بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
[Buang yang buruk dan ambil yang baik]♡♡♡
1 minggu setelah liburan kelulusan SMA, seorang gadis cantik dengan hijab yang selama ini menemani masa-masa remajanya sedang menunggu seseorang di sebuah kafe favoritnya. Dia sudah memesan duluan minuman kopi susu kesukaannya sembari menunggu orang tersebut.
Saat asyik menyeruput minumannya, tiba-tiba seseorang datang dari balik pintu kafe seraya memanggil namanya dengan senyum di wajahnya.
“Ima!” panggilnya seraya berjalan menuju kearah gadis yang tengah duduk.
Yah gadis itu bernama Ima Astanisia, nama yang cukup langka untuk dimiliki seorang perempuan remaja. Melihat orang itu datang, Ima lansung bangun dan memeluk tubuh orang itu dengan penuh rasa rindu.
“Assalamu'alaikum sahabatku, bagaimana kabarmu?” tanya orang itu kepada Ima.
“Wa'alaikumussalam Ra, alhamdulillah aku baik-baik saja. Silakan duduk!” ucap Ima mempersilahkan sahabatnya untuk duduk.
Sahabatnya bernama Nadira Slavina, banyak teman-teman seangkatan mereka menganggilnya Nadi. Namun berbeda dengan Ima, menurutnya sahabatnya lebih cocok dipanggil Rara. Panggilan istimewa bagi dirinya untuk sahabatnya itu.
“Kamu mau pesan apa?” tanya Ima ketika sahabatnya sudah duduk di hadapannya.
“Es natade coco aja.” jawab Nadira seadanya. Memang itulah minuman kesukaan Nadira sejak SMA, entah apa yang dia sukai dari minuman itu.
Setelah memilih pesanannya, Ima lansung memanggil salah satu karyawan disana untuk memesan makanannya.
Setelah memesannya, keduanya dilanda keheningan. Ima saja bingung untuk mencari topik pembicaraan, karena dirinya yang terbiasa pendiam yah... Begitulah jadinya.
Namun Nadira berhasil memecah keheningan itu saat ia menanyakan sesuatu kepada Ima.
“Oh iya, btw kamu mau kuliah dimana?” tanya Nadira sambil menguyah permen yang sebelumnya sudah ia makan.
“Emm aku masih nggak tau, tapi yang pasti aku ikut jurusan bahasa nanti nya.” jawab Ima dengan wajah tersenyum.
Nadira ikut tersenyum seraya memegang kedua tangan Ima.
“Hehe pokoknya harus ya, cita-cita kamu dan aku berhubungan nih. Nanti aku jadi prosedur dan kamu jadi penulis dari flim-flim yang aku rilis nanti.” jelas Nadira sudah menerawang jauh tentang masa depan keduanya.
“Aamiin Ra, insyaallah.”
Tidak lama kemudian pesanan mereka datang dan membuat keduanya berhenti mengobrol. Mereka lansung makan dan minum, sesekali mereka berbicara di tengah-tengah kunyahannya itu dan bercanda gurau.
****
“Makasih ya traktirannya, kapan-kapan kita ketemu lagi di kafe yang lainnya. Bye Ima, Assalamu'alaikum.” pamit Nadira seraya memeluk tubuh Ima sebagai tanda terimakasihnya.
“Wa'alaikumussalam, hati-hati ya Ra.” ingat Ima dibalas acungan jempol dari sahabatnya itu.
Setelah melihat kepergian sahabatnya, Ima memilih untuk berjalan kaki menuju rumahnya. Jarak antara kafe dan rumahnya tidak begitu jauh, namun kadang jika Ima malas dan badmood, mungkin saat ini Ima akan memesan taksi dulu.
Banyak orang dan kendaraan yang berlalu lalang dan sangat ramai, mungkin karena hari sudah sore. Orang-orang lebih menyukai jalan-jalan sore sembari menikmati indahnya sunset, begitupun dengan Ima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alim ( Completed )
Teen Fiction( Disarankan follow sebelum membaca ) Kisah sepasang suami istri yang baru menikah akibat kejadian yang tidak terduga sebelumnya. Mereka terpaksa menjalani hubungan barunya selama masa kuliahnya. Bahkan mereka sudah membuat kesepakatan agar hubunga...