Sena berlari membawa Jeo kembali masuk ke dalam mobil.
Dilihatnya wajah Sena yang nampak pucat. Laki-laki berkulit putih itu hanya terdiam dengan tatapan kosong.
Meski takut dan bingung, Jeo berusaha untuk bertanya, "Sen, lo gak apa-apa?"
Sena pun tersentak, dipandangnya gadis yang nampak khawatir itu. Sena mencoba tersenyum. "Sorry gue malah ngajak lo naik ke mobil lagi. Lo ada kelas kan? Masuk gih!"
Jeo tak habis pikir, di saat keadaan genting seperti ini bisa-bisanya Sena malah mengkhawatirkannya.
"Gak!" bantah Jeo.
"Loh kok gak? Buruan lo masuk!"
"Gak mau udah dibilangin juga. Kalau lo gak masuk gue juga gak masuk!"
Akhirnya Sena pasrah, hampir saja ia lupa jika Jeo adalah gadis berkepala batu. Sehingga percuma mau sekeras apapun ia membujuk, hal itu tidak akan mempan bagi Jeo.
Maka Sena pun menyalakan kemudi mobilnya, melaju entah kemana.
Sementara Jeo membuka ponsel, mencari sumber dari rumor palsu yang telah tersebar itu.
Kemudian sebuah artikel yang paling dicari muncul, dengan judul, Keluarga Roy Anta terpecah belah, Sena Dwianta Mengusir Kakaknya.
Seketika Jeo menatap Sena.
Maksudnya, bagaimana bisa sebuah artikel berisikan rumor palsu dengan judul sekejam itu?
Ragu-ragu, Jeo berusaha membuka suara, "Sen—"
Belum sempat mengatakan apapun, Sena menyahut, "Sebenarnya... semenjak Dion pergi dari rumah, manajer orang tua gue berusaha mati-matian nutupin itu dari media. Manajer selalu berusaha untuk ngejaga privasi keluarga gue. Jadi sampai detik ini sebenarnya gak ada yang tau pasti gimana hubungan keluarga gue selama ini. Kecuali—"
"Ya ampun Sen, demi apapun bukan gue yang nyebarin permasalahan ini ke media," sahut Jeo yang kelewat peka.
Jeo sadar, bahwa baru saja kemarin Sena memberitahukan mengenai keadaan keluarga Sena pada dirinya. Jeo takut jika Sena sampai berpikiran bahwa kebocoran ini disebabkan olehnya.
Mendengar penjelasan Jeo membuat Sena justru terkikik. "Lagian siapa sih Je yang nyalahin lo? Gue gak bilang ini karena lo ya!"
"Ya tetap aja gue merasa gak enak," gumam Jeo lantas memalingkan wajahnya ke arah jendela.
"Eem anterin gue ke tempat latihan band aja gimana?" ujar Jeo tiba-tiba.
"Lo mau latihan?"
"Ada deh!"
¬¬¬¬
Sesampainya di depan rumah Onsu, Jeo bergegas menyeret Sena untuk ikut turun dari mobil.
"Je, gue bilang gue gak mau ikut!"
"Tapi lo harus ketemu sama Kak Dion, kita harus nyelesaiin masalah ini," Jeo masih tak mau menyerah membujuk Sena.
"Je gue tau lo peduli sama gue, tapi untuk kali ini gue gak mau nurut sama lo."
Perkataan Sena kali ini berhasil membuat Jeo berhenti menarik Sena.
Buru-buru Sena pun kembali menutup pintu mobilnya sementara Jeo masih berdiam diri di samping mobil Sena.
"Nanti lo bisa pulang sendiri kan?" tanya Sena setelah menurunkan kaca mobilnya.
Jeo hanya mengangguk, "Terserah lo deh!" lalu meninggalkan Sena masuk ke dalam rumah Onsu.
Jeo memasang wajah marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [SELESAI✔️]
Fiksi RemajaJeo si gadis tangguh, kuat, dan pemberani. Itu yang kebanyakan orang lihat. Namun sesungguhnya Jeo hanyalah gadis biasa yang rapuh dan penuh akan luka. Sementara itu Sena adalah remaja labil yang haus akan kasih sayang. Wajah tampan yang dimilikinya...