benar saja para dewa celestia mempunyai rencana untuk menguasai semua dataran teyvat, karena mendengar rencana itu aku langsung menolak mentah-mentah mengikuti rencana mereka"
"Hahahaha.....yang lebih parahnya adalah para dewa celestia juga mengincar kekuatan ku sendiri untuk menjalankan rencana busuk mereka itu"
"Karena aku menolak maka dari itu mereka mulai memaksaku, hingga aku kabur dari celestia mereka tetap mencariku hingga ketemu"
"Bahkan terjadi pertarungan besar antara aku dengan mereka dan pada akhirnya aku sendiri yang mati" Raphael tersenyum pahit dengan kenyataannya yang harus mati
"Itu cerita yang cukup menyedihkan, apa kau baik-baik saja?" [M/n] prihatin pada nasib leluhurnya ini
"Jangan terlalu percaya pada teman dekat mu karena kau sendiri tidak tau mereka berniat baik padamu atau beniat buruk"
"Aku akan selalu berada di sisimu karena kau telah disini dengan tujuan untuk membangkitkan kekuatanmu"
"Mari kita mulai pembangkitan nya dan kau akan menjadi yang terkuat di seluruh teyvat tidak akan ada yang bisa mengalahkan mu" Raphael tersenyum miring dengan samar
Ctak
Raphael menjentikkan jarinya seketika tempatnya sudah berubah menjadi serba hitam
"Raphael? Raphael kau dimana jangan membuat ku takut sialan!?" [M/n] menatap was was disekitar karena hanya ada kegelapan saja
"Sebaiknya kau berjalan ke arah benda di depanmu itu, lalu coba kau satukan dengan tubuhmu semoga kau tidak hancur saat menyerapnya" Suara raphael menggema di ruangan gelap ini
'Yang benar saja tubuhku akan hancur jika gagal menyerapnya, bukankah itu agak berlebihan' [m/n] sweetdrop saat mendengar perkataan dari raphael
Karena tak ambil pusing, [m/n] berjalan mendekati kristal yang mengapung di udara
"Hanya menyerapnya bukan? Ini tidak mengerikan seperti yang di katakan oleh raphael tadi" [M/n] meremehkan kristal yang ada di depannya padahal dirinya belum melakukan apa yang dikatakan oleh raphael
[M/n] berjalan ke depan dan menggapai kristal didepannya namun saat menyerapnya, Tiba-tiba kepalanya sangat sakit
Saat membuka matanya [m/n] seperti memasuki lorong dimensi yang terdapat banyak pecahan kaca yang memperlihatkan perang raphael dengan para dewa celestia
Lalu memperlihatkan raphael yang membangun negeri flowrence menjadi negeri yang makmur namun hasil pencapaian nya itu sia-sia
Raphael harus berperang dan menjaga negerinya saat itu, saat raphael berjuang dengan semua kekuatannya harus dikhianati oleh temannya yang termakan oleh godaan dari dewa celestia yang menjajikan akan memberinya kekuatan yang amat besar
Dan disini lah saat teman dari raphael menusuk jantung kristal atau disebut inti kekuatan dari raphael, dada [m/n] merasakan rasa yang amat sakit
Jantungnya seperti diremas sangat kuat, nafasnya melemah, [m/n] terbatuk-batuk hingga mengeluarkan darah
[M/n] sadar ini yang dimaksud oleh raphael jika gagal tubuhnya akan hancur
'Sakitt... Sangat sakit....aku belum pernah merasakan sakit yang seperti ini sebelumnya bahkan tusukan dari ibu aurel tidak sebanding dengan ini'
'Seharusnya aku tidak meremehkan penyerapan ini, apakah aku harus mati disaat seperti ini?' yang bisa dilakukan [m/n] hanyalah pasrah pada dirinya
Dia tidak tau harus berbuat apa, dirinya seperti terkunci di suatu ruangan yang tak bisa terbuka lagi untuk kembali
"Sadarkan dirimu [m/n], bukankah kau sudah berjanji akan melindungi keluarga mu"
"Kau adalah pewaris satu-satunya dari kekuatan ku, kuatkan hatimu dan tenangkan pikiran jika kau hanya pasrah seperti itu, aku takut kau bukan mati melainkan kau akan termakan oleh kegelapan"
"Dengarkan kata hatimu jangan memikirkan yang membuatmu jatuh ke dalam nya" Samar-samar [m/n] mendengar raphael yang menyemangatinya
'Benar aku... Aku sudah berjanji untuk melindungi ayah ibu dan kakak, bagaimana bisa aku mudah menyerah hanya karena rasa sakit ini'
'Kuatkan hatimu dan seraplah kekuatan ini, satukan dengan tubuhmu maka kekuatan ini menjadi milikmu' [m/n] mulai memejamkan matanya memfokuskan dirinya
[M/n] menyerap semua kekuatan yang ada pada kristal, sinar berwarna emas mulai mengelilingi [m/n] seperti air mengalir
Perlahan pecahan-pecahan ingatan dari raphael pecah menjadi serpihan kecil dan jatuh berhamburan seperti butiran salju
Hingga ruangan yang gelap menjadi terang karena adanya bintang-bintang di langit bahkan menjadi rasi bintang
Perlahan tubuh [m/n] bercahaya dan menyerap semua kristal hingga tak tersisa
Perlahan [m/n] membuka matanya yang tampak berbeda dari sebelumnya
(Minjam ya mbak kiana)
Disisi lain, gua tempat ritual pembangkitan kekuatan [m/n] bersinar hingga tembus dan menjulang tinggi kelangit
Beberapa orang yang merasakan itu, mereka mengetahui bahwa kekuatan dari dewa kaslana leluhur sudah di warisi oleh seseorang
Bahkan aris, izanagi dan kakaknya yaitu Alvin terkejut saat merasakan hawa yang mencekam dari suatu tempat
"Tidak kusangka [m/n] sudah mewarisi kekuatan dari dewa pendahulunya bahkan menurut ku ini terlalu cepat baginya"
"Tepat sekali, kekuatanku melemah dan aku butuh darahnya untuk mengembalikan semuanya termasuk keabadian"
"Dasar '?' bodoh dia tidak tau seorang kaslana sebenarnya jika sudah mendapatkan kekuatan sejatinya" Aris berbicara seorang diri di sebuah hutan belakang akademinya
"Hawa apa ini? Ini sangat kuat, walau hanya sebentar saja aku masih bisa merasakannya"
"Dan adikku dia malah seenaknya pergi pulang kerumah, mengingat dirinya yang selalu membuat masalah di Akademi itu membuat ku sangat khawatir padanya"
"Semoga kau baik-baik saja [m/n]" Alvin berada di asramanya berdiri di depan jendela dan memandangi bulan
Bersambung~~~