بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
[Buang yang buruk dan ambil yang baik]♡♡♡
Di tengah kesunyian itu, tiba-tiba rombongan orang tua Alin dan mertuanya serta bang Ibrahim datang dengan tergopoh-gopoh. Alin yang melihat itu terkejut dan baru sadar bahwa dirinya belum mengabari apapun tentang persalinan istrinya karena lupa.
“Assalamu'alaikum Alin! Anak kami, bagaimana istri kamu di dalam?” ucap Kulsum, mertuanya itu.
“Wa'alaikumussalam umi, dia masih dalam proses operasi dan sudah 2 jam yang lalu umi.” jawab Alin sembari mempersilahkan mertua dan orang tuanya untuk duduk di kursi tunggu.
“Kamu ini ya, coba kalau ada apa-apa lansung kabari mama. Masa mama dikasih tahu sama orang lain.” tegur Diana kepada anaknya itu.
“Ya maaf ma, lagian tadi udah panik banget dan nggak sempat buka handpone sama sekali.” balas Alin meminta maaf. Putra yang berada di sampingnya, menepuk pundak anaknya mencoba memberikan ketenangan.
Berbeda dengan Zainab, abi dari sang istri itu hanya diam sejak ia datang. Sebenarnya tanpa diketahui mereka, saat ini dialah yang paling khawatir dengan putrinya di dalam, doa-doa tidak henti-hentinya ia panjatkan kepada Allah untuk meminta keselamatan untuk putri semata wayangnya.
Keadaan kembali hening, hanya ada suara orang-orang yang berada tidak jauh dari ruang operasi. Mereka sekeluarga tidak ada yang berniat membuka suara, tetapi di dalam hati mereka dipenuhi harapan-harapan yang entah akan sesuai atau tidak dengan apa yang mereka harapkan.
3 jam berlalu, dilihat jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Kekhawatiran Alin bertambah, dia kemudian berdiri menunggu di pintu operasi dengan mencoba mengintip, namun nihil hanya ada gorden hijau yang menutupi kaca pintu itu.
“Owek... Owek... Owek..” tiba-tiba suara itu terdengar begitu ranying dan membuat Alin yang tadinya menatap lekat pintu operasi, ia lansung membalikkan tubuhnya menatap keluarganya.
“Ma..” panggil Alan dengan suara lirih dan mamanya lansung bangun dan memeluknya. Begitupun dengan yang lain, bahkan umi dan abi Ima sudah lebih dulu nangis karena terharu dengan apa yang barusan ia dengar.
“Ma, istri dan anakku selamat.” ucapnya terharu dan ia menahan tangisnya yang siap meluncur kapan saja.
Diana melepas pelukannya, dia tersenyum dan menatap wajah anaknya. Tidak lupa ayahnya yang juga berada di samping mamanya memberikan ucapan selamat.
“Selamat ya anakku, kamu sudah jadi seorang ayah.” ucapnya dengan tersenyum bangga.
Tetapi aktivitas mereka terhentikan oleh seorang suster yang berbaju hijau keluar dan menatap mereka.
“Apa ada suami daripada pasien atas nama Ima?” tanya suster tersebut.
Alin segera menghadap, “Saya suster.” jawabnya dan suster itu lansung mengajak Alin untuk segera masuk ke dalam ruangan operasi.
Dilihat istrinya yang terbaring memejamkan matanya dan disisi lainnya ada seorang dokter perempuan sedang menggendong bayinya yang sudah dibaluti oleh kain.
Alin berjalan mendekati bayinya yang tidak henti-hentinya menangis.
“Selamat istri dan bayi laki-laki anda selamat dan sehat. Lansung di adzan kan ya pak.” ucap dokter seraya perlahan memberikan bayi tersebut ke dalam gendongan Alin.
Pertama kali dalam hidupnya Alin menggendong bayi yang merupakan anaknya sendiri. Masih dengan rasa haru dan air mata yang mulai menetes, Alin lansung mengadzani putranya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alim ( Completed )
Ficção Adolescente( Disarankan follow sebelum membaca ) Kisah sepasang suami istri yang baru menikah akibat kejadian yang tidak terduga sebelumnya. Mereka terpaksa menjalani hubungan barunya selama masa kuliahnya. Bahkan mereka sudah membuat kesepakatan agar hubunga...