Prolog

466 28 1
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
[Buang yang buruk dan ambil yang baik]

♡♡♡

Sore hari, di taman yang biasanya menjadi tempat yang sangat kusukai, malah menjadi tempat yang bahkan sangat kubenci saat ini. Seseorang yang bahkan tidak kukenal sedang berada di sampingku seraya melontarkan kata-kata yang sungguh menyanyat hati.

“Aku akan menerima permintaan ayahmu, tapi aku tidak tahu bahkan tidak yakin apakah aku bisa mencintaimu sekali di dalam hidup aku.” ucapnya tanpa ekspresi sekalipun.

Aku menghapus jejak air mata yang sejak tadi sudah membasahi pipiku, lalu menoleh kearahnya.

“Lalu jika begitu lebih baik kau menolak saja Alan, pernikahan bukan upacara yang main-main. Pernikahan adalah hubungan sakral dimana keduanya harus saling mencintai, bukan seperti kita!” ucapku meninggikan suara pada akhir kata.

Dia tidak merespons, sudah kuduga hal itu.

“Sudahlah Alan, aku tidak akan terlibat dalam pernikahan yang tidak jelas dimana letak cinta dari hubungan itu.”

Segera kutinggalkan dia setelah mengucapkan hal tersebut. Namun sebuah tarikan tangan membuat tubuhku lansung berbalik dan memeluk tubuhnya yang kekar itu.

Aku berusaha melepas pelukan tersebut, namun usahaku terhenti ketika dia membisikkan sesuatu di telingaku.

“Tapi bukan berarti aku tidak berusaha mencintaimu, Ima Astanisia!”

[To Be Continued]

Alim ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang