بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
[Buang yang buruk dan ambil yang baik]♡♡♡
Tidak lama kemudian abangnya datang, namun ia tidak sengaja sendiri melainkan bersama wanita.
“Ada apa nyari abang hmm?”
“Loh dia siapa bang?”
•••
“Oh ini, kenalin dia pacar abang namanya Chiara. Abang juga bentar lagi mau seriusin dia.” ucap Ibrahim seraya merangkul pundak perempuan di sampingnya.
“Kalau dia Ima Astanisia, adikku.” sambung Ibrahim memperkenalkan adiknya.
“Hai Ima, salam kenal ya.” ucap Chiara dibalas senyuman dari Ima.
Setelah itu barulah keduanya duduk bergabung dengan Ima dan Alan. Mereka saling berbincang-bincang dan sesekali tertawa karena mendengar cerita konyol Ima yang diceritakan oleh abangnya sendiri.
Hingga sampai pada sore hari dimana keduanya harus segera pulang. Sebenarnya Ima ingin sekali menginap di rumah orang tuanya, ya-- sama seperti sebelum ia menikah dengan Alan. Namun saat ia ingin mengatakan itu, suaminya malah merengek seperti anak kecil dan memintanya untuk pulang. Akhirnya dengan setengah hati ia menemui uminya dan pamit kepadanya.
“Umi, Ima pamit pulang dulu ya. Nanti kapan-kapan Ima kesini lagi deh tapi sendiri.” ucap Ima membuat Alan yang sibuk mengobrol tiba-tiba diam karena mendengar istrinya mengatakan hal itu.
“Loh kenapa sayang?” tanya uminya dengan mengusap tangan Ima.
Ima melirik kearah suaminya dan juga ikut menatapnya. Lalu dia kembali menjawab pertanyaan uminya.
“Nggak mau aja umi, Alan suka merengek kayak anak kecil. Kan Ima nggak jadi tinggal disini.” ungkap Ima membuat semua orang tertawa karenanya.
“Kamu ini ada-ada saja, yaudah jaga baik-baik ya cucu umi. Kamu juga jaga kesehatan.” ingat uminya lansung dibalas anggukan kepala dari Ima.
“Yaudah umi, Ima pulang dulu. Assalamu'alaikum!” ucap Ima seraya mencium punggung tangan uminya dan diikuti oleh suaminya yang melakukan hal sama.
“Wa'alaikumussalam.”
****
Keduanya sudah sampai di rumah pada malam hari. Karena kelelahan Ima segera masuk kamar setelah melaksanakan shalat isya berjama'ah dengan suaminya. Sedangkan Alan, ia malah pergi ke ruang tamu untuk menonton tv sebentar.
Ima segera membaringkan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Namun niatnya dia urungkan ketika mendengar deringan telefon, dan ia pun duduk kembali untuk mengambil handponenya yang berada diatas nakas.
Terpampang nama Farhan di layar handponenya dan Ima masih ragu untuk menjawabnya.
“Tumben Farhan telefon malam-malam? Nggak seperti biasanya deh.” batinnya dengan memandang handponenya karena masih ragu.
Hingga terlihat Farhan mematikan telefonnya dan kembali mencoba menghubunginya. Ima mulai yakin kalau Farhan memang penting menelfonnya, dengan cepat dia menggeser tombol hijaunya dan menerima telefon itu.
“Assalamu'alaikum Ima.” ucap Farhan atunsias begitu telfonnya diterima oleh Ima.
“Wa'alaikumussalam, iya Farhan. Tumben telfon malem-malem?” tanya Ima menanyakan pertanyaan yang sejak tadi menghantuinya.
“Ah itu sebelumnya aku minta maaf udah menganggu waktu kamu. Sebenarnya gini, besok kamu harus masuk kuliah dan dosen udah buat kelompok.”
Ima diam menunggu Farhan melanjutkan perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alim ( Completed )
Ficção Adolescente( Disarankan follow sebelum membaca ) Kisah sepasang suami istri yang baru menikah akibat kejadian yang tidak terduga sebelumnya. Mereka terpaksa menjalani hubungan barunya selama masa kuliahnya. Bahkan mereka sudah membuat kesepakatan agar hubunga...