Bagian 7 - Daftar kuliah

144 9 4
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
[Buang yang buruk dan ambil yang baik]

♡♡♡

Tepat pukul 03.30 WIB, mereka sudah sampai di Bandung. Tepatnya di rumah bernuansa putih-biru dengan pekarangan rumah yang begitu indah.

Alan menoleh ke samping dan terkejut saat melihat Ima sedang tertidur. Karena tidak enak jika membangunkannya, Alan segera turun untuk membawa barang-barangnya ke dalam rumah baru.

Disaat Alan tengah sibuk memindahkan barang yang ada di bagasi mobil, Ima merasa terganggu dengan suara tersebut dan lansung terbangun. Dia mulai mengerjap-ngerjapkan kedua matanya dan melihat Alan tengah menarik koper besar miliknya.

Karena sudah bangun, Ima segera turun dan membantu Alan.

“Kamu daritadi mindahin barangnya?” tanya Ima begitu berhadapan dengan suaminya.

“Iya, kamu ke kamar aja biar aku yang mindahin barangnya. Oh iya sekalian buatin teh.” balas Alan lalu kembali mengambil barang di bagasi.

Ima mengeryit kening heran dengan sikap Alan kepadanya. Sebentar cuek, sebentar lagi perhatian, aneh baginya yang menerima hal itu.

“Kok diem? Hush sana ke dalam, bentar lagi subuh soalnya.” tegur Alan membuat Ima lansung masuk ke dalam meninggalkan Alan.

***

Waktu subuh sudah berlalu, kedua insan itu tengah berdoa di atas sajadah setelah melaksanakan shalat subuh berjama'ah. Ima sedikit canggung ketika selesai shalat Alan tengah berhadapan dengannya sembari menyodorkan tangannya ke hadapan wajah Ima.

“Mau ngapain?” tanya Ima kebingungan karena efek akibat kegugupan yang dirasakannya.

“Salim dulu lah, jadi istri itu harus peka.” ucap Alan dengan menyodorkan kembali tangannya.

Ima terkejut dan gugup mendengarnya. Dengan ragu ia mengambil tangan Alan lalu menciumnya sebentar. Setelah melakukan hal itu Ima mengalihkan pandangannya agar tidak terlihat malu oleh Alan.

Alan tersenyum, di detik kemudian dia mencium kening Ima dan sontak membuat istrinya lansung terkejut menatap dirinya.

“Ke.. Kenapa dicium sih?” tanya Ima dengan gugup. Karena tidak dapat menahan rasa malunya, Ima lansung keluar kamar setelah melepas mukenah yang dipakainya.

Alan yang melihat itu hanya terkekeh pelan dan kembali melanjutkan dzikir nya pada pagi hari itu.

***

Bau lezat masakan tercium jelas ketika Alan sudah sampai di dapur, dia berniat untuk makan dan menemukan istrinya yang sedang berkutat dengan alat dapur untuk memasak sesuatu sebagai sarapan pagi hari.

“Masak apa nih, kok harumnya wangi banget?” tanya Alan lansung duduk di salah satu kursi dapur.

Ima yang menyadari kedatangan suaminya hanya tersenyum dan tidak berniat untuk menjawabnya. Dia berpikir suaminya pasti sudah sekilas melihat apa yang tengah ia masak.

“Kamu akhir-akhir ini cuek banget, padahal harusnya aku tuh yang begitu bukan kamu.” jelas Alan membuka suara karena istrinya sama sekali tidak membalas perkataannya.

Ima tidak menghiraukannya, dia sibuk menuangkan makanan yang sudah matang ke piring dan tidak lupa membuat minuman dingin sebagai pendamping sarapan.

Setelah jadi, Ima lansung membawa kedua piring itu ke meja makan dan disodorkan kepada suaminya satu dan untuk dirinya.

“Hmm wangi banget, tumben kamu masakin makanan seenak ini?” tanya Alan berniat menggoda istrinya yang mendadak berubah.

Ima tidak menghiraukannya dan tetap melanjutkan santapan makanannya dengan nyaman.

Alim ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang