Can We? 14

128 25 3
                                    

Kini semua menatap Caka, "truth or dare?"

Sejenak Sena terdiam, lalu memilih, "truth!"

"Oke, pertanyaannya... apa lo suka sama Jeo?"

Semua nampak kaget, pertanyaan Caka kali ini cukup brutal.

"Pertanyaan apaan sih Ka? Aneh banget!" dumel Jeo heran.

"Yaudah sih tinggal jawab doang!" sahut Jovan enteng.

Sementara itu Sena terdiam beberapa saat, sebelum kemudian menjawab-

"Ya- ya suka lah! Jago bela diri gitu, makanya gue jadiin bodyguard. Kalau gak suka ya ngapain kan?"

Hening sesaat.

Kemudian Jeo dapat bernapas lega.

Entah mengapa napasnya seperti tersekat untuk menunggu jawaban dari Sena.

"Maksud gue bukan git-"

"Udah yuk lanjut!" seru Jeo memotong ucapan Caka.

Maka Jovan pun kembali memutar botol.

¬¬¬¬

Dion tengah bermain gitar di ruang musik. Baginya ruang musik adalah seperti rumah pertamanya.

Entah itu saat sedang sibuk ataupun tidak, Dion tetap akan berkunjung ke ruangan ini. Meski hanya sekedar bermain gitar maupun bermain piano.

Musik adalah sebagian hidupnya.

Tak selang beberapa lama, teman anggota klub musiknya mengatakan bahwa ia sedang dicari oleh seorang perempuan. Dan perempuan itu saat ini sedang menunggunya di depan.

Entah siapa, Dion pun segera beranjak keluar ruangan.

Sedikit terkejut, ternyata perempuan itu adalah Jeo. Seseorang yang telah ditunggunya akhir-akhir ini.

"Eh Kak, aku ganggu gak?" tanya Jeo.

"Oh enggak kok santai aja. Ada sesuatu yang mau kamu sampaiin?"

Jeo pun mengangguk.

Mereka pun akhirnya memilih untuk duduk di bangku taman untuk mengobrol.

"Jadi?" mulai Dion.

"Iya Kak, jadi aku setuju untuk nerima tawaran Kak Dion buat gabung sama band Kakak," jelas Jeo dengan sedikit sungkan.

Entah ini pilihan baik atau tidak, yang jelas Jeo ingin mengikuti kata hatinya kali ini. Lagi pula semalam Jeo juga sudah meminta izin pada Sena jika akan bergabung dengan klub musik, dan sebagai bos yang baik dan tidak mau egois, Sena pun mengiyakan.

"Ka- kamu serius? Wah aku seneng banget sih!"

Jeo mengangguk yakin, "tapi Kak ngomong-ngomong, emang gak apa-apa kalau aku gabung? Kan aku bukan anggota klub musik."

Dion tersenyum, lalu menjawab. "Sebenarnya band aku itu bukan milik UKM, tapi emang murni dari bentukan aku sendiri yang emang membernya dari anggota klub. Nah, biasanya kita manggung bukan untuk keperluan UKM, tapi ya emang cari popularitas untuk band kita sendiri. Jadi kamu tenang aja, kita bergerak bukan terikat sama anggota klub."

"Ooh gitu," Jeo mengangguk paham.

"Oke jadi gimana, apa besok kita bisa mulai latihan?" tawar Dion.

"Besok? Oke, bisa kok!" Setuju Jeo yang terlihat excited.

Can We? [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang