Dari awal Sunoo masuk mobil, ia hanya memasang wajah cemberut, nggak ada sedikitpun senyum di wajah Sunoo. Bukannya nggak mau senyum, tapi emang nggak bisa. Yap, siapa sih yang bisa tersenyum ketika kamu harus tinggal bersama orang yang nggak kamu kenal selama 2 minggu? Yang seharusnya kamu bisa senang-senang karna libur sekolah, tapi malah begini.
Tadi, setelah pembicaraan berat nya dengan papa dan mamanya, di dapat kesimpulan bahwa Sunoo harus tinggal bersama tunangannya selama liburan ini. Karna kedua orangtuanya itu nggak mau ambil resiko dengan meninggalkan Sunoo sendirian, apalagi ini selama 2 minggu. Sebenarnya tadi ketika packing, Sunoo udah merengek ke mamanya supaya dia tinggal sendiri aja, Sunoo bahkan udah memohon sambil pijitin kaki mamanya, hal yang bahkan nggak pernah sekalipun Sunoo lakukan sebagai anak.
Tapi keputusan kedua orang tua Sunoo udah bulat, well sebenarnya ini nggak 100% keputusan orang tua Sunoo. Sunoo juga ikut andil dalam memutuskan hal ini. Ia di beri dua pilihan oleh papanya. Tinggal bersama tunangannya dan papanya akan memberikan jajan tiga kali lipat selama 2 minggu itu. Atau tinggal sendiri tetapi jajannya di potong 50% selama dua minggu. Well bagi Sunoo yang udah nge-list tempat-tempat yang akan ia kunjungi selama libur serta barang apa saja yang akan ia beli, itu nggak akan cukup kalau uang jajannya di potong setenganya. Maka dengan berat hati serta dengan wajah yang cemberut di sini lah Sunoo, di dalam mobil yang sekarang sedang menuju apartemen tunangannya. Yap, tunangannya yang bahkan sunoo hanya sekali bertemu dalam satu setengah tahun ini.
"Nanti di sana jangan macem-macem, jangan bikin rusuh, Jangan berantakin apartemen orang. Harus sopan, jangan nyusahin or... kamu denger nggak sih apa yang mama bilang?"
Mama Sunoo melihat ke belakang, tampak Sunoo dan wajah cemberutnya yang masih belum hilang padahal ini udah setengah jalan.
"Mama sadar nggak sih udah berapa kali bilang itu ke itu aja, bikin sakit telinga aja." Dengus Sunoo.
"Kamunya sih nggak dengerin mama"
"Trus daritadi aku ngapain? Ngerujak?"
"Kamu mama liat-liat emang nggak ada sopan sopannya ya" kini badan mama Sunoo melihat ke belakang sepenuhnya, menatap wajah cemberut itu.
"Aku diam loh ma dari tadi, mama yang cari ribut"
"Mama cuman ngasih ta.."
"Udah, udah. Berenti. Kok malah gelud sih"
"SIAPA YANG GELUD?!!" Serentak Sunoo dan mamanya menatap tajam ke arah papanya yang sedang menyetir, papa Sunoo hanya bisa meringis.
Kuping guee.. batinnya
Memang dari awal ketika membantu Sunoo packing, mama Sunoo udah memperingati Sunoo hal-hal seperti tadi. Mungkin kalau dihitung-hitung udah lebih dari tiga kali ia mendengar apa yang mama nya sampaikan tadi. Pantas Sunoo jengah. Ya namanya orang tua, pasti ingin anak nya baik-baik aja di tempat orang.
"Udah deket loh ini, siap-siap gih" Ucap sang papa.
Sunoo mendengus. Meskipun sudah bertunangan, bukan berarti saling kenal. Toh pertunangan ini juga terpaksa. Kalau dipikir-pikir, hidup Sunoo serba terpaksa ya semuanya. Jujur, ntah apa yang akan ia lakukan nanti ketika bertemu dengan tunangannya itu. Terakhir kali Sunoo bertemu dengan orang itu satu setengah tahun yang lalu, saat mereka ditunangkan. Yap, pertama dan terakhir kalinya ia bertemu dengan dia adalah pas pesta pertunangannya sendiri. Miris, tapi itu lah hidupnya. Dirinya digunakan oleh orang tua nya sebagai pengikat si karyawan kesayangan. Tunangan Sunoo itu adalah karyawan kesayangan papanya.
Sunoo mengedipkan matanya ketika mobil berenti. Mengedarkan pandangannya lalu mendengus ketika tau dimana sekarang. Basement apartement.
Wajahnya yang cemberut itu makin cemberut pas liat mama dan papa nya udah turun duluan. Melihat mama nya yang akan membuka pintu mobil nya, sunoo segera mengambil tasnya."Ayo turun, Sunghoon di depan tuh" Sambil menunjuk pake dagu.
"Maa, nggak mauu"
"Harus mau"
"Mau ikut mama ajaa, nggak papa deh aku di apart seharian"
"Jangan ngadi ngadi deh, cepat turun"Dengan wajah cemberut nya Sunoo turun lalu melihat sekilas orang yang di sebut mamanya tadi. Dari samping Sunoo nggak bisa liat dengan jelas karna orang itu memakai hoodie dan menutup kepalanya.
"Jangan cemberut terus, ketemu tunangan kok cemberut. Senyum coba senyum" Sang mama jengah juga liat anak semata wayangnya itu dari tadi nggak ada senyum-senyumnya.
"Orang nggak kenal juga, ngapain senyum" Sunoo menggerutu.
Lalu Sunoo turun dari mobil dengan membawa tas tangannya aja, masalah koper, ia tak mau pusing. Toh bukan dia nanti yang bakal bawa kopernya kan? Sunoo berjalan dengan lambat, mama yang gemes langsung dorong bahu Sunoo. Sunoo yang di dorong cuma bisa mendengus.
"Nah ini anaknya..." Sang papa langsung menarik tangannya dan memposisikan Sunoo di samping Sunghoon.
"Jadi Sunghoon, om minta tolong ya buat jagain Sunoo, urusan makan dia bisa cari sendiri, om udah tf ke rekening dia, jadi kamu nggak usah khawatir.
Om juga udah tf ke rekening kamu, kalau-kalau Sunoo banyak mau nya. Kalau dia nakal marahin aja, kalau nggak mau di atur telpon om aja. Oke?"
"Aman, om. Sunoo aman sama saya" Sunghoon mengangguk lalu melihat sekilas ke arah Sunoo yang dari tadi hanya menunduk.
Sejujurnya, Sunoo bukannya malu. Tapi dia lagi nahan kesel ke mama dan papanya. Pengen teriak tapi takut durhaka.
"Sunoo.." Papa melihat ke arah Sunoo yang nggak mau angkat kepala sama sekali. "... jangan nyusahin Sunghoon ya, papa udah tf uang jajan kamu, jadi beli apa pun yang kamu mau, jangan repotin Sunghoon. Oke nak?"
Papa mengusap rambut Sunoo, jujur agak berat juga meninggalkan Sunoo sendirian, apalagi sama orang yang nggak Sunoo kenal. Tapi kasian juga kalau Sunoo harus di apart seharian kalau dia dibawa karna masalah di perusahaan ini kayaknya agak berat.
Mama maju lalu memeluk Sunoo, mengusap punggung Sunoo yang dari tadi diam aja.
"Ingat ya nak, jangan macem-macem, jangan bikin rusuh, Jang.."
" iya, bawel deh. Udah sana pergi sebelum aku nangis"
Akhirnya Sunoo mengangkat kepalanya. Melihat ke mamanya lalu ke Sunghoon yang juga lagi menatapnya dengan ekspresi...datar?
"Yaudah mama sama papa pergi dulu ya, baik-baik ya nak, Sunghoon, kami pergi dulu ya"
Sunghoon mengangguk "Langsung berangkat, om?"
"Iya, langsung ke bandara nih"
"Hati-hati om, tante"
"Iya, makasih ya nak Sunghoon, tolong jaga Sunoo ya"
"Iya tante"
—————————————————————
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Weeks | Sunsun's story
FanfictionSunoo terpaksa menerima pertunangan dirinya dengan orang kepercayaan papanya, Park Sunghoon, satu setengah tahun yang lalu karna kalau tidak, jajannya akan dipotong 50% oleh mamanya. Tapi karna suatu hal, dirinya dititipkan dan tinggal dengan tunang...