[M/n] berjalan dengan santai di hutan terlarang, lagi pula siapa yang berani melawannya
"Lalu apa yang harus kulakukan setelah ini? Aku bahkan tak memiliki ide lagi, yah sudahlah lagi pula tidak ada bencana yang harus ku selesai kan"
Sekian lama [m/n] berjalan dirinya tak sengaja menginjak sebuah vision, [m/n] melihat vision itu dan mengambilnya
"Ini vision ku? Kenapa bisa ada disini? Hhmm.... Mungkin saat aku berlari atau melawan seorang anggota calamity vision ku terjatuh"
"Ya mungkin seperti itu, lagi pula aku sudah tak membutuhkan vision ini lagi. Apa aku harus menghancurkan nya?"
Saat [m/n] hendak menghancurkan visionnya sendiri tiba-tiba secarik kertas keluar dari vision tersebut
"Kertas? Sepertinya ada tulisan didalamnya"
[M/n] membacanya ternyata hanya tulisan yang mengatakan tugas untuk menolong aether
"Sungguh naif diriku yang dulu hanya mengetahui masa depan seseorang, namun tidak mengetahui masa depan dirimu sendiri bahkan takdir sekalipun"
"Tentang aether aku serahkan pada takdir, Selanjutnya aku pergi mencari tempat yang bagus untuk membuat vision"
"Dan untuk visionku mungkin aku akan menyimpannya saja, siapa tau aku akan membutuhkannya"
Vision di tangan [m/n] perlahan menghilang, yang artinya sudah disimpan dalam ruangnya sendiri
"Apa yang kau lakukan disana?"
[M/n] menatap kebelakang hutan yang gelap, dirinya tau jika ada yang mengikutinya sejak tadi
"Bagaimana bisa kau tau jika aku berada disini manusia?"
"Hei kau naga jelek meskipun kau menggunakan kekuatan mu yang tembus pandang itu, tapi kau terlihat sangat jelas dimataku"
"Apa!? Ta-tapi matamu tertutup kain hitam itu bagaimana kau dapat melihatku dengan jelas"
"Mungkinkah kau berpikir jika aku ini seseorang yang buta?"
"Ya bisa dibilang seperti itu"
[M/n] menghela napasnya dengan sabar, dirinya sebenarnya sudah tau jika ada orang yang baru melihat matanya pasti akan langsung berpikir bahwa dirinya ini buta
"Sudahlah jadi untuk apa kau kemari menemuiku?"
"Hehehe.... Tidak, tidak ada aku hanya mengucapkan terimakasih karena kau sudah membawa hutan terlarang ini keluar bersama"
"Memangnya aku memikirkan dirimu? Tentu saja tidak bodoh jangan ke ge'eran jadi hewan, aku membawa hutan terlarang juga ada maksud lain dan terutama kematian dari kakakku"
Hati seorang naga secara perlahan retak, dirinya ternyata salah paham tapi menurutnya manusia yang dia kenal lebih kasar dari pada yang ia temui
"Kau banyak berubah ya, bahkan aku bisa merasakan kekuatan yang sangat amat besar ada dalam tubuhmu"
"Tapi sepertinya jiwamu menyimpan dendam yang begitu dalam ya"
"Itu bukan urusanmu, jika tidak ada hal lain yang dibicarakan aku akan pergi untuk memenuhi tugasku"
[M/n] langsung menghilang dalam sekejap tanpa ada jejak yang ditinggalkannya
"Manusia itu dia semakin dingin sifatnya, jiwamu memang harus disucikan"
"Yahh terserah lah, manusia itu memendam perasaannya sendiri agar tak hilang kendali"
"Tapi dia masih memiliki sisi baik walau jiwanya sudah memendam begitu banyak kegelapan"
"Sepertinya untuk saat ini aku tidak akan menganggu manusia itu dulu, namun jika dia butuh bantuan aku dengan senang hati akan membantunya"
Naga itu berbalik pergi dengan tubuh kecilnya yang sudah ia rubah sebelum bertemu dengan [m/n]
◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇
"Apa yang harus kulakukan untuk menciptakan sebuah vision? Mana mungkin aku duduk dan mengulurkan kedua tanganku untuk membuat sebuah vision?"
"Itu sangat merepotkan dan aku benci berdiam diri seperti patung, mungkin aku akan mencari ide lain untuk membuat vision"