Bagian 11 - Kabar baik?

143 5 0
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
[Buang yang buruk dan ambil yang baik]

♡♡♡

Alan mondar-mandir di depan karena masih ada Ima yang diperiksa sejak 1 jam yang lalu.

“Ini sudah 1 jam, masa belum selesai sih?” gerutu Alan setelah melihat jam tangannya.

Setelah menunggu beberapa menit kemudian, tiba-tiba salah satu perawat keluar dan memberitahukan keadaan Ima kepada Alan.

“Gimana sus, apa istri saya baik-baik saja?” tanya Alan dengan terburu-buru setelah melihat suster itu keluar dari ruangan.

“Oh untuk pasien bernama Ima Astanisia, beliau baik-baik saja. Dan anda boleh masuk untuk menjenguknya!” jawab perawat itu lalu pergi setelah memberitahukan hal tersebut.

Tidak perlu lama, Alan lansung masuk dan menemui istrinya yang sedang terbaring. Dia duduk di salah satu kursi di samping Ima tidur.

“Sayang, gimana keadaannya? Kata suster kamu baik-baik aja kan?” tanya Alan dengan memegang tangan Ima.

Ima tersenyum, dia membalas genggaman tangannya.

“Iya, katanya juga aku hamil!” bisik Ima membuat Alan terpengangah. Dia sungguh senang mendengarnya.

“Berarti aku akan jadi ayah?”

Ima mengangguk seraya bahagia sekaligus terharu dengan apa yang kini terjadi.

Alan lansung memeluk tubuh Ima seraya menciumnya berkali-kali karena terharu.

“Baiklah, sekarang kita pulang. Setelah itu aku akan kabarin berita baik ini kepada keluarga kita.” ucap Alan dibalas anggukan kepala dari Ima.

****

“Sayang, hati-hati dong! Kamu jangan angkat barang yang berat-berat, kamu juga nggak boleh kecapekan.” tegur Alan sejak tadi hingga membuat Ima kesal sendiri.

“Mas, aku bukan lumpuh untuk nggak ngelakuin pekerjaan rumah. Udah deh mending kamu diem, aku kerjain ini dulu.” balas Ima masih kekeuh untuk melakukan pekerjaan rumah seperti biasa.

Alan mendesah pelan, lalu karena bosan. Ia lantas mengeluarkan ponselnya dan menelfon orang tuanya.

“Assalamu'alaikum.” ucap Alan dan mendapat lirikan dari Ima.

“Siapa?” bisik Ima penasaran, tetapi Alan mengabaikannya dan kembali berbicara.

“Ini umi, Alan mau ngabarin sesuatu yang pasti kabar baik umi.”

Ima ber ohria karena ternyata yang Alan telefon dalah mertuanya.

“Istri Alan hamil umi.”

“......”

“Iya kapan-kapan kalau ada waktu, Alan main kesana.”

“......”

“Iya umi, Wa'alaikumussalam.”

Panggilanpun berakhir. Alan kembali memasukkan handponenya ke dalam kantong celana dan menatap istrinya.

“Kamu kecapekan sayang, udah taruh aja itu. Sekarang waktunya kamu tidur, kasian adeknya nanti.” ucap Alan berusaha membujuk istrinya agar menuruti ucapannya.

Ima menatap suaminya yang berharap ia menuruti perintahnya. Dia tersenyum lalu menaruh semuanya dan mengangguk.

Alan bernafas legah karena Ima menurutinya. Dia pun menuntun Ima pergi menuju kamar.

Alim ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang