Bagian 6 - Hunian baru

155 11 4
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
[Buang yang buruk dan ambil yang baik]

♡♡♡

“Suami istri?”

“Iyalah, tapi itu hanya status kita berdua tidak untuk kehidupan sehari-harinya.” balas Alan sembari pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Ima bingung dengan ucapan Alan. Lantas dia menghampiri Alan dan berdiri di ambang pintu kamar mandinya. Terlihat Alan masih mencuci mukanya yang berpolesan make up tipis, sama sepertinya.

“Maksud kamu apa? Kehidupan sehari-hari, apa itu?” tanya Ima dengan serius.

Alan masih fokus mencuci muka, setelah selesai ia menatap wajah istrinya itu. Lalu dia mendekatkan mulutnya di samping telinga Ima.

“Make In Love.” jawabnya dan lansung pergi meninggalkan Ima yang tertegun setelah mendengar jawaban Alan.

Dia bergedik ngerih karena mengetahui maksud dari ucapan Alan, dan dia benar-benar menyesal karena menanyakan hal tersebut.

“Tapi kamu nggak akan tidur di satu ranjang sama aku kan? Soalnya aku udah nyiapin kasur cadangan tuh di bawah kolong kasur.” ucap Ima berjalan menyesuaikan dengan Alan.

Kini Alan berdiri di depan cermin untuk menyisir rambutnya, sedangkan Ima berada di belakang seraya memerhatikannya.

“Kenapa pisah ranjang? Aku nggak biasa tidur di bawah.” balas Alan membuat Ima mendengus pelan.

“Dih katanya status kita no life, tuh maksud kamu apaan?” tanya Ima mulai sibuk membuka baju pengantinnya seraya membersihkan make up yang masih melekat di wajahnya.

“Tidur doang kok, nggak ngapa-ngapain kamu.”

Setelah merapikan rambutnya, Alan lansung merebahkan tubuhnya di kasur. Sedangkan Ima membelakanginya, dia masih fokus membersihkan make up nya.

“Hedehh terserah kamu deh, awas aja macem-macem sama aku.” balas Ima.

Alan hanya diam mengacuhkannya, dia mengambil ponsel lalu memainkannya. Rasanya sudah lama tidak menyentuh benda pipihnya itu, yah sejak di rumahnya sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan perempuan di depannya itu.

Ima tersenyum begitu melihat wajahnya kini sudah bersih. Dia berdiri pergi ke kamar mandi untuk menaruh gaunnya dan menggantikannya dengan baju tidur beserta jilbab instan miliknya.

Tidak butuh waktu lama, dia sudah keluar dengan baju tidur dan jilbab yang tadi dimaksud. Sembari menghampiri kasurnya ia menatap Alan yang masih fokus bermain dengan handponenya.

“Taruh gih handpone, sekarang tuh udah larut malam dan kamu harus tidur.” ingat Ima seraya merebahkan tubuhnya dan membelakangi Alan, ya kali dia akan tidur berhadap-hadapan dengannya.

“Bukan anak kecil, kamu kalau mau tidur ya tidur aja.” balas Alan tanpa melirik Ima sama sekali.

“Dih yaudah.” putus Ima merasa kesal dengan Alan. Dia mulai berusaha tidur dengan memenjamkan matanya, namun dirinya masih terbilang belum ngantuk karena biasanya dia akan begadang dengan menonton drakor atau apalah gitu yang akan mengundang rasa kantuknya.

Tanpa basa-basi ia mengambil handponenya diatas nakas lalu mengecek aplikasi we-tv. Dengan semangat dia memilih drakor yang akan dia tonton. Begitu dapat, dirinya lansung memasang baik-baik pendengarannya untuk menonton drakor tersebut.

Alan yang berada di sampingnya melirik dan mendapati istrinya tengah asyik menonton drakor action, aneh. Menurutnya perempuan di sampingnya lebih cocok menonton drakor genre romance, tapi kenapa malah action? Ah sudahlah. Dia kembali memainkan handponenya juga.

Alim ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang