"Tidak semudah itu!!"
"Apa?!"
Syuttt....
Sringg...
"Hahhh!!"
Seseorang datang secara tiba-tiba dari atas, lalu menebas tangan kanan dari [m/n] yang mengontrol ribuan pedang dan dia kehilangan keseimbangan diatas udara hingga akhirnya jatuh
Seketika pedang yang dikontrol oleh [m/n] menghilang, karena tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. dalen langsung menyerang menggunakan pedangnya
Stabb...
"Arrghh!!"
[M/n] tertusuk pada bagian perutnya, mengeluarkan darah segar dari mulut nya
"Huh! Kau sangat berisik"
Duakk...
"Ughh..!"
Brakk...
Braakk..
Brakk..
Seseorang yang tidak diketahui menendang dada [m/n] dengan kuat hingga membuat [m/n] jatuh menabrak pohon berkali-kali
Kabut salju perlahan menghilang, menampakkan [m/n] jatuh terduduk tak sadarkan diri sambil ber sender pada batu besar dengan bersimbah darah dan pedang yang menusuk perutnya
"Neo kau terlambat"
Dalen menatap rekannya itu dengan dingin
"Terlambat? Hei kau bahkan belum mati, jika kau mati itu bisa dikatakan aku datang terlambat untuk menolong mu"
"Kau sungguh lemah dalen, bagaimana bisa kau hampir kalah dengannya? Jika tidak ada diriku aku yakin kau sudah menjadi potongan daging olehnya"
"Diam kau sialan, aku belum sepenuhnya mengeluarkan semua kekuatanku saat ini"
Dalen mengambil botol ramuan dari sakunya dan meminumnya sampai habis, perlahan tubuh yang terkena tusukan dan goresan menghilang tanpa berbekas
"Alat sihir yang kau buat sangat berguna, tak ku sangka alat itu dapat mengurangi pengguna vision agar tak bisa menggunakan kekuatan mereka secara maksimal"
"Nah sekarang kita ambil inti kekuatannya, beruntung kau tidak menusuk pada bagian yang terpenting"
Orang yang bernama neo, menatap [m/n] dengan senyuman tipis
Neo mengumpulkan kekuatan pada tangan kanannya dan bersiap untuk memasuki tubuh [m/n] untuk mengambil inti kekuatan nya
"Kekuatan mu akan jadi milikku"
Disisi lain dari tubuh [m/n]
"Menyatuhlah denganku [m/n], dan bunuhlah 2 serangga itu"
"Aku adalah dirimu dimasa lampau, bahkan telah melalui 2 kali reinkarnasi sekaligus"
Sosok bayangan hitam mengulurkan tangannya, hanya menampakkan mata kuning keemasan dengan pola dimatanya
"Aku tak mengenal dirimu dan aku tak butuh bantuanmu"
[M/n] menolak ajakan dari bayangan hitam itu
"Kau yakin dengan perkataanmu? Dan aku tak yakin kau akan selamanya menyukai manusia"
"Kehancuran sudah berada di depan matamu, cepat atau lambat kau akan membutuhkan ku"
"Dan rahasia dirimu akan terungkap, semoga kau tak mati. diriku yang lain"
-----------
Grabb...
"Apa yang akan kau lakukan bajingan?"
"Apa!?"
[M/n] membuka matanya, yang nampak berbeda warna dari sebelumnya yaitu kuning keemasan dengan pola di matanya
Neo yang terkejut tangannya di pegang dengan erat oleh [m/n] yang sepenuhnya belum kalah
"Ouhh benar juga tanganku terpotong olehmu, jadi sebagai gantinya aku akan memotong tanganmu juga"
Krakk....
"Arrhhhgg......!!"
[M/n] tersenyum puas saat mematahkan tangan kanan dari neo, dia terlihat sangat menikmati suara jeritan kesakitan dari neo
'Apa yang terjadi padaku? Kenapa rasanya ini sangat menyenangkan melihat orang lain menderita'
'Itu karena kau membangkitkan sifat iblismu sendiri yang terkubur dalam jiwamu'
Bayangan hitam itu berbicara yang hanya dapat didengar oleh (m/n)
'Rasa akan haus darah ini terus memenuhi pikiranku, aku tidak menginginkan seperti ini'
"Tapi ini sungguh sangat menyenangkan!"
[M/n] tersenyum lebar dengan tangan kirinya memegang kepalanya yang telah berlumur darah dari mematahkan tangan neo
"Aku tak memikirkan hal ini sebelumnya, dia berubah drastis dari sebelumnya. Dalen sepertinya iblis sebenarnya sudah bangkit"
"Iya aku tau neo, bahkan auranya juga sangat berubah dan sangat berat. Maka dari itu kita harus cepat membunuhnya"
"Maka dari itu matilah!!"
Dalen dan neo bersama-sama saling menyerang [m/n], namun hanya dengan pandangan mata [m/n] dapat menciptakan dimensi di sekeliling mereka berdua
Mengeluarkan rantai hitam keunguan, mengikat kaki dan tangan dalen dan neo agar tak bergerak sedikitpun
Tess....
Tess...
"Hahhh.... Kalian sungguh menarik, aku bahkan tak pernah terluka sangat parah seperti ini sebelumnya"
Sraakkk....
[M/n] berdiri dan darahnya menetes mengenai salju yang putih membuatnya ternodai, lalu [m/n] dengan mudahnya menarik pedang milik dalen yang menusuk pada tubuhnya
"Wahhh aku tak menyangka tangan kananku akan menjadi korban dari pertarungan ini"
"Meskipun aku hanya mempunyai 1 tangan jangan berpikir kalian akan menang"
"Jadi bagaimana jika kita lanjutkan pertarungan ronde ke 2 kita dalen"
[M/n] menyeringai dengan menatap rendah kedua orang dihadapannya yang masih dirantai
Bersambung~~~~