بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
[Buang yang buruk dan ambil yang baik]♡♡♡
Beberapa bulan setelah pendaftaran kuliah itu, akhirnya sekarang jadwal kuliah mulai aktif. Sayangnya karena ospek bertepatan dengan hari penting universitas tersebut, membuat acara ospek di hilangkan dan para mahasiswa lansung masuk seperti biasa.
Saat ini Ima sedang berada di kantin kampus bersama dengan Fara. Yah mereka berdua kini berstatus sebagai sahabat karena seringnya bertemu, apalagi mereka juga satu jurusan Bahasa. Sedangkan Alan memilih jurusan teknologi dan keduanya juga jarang bertemu jika berada di kampus. Namun jika sudah pulang ke rumah, mereka berdua saling bertukar cerita mengenai kehidupan di kampus mereka.
“Kau mau makan apa Ima? Biar aku pesankan.” ucap Fara setelah menjelajah buku menu di kantin tersebut.
Ima membetulkan hijabnya sebentar lalu menatap Fara.
“Samain aja Ra, aku lagi malas milih makanan hehe.” jawab Ima terkekeh karena merasa aneh dengan dirinya sendiri.
Fara ber oh ria dan mengaculkan jempolnya, lalu pergi untuk memesan makanannya.
Begitu Fara pergi, Ima lanjut memainkan handponenya. Tetapi karena sebuah suara yang begitu familiar di dengarnya membuat Ima berhenti memainkan handponenya dan mencari sumber suara tersebut.
Begitu terkejutnya ketika ia melihat Alan bersama segerombolan cowok. Dan yang paling membuatnya kesal adalah perempuan yang saat ini tengah mendampingi Alan dengan tingkahnya yang menjijikkan.
“Lihat apa Ima, kok khusyuk banget sampai suaraku nggak disahuti.” ucap Fara seraya menaruh mangkok bakso dengan es teh nya.
Ima beralih menatap Fara, dan mulai memakan pesanannya.
“Nggak kok, nggak ada apa-apa. Btw makasih ya udah dipesenin.” balas Ima berterimakasih untuk mengalihkan pembicaraan saja.
Fara mengangguk dan duduk di salah satu kursi yang berdampingan dengan Ima.
“Aku tahu kok, kamu kesal kan melihat Alan dekat dengan cewek lain. Apalagi... Alan itu suami kamu.” ucap Fara dengan tiba-tiba dan membuat Ima lansung tersedak saking terkejutnya.
“Uhuk-uhuk!”
“Ini air Ima, diminum dulu pelan-pelan.” ujar Fara dengan menyodorkan segelas air putih miliknya.
Ima segera meminumnya dan akhirnya sedikit tenang. Dia menatap wajah Fara dengan kebingungan, darimana Fara tahu kalau Alan suaminya? Kalau iya, hancur sudah rahasianya selama ini.
“Far, Ka.. Kamu tahu darimana hal itu?” tanya Ima setelah tenggorokannya terasa membaik.
Fara tersenyum sembari memegang telapak tangan Ima.
“Aku tahu dari dulu pertama kita kenal. Ya emang nggak sengaja sih, tapi kamu tenang aja aku nggak bakal kasih tahu siapapun.” ucap Fara menyakinkan Ima untuk mempercayai dirinya tentang rahasia Ima.
Ima terdiam sebentar, ya-- dia masih ragu akan rahasianya yang sudah terbongkar begitu saja dan harus mempercayai sahabatnya yang masih beberapa bulan kenal.
“Iya--- sebenarnya aku masih ragu sih, tapi mau gimana lagi kamu sudah terlanjur tahu hal itu.” balas Ima seraya mengaduk-ngaduk kuah baksonya.
Dia kembali melirik ke arah Alan yang tengah asyik mengobrol dengan teman-temannya. Ima mendesah pelan seraya menahan rasa cemburunya.
“Udah yuk makan dulu, habis ini kan kelas nya pak Ahmad yang killer itu.” ingat Farah diangguki pelan oleh kepala Ima.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alim ( Completed )
Teen Fiction( Disarankan follow sebelum membaca ) Kisah sepasang suami istri yang baru menikah akibat kejadian yang tidak terduga sebelumnya. Mereka terpaksa menjalani hubungan barunya selama masa kuliahnya. Bahkan mereka sudah membuat kesepakatan agar hubunga...