Thirty three - hari keempat belas pt 3

3.8K 402 15
                                    

Tangis itu makin menjadi. Sunghoon kembali memeluk Sunoo. Mengusap pelan punggungnya. Berat. Jujur ini berat bagi keduanya.

Mereka baru aja saling mengenal, baru memulai hubungan tanpa paksaan, baru memahami satu sama lain. Tetapi kenapa harus dipisah kayak gini?

"Aku...aku nggak mau pi...pisah kak."

Tersendat. Sunoo menyuarakan pikirannya. Dia nggak setuju. Jelas. Semua ini terlalu mendadak. Bagai mimpi indah, dan Sunoo terbangun.

Sunoo mendorong tubuh Sunghoon, berdiri dan menghapus kasar air matanya.

"Aku bakalan bi...bilang ke papa. Kak Sung...hoon nggak boleh pergi."

Dan Sunoo berjalan mantap ke pintu kamarnya. Baru aja pintu terbuka sedikit, tubuhnya dipeluk dari belakang.

Tidak ada suara. Hanya pelukan erat serta usapan lembut pada lengan Sunoo. Air mata Sunoo yang tadi sudah berenti, mengalir lagi. Bahkan lebih deras ketika mendengar isakan kecil dari orang di belakangnya.

Enam bulan paling cepat. Satu tahun paling lama.

Bisa saja mereka bakalan ketemu lagi ketika Sunoo tamat SMA.

Membayangkan satu tahun tanpa bertemu satu sama lain.

Sunoo menggelengkan kepalanya.

Jika sebelumnya mereka bisa nggak ketemu selama satu setengah tahun setelah bertunangan, lain halnya sekarang. Keadaannya berbeda. Perasaan mereka pun sudah pasti berbeda.

"Om Kim udah banyak ngebantu kakak. Sekarang saatnya kakak balas kebaikan papa kamu."

Sunghoon memutar tubuh Sunoo. Mereka berhadapan. Sunghoon tersenyum. Menghapus air mata Sunoo lalu mengecup keningnya.

"Boleh ya, kakak bantu papa kamu?"

Sunoo menggigit bibirnya. Menahan tangis.

"Kakak janji, kakak bakalan sering kabarin kamu, kakak bakalan keluarin semua kemampuan kakak untuk selesaiin masalah di sana. Jadi kakak bisa cepat balik."

Sunoo mengangguk.

"Aku pegang janji kakak."

Sunoo yakin, hari-harinya di kelas 12 bakalan jadi hari-hari terberat semasa hidupnya.
------------------------------------------

"Kak Sunghoon."

"Kenapa Sun?"

"Liat deh."

Sunoo menunjukkan punggung tangan sebelah kirinya ke Sunghoon. Sunghoon mengernyit bingung.

"Kenapa sama tangan kamu?"

"Liat bener-bener dulu."

Sunghoon melihat punggung tangan Sunoo. Mulus seperti biasa. Tidak ada lecet. Hanya ada...sebentar. Cincin? Itu bukannya cincin...

"Aku barusan minta ke mama."

"Cincin tunangan?"

Sunoo mengangguk.

"Selesai pesta waktu itu aku ngasihin cincinnya ke mama. Kakak tau sendiri kan waktu itu aku terpaksa. Jadi males pake cincinnya."

Sunghoon menarik pelan tangan kiri Sunoo lalu mengelus cincin yang ada di jari manis Sunoo.

"Kakak seneng kamu mau pake cincinnya.
Cantik banget di tangan kamu."

Sunoo mengangguk sambil tersenyum.

"Maaf ya, aku baru pake cincinnya."

"Nggak papa. Kakak seneng kalau kamu mau pake."

"Tapi...cincin kak Sunghoon mana? Sebelum pergi besok pokoknya kak Sunghoon harus pake ya."

Sunghoon tersenyum memperlihatkan dimpelnya.

"Sini duduk."

Sunghoon menepuk pelan sofa kosong di sampingnya. Saat ini mereka sedang ada di kamar Sunoo. Lebih tepatnya duduk di sofa kamar.

Sunoo pun nurut dan duduk di samping Sunghoon.

"Deketan sini."

Sunghoon menarik pelan pinggang Sunoo.

"Ngapain deket-deket? Kak Sunghoon mau ngegosip ya?"

Sunghoon menyentil pelan ujung hidung Sunoo.

"Tapi tadi nanyain cincin kakak."

Sunoo mengangguk.

"Tinggal bilang aja sih, ngapain harus deket-deket. Bilang aja kak Sunghoon mau deket aku kan?"

Lagi, hidung mancungnya di sentil pelan.

"Sebenarnya, dari awal cincinnya di kasih ke kakak, kakak nggak pernah lepas cincinnya."

Hah?

Mata Sunoo melirik kedua tangan Sunghoon.

"Nggak ada tuh?"

"Siapa bilang kakak pakenya di sana."

Sunghoon memperlihatkan kalung dari balik bajunya.

Dan di sana, cincin itu dijadikan liontin kalung.

"Kak Sunghoon?"

"Kakak tarok cincinnya di sini. Kakak nggak pernah lepas kalungnya."

Sunoo memperhatikan kalung dengan liontin cincin itu. Cincin yang sama persis dengan cincin yang ada di jarinya saat ini.

"Kamu tau nggak alasan kakak nggak pake cincinnya di jari?"

Sunoo menggeleng pelan. Matanya masih memperhatikan kalung itu. Rasa tak percaya menghinggapinya. Nggak percaya kalau Sunghoon dari awal mereka tunangan selalu pakai cincinnya.

"Kakak takut, nanti kalau kakak pake, terus ada yg tanya siapa tunangan kakak. Kakak nggak tau mau jawab apa. Kakak tau kamu belum siap kalau karyawan kantor tau."

Sunoo melipat bibirnya ke dalam. Merasa bersalah. Selama ini ia hanya menganggap pertunangan ini cuma angin lewat yang nanti-nanti bisa dibatalkan. Tetapi Sunghoon bener-bener serius sama pertunangan ini.

"Kak, aku minta maaf."

"Loh ada apa, Sun?"

"Kakak pasti kecewa sama aku. Aku baru pake cincinnya. Terus aku juga selama ini nggak serius sama pertunangan kita."

"Hey, liat kakak."

Sunghoon menghadap sepenuhnya ke Sunoo. Mata Sunoo udah berkaca-kaca, hidungnya juga mulai memerah.

"Kamu tau nggak, kakak selalu percaya kalimat semua akan indah pada waktunya. Kamu, hubungan kita, dan cincin ini. Semuanya terbukti kan sekarang.

Dari yang kamu bahkan nggak mau ketemu kakak karna marah kakak nggak nolak pertunangan kita. Liat aja sekarang, kakak bahkan bisa berdua sama kamu di kamar ini."

Sunoo mempout kan bibirnya. Sunghoon bener-bener baik. Dia bahkan nggak keliatan kecewa sama sekali.

"Kok ada sih orang sebaik dan sesabar kakak? Kan jadinya aku makin sayang."

Sunghoon tertawa lalu memeluk Sunoo. Mengusap pelan rambutnya.

"Ngomong-ngomong soal semua akan indah pada waktunya itu, kakak lupa masukin sesuatu."

"Apa emang?"

"Soal kakak yang ke Singapura. Semua cuma tentang waktu."

Sunghoon mengangguk. Enam bulan atau satu tahun. Sunghoon nggak pernah menganggap hal ini sebagai sesuatu yang buruk. Karna untuk mendapatkan seseorang yang kita cintai emang butuh perjuangan kan?

"Kak Sunghoon, sampai ketemu enam bulan lagi."

End.
----------------------------------------

Hay hay maaf banget aku lama updetnya
Minggu ini bener bener sibuk di rl
Waktu istirahat aku cuma bener-bener dari jam 9 malam

Dan akhirnya cerita ini end👏🏻
Maaf kalau sedihnya enggak nge feel
Mungkin karna akhir-akhir ini aku nggak ada ngerasa apa apa selain cuapek jadinya nggak dapat emosinyaa🤧

Btw kalian udah puas belum sama endingnya? Kalau belum nanti aku bisa tambahin bonchap☺️

Happy 22k readers dan 4k votes🫶🏻

2 Weeks | Sunsun's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang